Laporkan Masalah

ADOPSI TEKNOLOGI PUPUK ORGANIK PETANI DI PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PEDESAAN SWADAYA (P4S) BULUBALLEA KABUPATEN GOWA

Kaddas, Dr. Agr. Sri Peni Wastutiningsih

2013 | Tesis | S2 Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui adopsi penggunaan alat di dalam pembuatan pupuk organik para petani anggota di P4S Buluballea, Kabupaten Gowa. 2) Mengetahui adopsi penggunaan bahan di dalam pembuatan pupuk organik para petani anggota di P4S Buluballea, Kabupaten Gowa. 3) Mengetahui adopsi cara pembuatan pupuk organik para petani anggota di P4S Buluballea, Kabupaten Gowa. 4) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi teknologi pupuk organik para petani anggota di P4S Buluballea, Kabupaten Gowa. Metode dasar yang digunakan dalam riset ini adalah metode deskriptif analitis dan eksplanatif. Penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja yaitu di P4S Buluballea di Kabupaten Gowa. Sampel yang diambil sebanyak sebanyak 33 orang petani yang berasal dari kelompok tani Veteran (10 orang), Taccalla (sembilan orang), Maddakko (tujuh orang), Wanita Tani Beringin (lima orang), Turikale (satu orang) dan Mawar Merah (satu orang). Teknik pengumpulan data menggunakan data primer dan sekunder. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif dan persentase. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan: 1) Adopsi teknologi pembuatan pupuk organik pada petani anggota P4S Buluballea masih dapat digolongkan pada keadaan baik. Hal ini tercemirn pada keadaan penerimaan petani anggota P4S dalam menerapkan pengetahuan yang didapatkan dari petugas P4S, baik dari segi penggunaan alat, bahan, maupun praktek pembuatan pupuk organik. 2) Walaupun petani anggota P4S telah mengetahui, dan mampu mempraktekannya dengan baik dalam memproduksi pupuk organik, akan tetapi untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik bagi pertanian atau perkebunan di Kelurahan Pattapang sebagai wilayah dampingan P4S belum terpenuhi, dan bahkan petani masih menggantungkan diri pada pupuk kimia, sekalipun membelinya dengan harga yang mahal. 3) Ketidakmampuan petani anggota P4S untuk memproduksi pupuk organik dalam jumlah yang besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan pupuk bagi pertanian mereka, karena terbatasnya bahan baku untuk membuat pupuk organik, kemudian masyarakat lebih menyukai cara instan dalam memperoleh pupuk sekalipun dengan harga yang mahal. 4) Terbatasnya bahan baku pembuatan pupuk organik pada petani anggota P4S karena mayoritas petani di Kelurahan Pattapang adalah petani sayur, berbeda dengan petani padi sawah yang memiliki jerami yang banyak sehingga mudah untuk mendapatkan bahan baku dalam pembuatan pupuk organik.

This study aimed to: 1) Determine adoption in the use of organic fertilizer the farmer members in P4S Buluballea, Gowa Regency. 2) Knowing the adoption of the use of materials in the manufacture of organic fertilizer the farmer members in P4S Buluballea, Gowa Regency. 3) Knowing how the adoption of organic fertilizer the farmer members in P4S Buluballea, Gowa Regency. 4) Knowing the factors that influence the adoption of organic fertilizer the farmer members in P4S Buluballea, Gowa Regency. The basic method used in this research is descriptive analytical method and explanative. Determining the location of the study determined that at P4S Buluballea in Gowa. Samples were taken as many as 33 people from the peasant farmer groups Veteran (10 people), Taccalla (nine people), Maddakko (seven people), Women Farmers Banyan (five people), Turikale (one person) and Rose Red (one person). The data collection are using primary and secondary data. The analysis technique used is descriptive and percentages. The results of this study can be summarized: 1) Adoption of organic fertilizer production technologies to farmers P4S Buluballea’s members can still be classified in good condition. This knowed on the state receiving member P4S farmers in applying the knowledge gained from P4S officers, both in terms of the use of tools, materials, and practices of organic fertilizer. 2) Although the members of P4S farmers already know, and be able to practice well in producing organic fertilizer, but to meet the needs of organic fertilizer for agriculture or plantations in Pattapang village as assisted areas P4S not met, and even farmers still rely on chemical fertilizers, even buy it at a expensive price. 3) Inability member P4S farmers to produce organic fertilizer in quantities large enough to meet the demand for fertilizer for their farms, because of the shortage of raw materials for making organic fertilizer, then society prefers instant way to obtain fertilizer even at a great price. 4) Lack of raw material for organic fertilizer to farmers P4S members because the majority of farmers in the village are Pattapang vegetable growers, in contrast to rice farmers who have a lot of hay so it's easy to get raw materials in the manufacture of organic fertilizer.

Kata Kunci : P4S Buluballea, adopsi teknologi pertanian, pupuk organik


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.