ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN (SiLPA) TAHUN 2010 DITINJAU DARI ASPEK MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH (Studi Pada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur)
THOMAS TUBA BALI, Prof. Dr. Abdul Halim, M.BA, Akt,
2013 | Tesis | S2 Ilmu Akuntansi/Akuntansi TerapanDewasa ini fenomena SiLPA sering menjadi isu hangat dibicarakan pada setiap akhir tahun anggaran, hampir di seluruh pemerintahan daerah di Indonesia, tanpa diketahui secara pasti faktorfaktor penyebabnya. Hal ini berdampak pada kekeliruan dalam penilaian terhadap kinerja pengelolaan keuangan Daerah. Masih banyaknya pihak yang belum memahami betul apa itu SiLPA, sehingga dalam melakukan penilaian, sering terobsesi hanya pada masalah efisiensi/inefisiensi saja dan hanya tervokus pada besar/kecilnya total angka SiLPA yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya SiLPA, sebagai masukan untuk meluruskan persepsi yang salah akan makna SiLPA sebenarnya serta membuka wawasan yang luas untuk mengenal lebih jauh tentang SiLPA. Selain itu, hasil penelitian ini sebagai masukan untuk perbaikan kinerja keuangan Pemerintah Daerah ke depan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dalam bentuk kuesioner sebagai data pokok serta data pendukung berupa hasil wawancara dan dokumen-dokumen resmi yang dikeluarkan oleh Pemda NTT. Populasi penelitian ini adalah aparatur pengelola keuangan daerah pada 24 SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi NTT yang mengelola Pendapatan dan belanja. Teknik analisa data yang digunakan adalah Exploratory Factor Analysis (EFA). Hasil penelitian ini diketahui bahwa dari aspek manajemen keuangan daerah terdapat 7 (tujuh) faktor penyebab terjadinya SiLPA dengan total variance yang dapat dijelaskan mencapai 66,98% dari 62 (enam puluh dua) indikator yang digunakan. Ketujuh faktor tersebut antara lain: (1) Faktor Manajemen Belanja Daerah dengan total variance sebesar 19,68%. (2) Faktor Manajemen Aset Daerah, dengan total variance sebesar 13,60%. (3) Faktor Manajemen Pendapatan Daerah, dengan total variance sebesar 10%. (4) Faktor Reformasi Manajemen Keuangan Daerah, dengan total variansi 8,03%. (5) Faktor Manajemen Kemitraan Pemerintah Daerah, dengan total variance sebesar 6,85%. (6) Faktor Manajemen Kas dan Anggaran Kas, dengan total variance sebesar 4,27%. (2) Faktor Manajemen Utang dan Investasi Daerah, dengan total variansi sebesar 3,54%.
Nowadays, the SiLPA phenomenon is frequently became a hot problem discussed at each end of fiscal year, almost at all regional governments in Indonesia, without known for certain the cause factors. This has impacts on the fallacy in assessments to the regional financial management performance. There is still many parties who do not understand exactly what is the SiLPA, so that in conducting assessments, often obsessed only in the efficiency/inefficiency problem, and focused only in the large/small total number of SiLPA produced. Talking about SiLPA, it is actually a complex problem necessary to be studied in depth firstly in various aspects that can be known for certain what is the cause factor, so it is not mistaken in giving any statement or judgment. This research aims to find out the cause factors the SiLPA occurred, as input to correct the wrong perception on the true SiLPA meaning and disclose the broad insight to know more about SiLPA. In addition, the results of research as input to improve the regional government financial performance in future. Data used in this research is primary data in the questionnaires form as the main data as well as the supporting data in the form of interviews result and official documents released by the Regional Government of NTT. Population of this research is the local financial management apparatures at 24 SKPD in scope of the NTT provincial government that manages the income and expenditure. analysis technique used is Exploratory Factor Analysis (EFA). The results of research known that from the local financial management aspects there are 7 (seven) the cause factors of SiLPA with total variance could be explained reached 66.98% of 62 (sixty-two) indicators used. The seven factors include: (1) Regional Expenditure Management Factor with total variance of 19.68%. (2) Regional Asset Management Factors, with total variance of 13.60%. (3) Regional Revenue Management Factors, with total variance of 10%. (4) Financial Management Reform Factor, with total variance of 8.03%. (5) Partnership Management Factor of Regional Government, with total variance of 6.85%. (6) Cash Management and Budget Factors, with total variance of 4.27%. (2) Loan Management Factors and Regional Investment, with total variance of 3.54%.
Kata Kunci : SiLPA; Faktor-Faktor Penyebab SiLPA; Manajemen Keuangan Daerah; Exploratory Analysis Factor.