PENGARUH KONFIGURASI WINDOW TO WALL RATIO , SOLAR HEAT GAIN COEFFICIENT DAN ORIENTASI BANGUNAN TERHADAP KINERJA TERMAL SELUBUNG BANGUNAN Simulasi Bangunan Hipotetik Perkantoran Berlantai Banyak Berdasarkan Data Iklim Jakarta
Mohammad Ibnu Saud, Ir. Jatmika Adi Suryabrata., M.Sc., Ph.D.
2013 | Tesis | S2 Teknik ArsitekturPermasalahan penelitian adalah bagaimana pengaruh konfigurasi WWR, SHGC, dan orientasi bangunan terhadap pengurangan konsumsi energi melalui kriteria OTTV. Simulasi dilakukan terhadap objek bangunan hipotetik berlantai banyak dan berpengkondisian udara, berfungsi sebagai perkantoran, dengan ukuran denah 40m x 40m, luas lantai tipikal 1600 m2. Variabel WWR ditetapkan pada rentang 0% - 70%, SHGC pada rentang 0,2 – 0,9 dan orientasi bangunan pada arah 0o dan 45o. Simulasi menggunakan perangkat lunak EnergyPlus v7.0, Plugins Open Studio v0.7 serta LBNL Window 6.3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan OTTV melalui modifikasi WWR lebih signifikan dibandingkan melalui SHGC. Modifikasi nilai OTTV melalui kaca double glazing tidak signifikan selisihnya dibandingkan dengan kaca single glazing pada nilai SHGC setara. Nilai OTTV parsial bidang dinding bervariasi pada 8 arah mata angin berbeda. OTTV parsial tertinggi dicapai pada dinding Barat sedangkan terendah pada dinding Selatan. Pengurangan persentase WWR sampai 0% pada bidang dinding Barat dan Timur mampu menurunkan nilai OTTV total secara signifikan hingga setengahnya. Variasi WWR melalui rasio denah yang berbeda berpengaruh terhadap perolehan nilai OTTV. Nilai OTTV terendah pada rasio 1:3 dan tertinggi pada rasio 3:1. Persentase WWR yang memenuhi batas maksimum OTTV 45 W/m2 pada tiap SHGC dan orientasi bidang dinding disimpulkan dalam grafik.
Research problem is the effects of the configuration of WWR, SHGC, and orientation of the building to the reduction of energy consumption through OTTV criteria. Simulations performed on the hypothetical conditioned multi storey building serves as an office, with a size of 40m x 40m plan, typical floor area of 1600 m2. WWR variables defined in the range of 0% - 70%, SHGC in the range of 0,2 to 0,9 and the orientation of the building in the direction of 0o and 45o. The softwares used in this study are EnergyPlus v7.0, Open Studio v0.7 Plugins and LBNL Window 6.3. The results show that the reduction of OTTV through WWR modification is more significant compared to SHGC. Modify the value OTTV through double glazing has insignificant difference compared to single glazing with equal SHGC. The partial OTTV value varies in 8 different directions. The West wall is the highest while the South wall is the lowest. The reduction of WWR to 0% on the West and East wall reduce significantly the total OTTV to half. The variation of WWR on different building plan ratio affects OTTV. The lowest is at ratio 1:3 and the highest OTTV is at ratio 3:1. WWR percentage that meets the maximum limit OTTV 45 W/m2 at each SHGC and orientation of the wall are summarized in the graph.
Kata Kunci : konservasi energi selubung bangunan, OTTV, Window to Wall Ratio, Solar Heat Gain Coefficient, orientasi bangunan