PENGEMBANGAN NUKLIR KOREA UTARA DI TENGAH PERMASALAHAN DOMESTIK DAN TEKANAN INTERNASIONAL
Diansari Solihah Amini, Drs. Dafri Agussalim, MA
2013 | Tesis | S2 Ilmu Politik/Hubungan InternasionalPenelitian ini bertujuan untuk menganalisa alasan – alasan yang menjadi faktor pendorong bagi Korea Utara untuk tetap mengembangkan nuklir di tengah permasalahan domestik dan tekanan internasional yang melanda negara tersebut. Korea Utara mengembangkan nuklir pada awal tahun 1960-an dengan bantuan Uni Soviet. Pada tahun 1980-an, Korea Utara mulai mengembangkan nuklirnya sendiri. Pasca Perang Dingin, Korea Utara mengalami kondisi ekonomi yang memburuk diakibatkan oleh kekalahan Uni Soviet yang berdampak pada penghentian bantuan energi yang berasal dari Uni Soviet dan Cina. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya berbagai permasalahan domestik antara lain ketidakmampuan negara untuk menjalankan industri yang mengakibatkan kemiskinan dan kelaparan. Situasi ini diperparah dengan adanya serangkaian bencana alam yang melanda Korea Utara. Namun hal itu tidak mengurangi ambisinya untuk tetap mengembangkan nuklir. Hingga pada tahun 2006 dan 2009 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi bagi Korea Utara menyusul ujicoba nuklir yang dilakukan oleh negara tersebut. Resolusi ini berisi pelarangan pengembangan nuklir, pelarangan pengiriman bahan – bahan nuklir baik dari Korea Utara maupun menuju Korea Utara, disertai juga dengan sanksi embargo senjata dan ekonomi. Resolusi tersebut tidak mampu menggentarkan Korea Utara dalam hal kepemilikan nuklir karena hingga saat ini Korea Utara tidak menunjukkan keseriusan dalam menghentikan program nuklirnya. Dengan menggunakan teori Three Models of Search A Bomb dan konsep strategi nuklir, maka penelitian ini berpendapat bahwa alasan Korea Utara mengembangkan nuklir yaitu sebagai kekuatan penangkal/ deterrence, stabilitas rezim, dan implementasi ideologi Juche dan Shongun Chongchi (military-first) yang dianut. Selain itu, program pengembangan nuklir juga merupakan sebuah strategi sebagai alat bargaining dalam tahapan diplomasi bagi pencapaian kepentingan Korea Utara.
This research aims to analyze the reasons that motivates North Korea to continue to develop nuclear amid domestic and international pressure issues affected the country. North Korea developed nuclear in the early 1960s with the assistance of the Soviet Union. In the 1980s, North Korea began developing its own nuclear. In the post Cold War, North Korea has suffered worsening economic conditions caused by the defeat of the Soviet Union that have an impact on the cessation of energy aid from the Soviet Union and China. This resulted in a variety of domestic issues such as the inability of the state to run the industry resulting in poverty and hunger. This situation was exacerbated by a series of natural disasters that hit North Korea. But that did not lessen his ambition to continue to develop nuclear weapons. Until the year 2006 and 2009 the UN Security Council passed Resolution to North Korea following the nuclear test conducted by the state. This resolution contains the prohibition of nuclear development, the prohibition of delivery of materials - both nuclear materials from North Korea and towards North Korea, coupled with economic sanctions and an arms embargo. The resolution was not able to deter North Korea in possession of nuclear because until now North Korea does not show seriousness its nuclear program. By using the theory of Three Models of Search A Bomb and the concept of nuclear strategy, this research found that the reason North Korea was developing nuclear power as an antidote / deterrence, regime stability, and the implementation of the Juche ideology and Shongun Chongchi (military-first) were adopted. In addition, nuclear development program is also part of a strategy as a bargaining tool in the diplomatic phase for achieving the interests of North Korea.
Kata Kunci : pengembangan nuklir, diplomasi, stabilitas rezim, deterrence, implementasi ideologi.