Laporkan Masalah

PERBANDINGAN REAKSI TRANSFUSI DARAH PADA PASIEN OPERASI EMERGENSI DENGAN ELEKTIF

HIDAYATI SAMSIARAH, dr. Ishandono Dachlan, M.Sc., SpB, Sp BP.

2013 | Tesis | S2 Ked.Klinik/MS-PPDS

Latar Belakang: Transfusi darah pada hakekatnya adalah pemberian darah atau komponen darah dari satu individu (donor) ke individu lainnya (resipien), dimana dapat menjadi penyelamat nyawa, tapi dapat pula berbahaya dengan berbagai komplikasi yang dapat terjadi sehingga transfusi darah hendaklah dilakukan dengan indikasi yang jelas dan tepat sehingga diperoleh manfaat yang jauh lebih besar daripada risiko yang mungkin terjadi. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui perbedaan reaksi transfusi darah yang timbul pada pasien yang di operasi emergensi dengan operasi elektif. Metode Penelitian: Rancangan penelitian menggunakan cross sectional dengan analisis data menggnnakan uji independent t-test, uji chi-square dan regresi logistik, dengan tingkat kepercayaan 95% dan kema1maanp < 0,05. Penelitian menggunakan data rekam medik bulan Januari - Desember 2009 dan data hasil observasi masing-masing subyek penelitian bulan Januari 2009 - Mei 2010. Basil penelitian: Dari 268 sampel terdapat perbedaan sangat bermakna pada reaksi transfusi padajenis operasi maupunjenis darah yang diberikan (p < 0,01). HasH reaksi transfusi lebih sering terjadi pada jenis operasi emergensi (54.9%) dibandingkan operasi elektif (30.5%). Pada jenis darah yang diberikan reaksi transfusi lebih banyak pada WB (84,9%) dibandingkan PRC (25,1%) maupun FFP (25%). Jenis operasi dan jenis darah berperan sebagai faktor risiko. namun jenis darah lebih mempengaruhi terjadinya reaksi transfuse (p < 0,01). Pemberian jumlah darah yang ditransfusikan pada pasien yang di operasi emergensi dan elektif sesuai dengan rumus koreksi Hb. walaupun ada selisih antara jumlah darah yang diberikan dengan rumus koreksi Hb, namun secara statistik tidak ada perbedaan bermakna (p > 0,05. P = 0863). Kesimpulan: Reaksi transfusi yang timbul pada operasi emergensi lebih sering terjadi pada operasi elektif. Whole Blood (WB) lebih banyak menimbulkan reaksi transfusi daripada Packed red cell (PRC). Jumlah darah yang ditransfusikan sesuai dengan rumus koreksi Hb.

Background : blood transfusion basically is transferred blood component from donor to resipient, which can maintenance homeostatic condition but it can also be potentially harm with several complications. Blood transfusion must be performed based on exact indication. Objective: to compare the transfusion reaction among patients that transfused during emergency with elective surgery. Methods : data were collected by cross sectional method and analyzed by independent T-test, chi-square and logistic regression with 95% CI and p<0,05. The study used medical record from January to Desember 2009 and observed data from January-Mei 2009. Result : it showed significancy of transfusion reaction either type of operation or transferred blood component (P<0,01). Transfusion reactions are more frequent in emergency surgery (54,9%) compared with elective surgery (30,5%). Based on type of blood component the transfusion reaction is more frequent in WB (84,9%) compared with PRC (25,1%) and FFP (25%). Type of operation and blood component involve in risk factor, the main factor of both is type of blood component (P<0,01). Blood component that transferred during surgery is based on hemoglobin correction formula, although there are differences between transfused blood and corrected formula result but no significance different (p>O,05, p=O,863). Conclusion: Transfusion reaction is more frequent in emergency surgery than elective surgery, whole blood (WB) also more frequent than Packed Red Cell (PRC). The transferred blood is based on hemoglobin correction formula.

Kata Kunci : transfusi darah, jenis operasi. reaksi transfusi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.