Laporkan Masalah

KELIMPAHAN JAMUR DAN BAKTERI PADA MUSIM KEMARAU DI BAWAH TEGAKAN GAMAL (Gliricidia sepium) UMUR 26 DAN 42 TAHUN DI HUTAN PENDIDIKAN WANAGAMA I YOGYAKARTA

DEWI PUSPITASARI, Ir. Handojo Hadi Nurjanto, M.Agr.Sc.

2013 | Skripsi | BUDIDAYA HUTAN

Vegetasi sangat berperan dalam proses pembentukan tanah yaitu sebagai sumber bahan organik. Seresah setelah mengalami proses dekomposisi akan menjadi bahan organik tanah. Gamal (Gliricidia sepium) yang ditanam untuk rehabilitasi lahan kritis telah mendominasi vegetasi di petak 5 dan 6 Hutan Pendidikan Wanagama I. Petak 5 dan 6 memiliki umur tegakan yang berbeda, sehingga kemungkinan ada perbedaan penambahan bahan organik tanah dan mikroorganisme pendekomposisi seresah, dalam hal ini jamur dan bakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kelimpahan bakteri dan jamur pada seresah dan tanah di bawah tegakan gamal umur 26 dan 42 tahun pada musim kemarau di Hutan Pendidikan Wanagama I dan pengaruh kelerengan dan kedalaman tanah. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei pada tegakan gamal umur 42 tahun (petak 5) dan umur 26 tahun (petak 6) pada musim kemarau. Masingmasing petak terdapat 3 pelakuan kelerengan (atas, tengah dan bawah) yang di dalamnya terdapat 2 titik pengambilan sampel seresah dan tanah. Setiap perlakuan terdapat 3 ulangan dalam setiap petaknya. Pengambilan sampel tanah dilakukan di kedalaman 0-10, 10-20 dan 20-30 cm. Kelimpahan bakteri dan jamur dihitung menggunakan metode Plate Count. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Kelimpahan bakteri dan jamur pada seresah di bawah tegakan gamal umur 26 dan 42 tahun bervariasi menurut kelerengan. Kelimpahan bakteri total pada seresah di bawah tegakan umur 26 tahun dari tertinggi terdapat pada lereng tengah, atas dan bawah; sedangkan tegakan umur 42 tahun dari tertinggi pada lereng atas, tengah, dan bawah. Kelimpahan jamur total pada seresah di bawah tegakan umur 26 tahun dari tertinggi terdapat pada lereng bawah, tengah dan atas; sedangkan pada umur tegakan 42 tahun dari tertinggi pada lereng atas, bawah dan tengah. Kelimpahan bakteri total pada tanah tertinggi umur tegakan 26 dan 42 tahun terdapat pada lereng atas di kedalaman 10-20 cm. Kelimpahan jamur total pada tanah di umur tegakan 26 tahun tertinggi terdapat pada lereng atas di kedalaman 20-30 cm, sedangkan pada umur tegakan 42 tahun kelimpahan tertinggi pada lereng bawah di kedalaman 10-20 cm. Secara umum kelerengan dan kedalaman tanah berpengaruh terhadap kelimpahan bakteri dan jamur. Kelimpahan bakteri dan jamur pada tanah di tiap kelerengan dan kedalaman tanah dominan dipengaruhi oleh ketersediaan bahan organik tanah dan didukung oleh faktor lingkungan lain seperti suhu udara, kelembaban udara, kadar lengas tanah dan intensitas cahaya.

Vegetation plays important roles in the soil formation, as the source of organic matter. Litter after decomposition process will become soil organic matter. Gamal (Gliricidia sepium) which was planted for degraded land rehabilitation has dominated vegetation in compartment 5 and 6 of Wanagama I Education Forest. Compartment 5 and 6 have different age of stands, so there is a possibility differences in the addition of soil organic matter and soil microorganisms, namely fungi and bacteria. The purposes of this study were to evaluate the abundance of bacteria and fungi on litter and soil under gamal stands aged 26 and 42 years during the dry season in the Wanagama I Education Forest and the effect of slopes and soil depth. The research was conducted by a survey method in 42 (compartment 5) and 26 (compartment 6) years old gamal stands in dry season. In each compartment, 3 plots were establihed to represent 3 different slope positions (upper, middle and lower) and the each slope position was replicated 3 times. In each plot there were 2 sampling point of litter and soil. The soil samples were taken from 3 soil depths (0-10, 10-20 and 20-30 cm). Abundance of bacteria and fungi were counted using Plate Count method. Data were analyzed using quantitative descriptive statistics. Abundance of bacteria and fungi in the litter under gamal stands at age 26 and 42 years varied according to slope position. Abundance of total bacteria in the litter under stand at age 26 years the middle slope showed the highest number of bacteria compared with other slope (top and bottom); while at age 42 years the highest of total bacteria abundance was shown on the slopes of the upper followed with the middle and the bottom. Abundance of total fungi on litter under gamal stand at age 26 years the lower slope showed the highest number of fungi compared with other slope (middle and upper); while at stand of 42 years, number of fungi was shown at the top slope then the bottom and the middle one respectively. Abundance of total bacteria on the highest ground stands at age 26 and 42 years are on the upper slopes at depths of 10-20 cm. Abundance of total fungi in the soil at under gamal stand at age 26 years the highest on the upper slopes at depths of 20-30 cm, whereas at age 42 years on the slope below the highest abundance at a depth of 10-20 cm. In general, slope and soil depth affect the abundance of bacteria and fungi. Abundance of bacteria and fungi in the soil according to slope and soil depth were dominantly influenced by the availability of soil organic matter and supported by other environmental factors such as air temperature, air humidity, soil moisture levels and light intensity.

Kata Kunci : kelimpahan, bakteri, jamur, perbedaan umur, kelerengan, kedalaman tanah


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.