Laporkan Masalah

HUBUNGAN KETERLAMBATAN RUJUKAN BIDAN PADA KASUS PERDARAHAN POSTPARTUM TERHADAP KEJADIAN NEAR-MISS MORBIDITY DI WILAYAH KERJA RSUP SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

Kharmaedisyah Putra, Prof. Dr. H. Moh. Hakimi, PhD, Sp.OG (K)

2013 | Tesis | S2 Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan

Latar belakang: Angka kematian ibu yang tinggi salah satunya disebabkan oleh karena keterlambatan dalam merujuk pasien ke rumah sakit pada kasus perdarahan postpartum. Objektif: Untuk mengetahui hubungan antara keterlambatan rujukan bidan pada kasus perdarahan postpartum terhadap kejadian near-miss morbidity di wilayah kerja RSUP Soeradji Tirtonegoro Klaten dari Januari 2009 sampai dengan Desember 2010. Cara penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan cohort retrospective . Populasi penelitian adalah seluruh kejadian perdarahan postpartum yang dirujuk bidan sejak Januari 2009 sampai dengan Desember 2010 ke RSUP Soeradji Tirtonegoro Klaten berjumlah 191 pasien. Subjek penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, terdiri dari kelompok ibu dengan kasus perdarahan postpartum yang dirujuk. Yang termasuk kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah seluruh kasus perdarahan postpartum yang dirujuk oleh bidan ke RSUP Soeradji Tirtonegoro Klaten. Hasil: Status bidan dan tempat kerja bidan mempunyai hubungan yang signifikan dengan keterlambatan rujukan ( p: 0,003 dan p: 0,001 ; p<0,05). Keterlambatan rujukan, lama kerja bidan dan pendidikan bidan berpengaruh signifikan terhadap terjadinya near-miss (RR = 1.328 dan 95%CI 1.027-1.717; RR=1.288 dan 95%CI. 047-1.585 ; RR =1.434 dan 95%CI 1.155-1.782). Berdasarkan analisis klinis juga dijumpai bahwa faktor-faktor seperti keterlambatan rujukan, status bidan, lama kerja bidan dan pendidikan bidan merupakan faktor risiko terjadinya near-miss (OR > 1).

Background: One of the reason of the cause of high maternal mortality rate is delayed of referring patients to hospital in postpartum hemmorhage cases. Objective: to determined the relationship between delayed referral by midwife in postpartum hemmorhage cases and near-miss morbidity at Soeradji Tirtonegoro Klaten hospital from January 2009 until December 2010. Methods: A cohort retrospective study was conducted in 191 women with postpartum hemmorhage. The population of this study are all of the postpartum hemorrhage cases referred by midwife to Soeradji Tirtonegoro Klaten hospital. Subjects in this study are those who met inclusion and exclusion criteria, consisting of a group of mothers with postpartum hemorrhage cases that were referred by midwife. Criteria for inclusion in this study were all cases of postpartum hemorrhage that was referred to Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten hospital. Result: There were significant relationship between status of midwife and midwife’s workplace with delayed of referring patient to hospital (p: 0,003 and p: 0,001; p< 0.05). The length of working period of midwife and the education of midwife have significantly influenced the occurrence of near miss (RR = 1.328 and 95%CI 1.027-1.717; RR=1.288 and 95%CI 1.047-1.585 ; RR =1.434 and 95%CI 1.155-1.782). We found that delayed of referring patients to hospital, status of midwife, the length working period of midwife and the education of midwife are the risk factors of near-miss morbidity in postpartum hemorrhage cases (OR > 1).

Kata Kunci : rujukan bidan, perdarahan postpartum, near- miss morbidity


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.