KONSEP KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN FATU BIAN MA HAU BIAN: UPAYA UNTUK MEMPERTAHANKAN IDENTITAS KEAGAMAAN LOKAL ATOIN PAH METO SUKU BOTI
ELISABETH HELEN SUMARSONO, Bapak Dr. Pradjarta Dirdjosanjoto
2012 | Tesis | S2 Agama dan Lintas BudayaSalah satu konsep yang cukup penting hampir dalam semua agama adalah konsep “kehidupan setelah kematianâ€, dan oleh karena kehidupan setelah kematian masihlah sebuah misteri, kita dapat menemukan konsep yang berbeda antara satu agama dengan yang lainnya. Konsep ini memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membentuk perilaku hidup dari pengikut sebuah agama dan konsep ini memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan identitas seseorang atau kelompok. Bagaimanakah dengan konsep mengenai kematian dan kehidupan setelah kematian dalam agama lokal seperti yang dianut oleh masyarakat suku Boti dipedalaman Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur? Suku Boti ini dikenal sebagai sebuah suku yang terus setia memegah teguh kepercayaan nenek moyang mereka yang menjadi identitas mereka. Di tengah tekanan pemerintah yang tidak mengakui keberadaan agama lokal di Indonesia, dalam gencarnya penyebaran misi oleh agama-agama dunia serta perkembangan modernitas yang semakin luar biasa, suku ini terus bertahan dan menjaga identitas mereka. Bagiamana keterkaitan antara konsep kehidupan setelah kematian dengan identitas mereka? Apa yang dilakukan oleh mereka untuk tetap bertahan menghadapi kekuatan-kekuatan di luar mereka? Dengan menggunakan metode penelitian lapangan, melalui pengamatan terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat ini dan wawancara yang mendalam dengan narasumber-narasumber, maka ditemukan sebuah konsep unik Fatu Bian ma Hau Bian atau sebuah dunia di balik batu dan kayu yang merupakan konsep kehidupan setelah kematian bagi masyarakat suku Boti penganut agama lokal. Lekat dengan istilah Halaika atau yang tidak beragama, suku ini terus menerus bergelut dalam memaknai identitas mereka sebagai sebuah pemberian Uis Neno yang mengikat perjnjian dengan nenek moyang mereka pada Fatu Hau Kanafnya. dan dengan diam serta tenang kemudian menggunakannya sebagai kekuatan mereka dalam mempertahankan diri dan menghadapi kekuatan-kekuatan diluar mereka. Walaupun tanpa pengakuan yang sah mereka membuktikan kualitas keberagamaan mereka yang setara dengan agama-agama lain.
One of the important concepts in almost all religions is the concept of \"life after death\", and therefore the life after death is still a mystery, we can find a different concept from one religion to another. This concept has considerable influence in shaping the behavior of the followers of a religion and the concept has a very close relationship with the identity of a person or group. How does the concept of death and life after death in the indigenous religion as conceived by the tribe of Boti peoples on hinterland of South Central Timor regency, East Nusa Tenggara Province? Boti tribe is known as who still maintain the beliefs of their ancestors as their identity. Amid pressure from the government that does not recognize the existence of a local religion in Indonesia, the incessant spread of the mission by the world's religions, and the development of modernity more remarkable, this tribe continues to survive and maintain their identity. How did the relationship between the concept of life after death with their identity? What is done by them in order to withstand the forces outside them? By using the methods of field research, through the observation of the everyday life of society and in-depth interviews with sources-sources, then discovered a unique concept Fatu Bian ma Hau Bian or a world beyond the stone and wood which is a concept of life after death for the local religion community Boti tribe. Attached to the term Halaika or without religion, this community is continuously struggling to make sense of their identity as a gift of Uis Neno who binding covenant with their ancestors on Fatu Hau Kanaf. In a silent and quiet then use it as their strength in defending themselves and against forces beyond them. Although no official recognition, they prove their religious qualities equal to other religions.
Kata Kunci : Fatu Bian ma Hau Bian, Halaika, Identitas, Agama lokal, Suku Boti.