PERANCANGAN MODEL BISNIS SEPATU BATIK Studi pada Duhita Staff
Duhita Mayangsasri, Nurul Indarti, Sivilokonom. Cand. Merc.,Ph.D.
2013 | Tesis | S2 Magister ManajemenPerkembangan dunia fashion di Indonesia dewasa ini, dapat dikatakan cukup pesat. Sebagai penyumbang terbesar ekspor industri kreatif, salah satu produk turunan fashion yang menjadi perhatian pemerintah saat ini adalah sepatu. Bisnis sepatu di Indonesia tergolong cukup kompetitif, terlebih karena adanya rencana sejumlah produsen sepatu dunia yang menjadikan Indonesia sebagai basis produksi. Bisnis sepatu batik dapat menjadi terobosan baru bagi para pelaku bisnis sepatu lokal untuk dapat bersaing dengan produk sepatu asing. Selain belum memiliki banyak pesaing, sepatu batik juga memiliki nilai yang cukup kompetitif karena mengusung nilai budaya bangsa dan diproduksi melalui buatan tangan (handmade). Pada dasarnya konsumen memiliki selera yang berbeda-beda, maka perlu dilakukan perancangan model bisnis sepatu batik yang baru, dalam hal ini adalah Duhita Stuff. Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan analisis terhadap proses bisnis pelaku bisnis sepatu batik yang telah ada sebelumnya yakni D’Arcadia Treasure, sebagai pedoman dalam mengembangan model bisnis alternatif Duhita Stuff. Perancangan model bisnis Duhita Stuff dilakukan melalui FGD terhadap calon pelanggan potensial, sebagai acuan dalam menentukan sembilan komponen model bisnis menurut Osterwalder dan Pigneur (2010). Sembilan komponen model bisnis tersebut, kemudian dirangkum ke dalam model bisnis kanvas. Model bisnis Duhita Stuff menitikberatkan tidak hanya menerapkan sistem made to stock saja, namun juga made to order skala individu. Diterapkannya sistem made to order skala individu, sebagaimana ditunjukkan dari hasil FGD, bahwa pada dasarnya pelanggan memiliki perbedaan selera, baik yang ditinjau dari pemilihan corak batik maupun model sepatu. Tentunya dengan menawarkan sistem made to order skala individu, dapat menjadi salah satu upaya penciptaan nilai tambah bagi Duhita Stuff kepada pelanggannya. Dalam hal ini, pelanggan dapat memilih model sepatu dan corak batik yang sesuai dengan keinginan mereka. Tidak hanya itu, upaya penciptaan nilai tambah juga dilakukan Duhita Stuff dengan berfokus pada penjualan melalui sistem online (website). Melalui website, pelanggan tidak hanya dapat melakukan transaksi pembelian produk, namun juga dapat melakukan kustomisasi sepatu batik sesuai dengan keinginannya.
The development of the fashion world in Indonesia today is quite rapid. As the largest contributor to exports of creative industries, one of the fashion derived products that becomes the concern to the government today is shoes. Shoe business in Indonesia is quite competitive, especially because of the plan of a number of shoe manufacturers that will make Indonesia the world's production base. Batik shoes business can be a breakthrough for the local shoe business to be able to compete with foreign shoes. Instead of not having a lot of competitors, batik shoes also have a competitive value because it brings the nation's cultural values and produced through hand-made. Basically consumers have different tastes, it is necessary to design the new business model for batik shoes, in this case is Duhita Stuff. In conducting this research, the writer conducted the analysis to business processes of the batik shoes businesses existed before, D'Arcadia Treasure, as a guide in developing the alternative business models for Duhita Stuff. Designing Duhita Stuff’s business models was conducted through FGD to potential customers, as a reference in determining the nine components of business model by Osterwalder and Pigneur (2010). The nine components of business model were then summarized into a canvas business model. Duhita Stuff’S business model focuses not only on the system implementation of made to stock, but also made to order in individual scale. The implementation of the system of made to order in individual scale was indicated from the results of FGD, that basically customers have different tastes, both in terms of the selection of batik patterns and the models of shoes. Of course, by offering the system of made to order in individual scale, it can be one of the efforts to create added value for Duhita Stuff to its customers. In this case, the customer can choose the model of shoes and batik patterns corresponding to their wishes. In addition, the efforts of value-added creation are also made by Duhita Stuff by focusing on selling through online system (website). Through the website, customers can purchase the product and can also customize the batik shoes as their wish.
Kata Kunci : Perkembangan bisnis sepatu Indonesia, pengembangan model bisnis, nine building blocks, model bisnis kanvas, sepatu batik, made to order skala individu