Laporkan Masalah

PERKEMBANGAN MORFOLOGI KAWASAN PERCABANGAN SUNGAI, TEPIAN SUNGAI KAPUAS, KOTA PONTIANAK Kasus: Kawasan Tanjungpura, Kampung Beting Dan Kawasan Siantan

CAESAR DESTRIA, Prof. Ir. Bambang Hari Wibisono, MUP., M.Sc., Ph.D.

2012 | Tesis | S2 Desain Kawasan Binaan

Kota-kota air(waterfront city) berakar dari faktor-faktor geografis dan historis arsitektur kepulauan di mana basis pengembangan kotanya berorientasi pada tatanan spasial dan jalur-jalur perairan. Sungai merupakan urat nadi kehidupan masyarakat yang telah turun temurun berkembang di Kalimantan. Pada dasarnya kota-kota di Kalimantan tumbuh dan berkembang dari cikal bakal pemukiman tepian sungai. Kota-kota di Kalimantan tersebut kini sedang berkembang cenderung sangat cepat, sebaliknya dalam perkembangannya, kawasan perkotaan di Kalimantan tersebut kurang memperhatikan potensi sungai yang dimilikinya, sehingga cenderung berkembang menjadi kota-kota daratan. Secara geografis letak kota Pontianak berada pada lokasi strategis berupa percabangan dan atau pertemuan dua anak sungai yang menghubungkan dengan daerah pedalaman di Kalimantan (skala regional) maupun didalam wilayah kota (skala lokal). Penelitian ini menjabarkan tentang Morfologi Kawasan Percabangan sungai yang merupakan kawasan inti di Kota Pontianak.Kawasan ini dijadikan sebagai salah satu representasi kawasan air yang dinilai memiliki keunikan kotanya dan menjadi nilai lebih dari kota-kota air di Indonesia, Khususnya di Kalimantan Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sinkronik dan diakronik untuk menjelaskan urutan periodisasi perkembangan kawasan dan melihat konsep perkembangan jaringan dan struktur perkotaan secara utuh. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kota pontianak terbentuk secara fragmented akibat dari aspek geografis yang sangat berpengaruh terhadap tebetuknya kawasan, selain faktor-faktor yang terkait unsur sosial-budaya, politik, dan ekonomi. Rekomendasi yang di arahkan pada penelitian ini yaitu mengembangkan kota dengan dua buah basis pengembangan air dan darat dengan sistem perkanalan sebagai struktur utama perkotaan.

Waterfront cities normally rooted from various geographical and historical factors affecting the inland architecture, which have been used as the basis for the urban development oriented towards specific spatial arrangements and water-based circulations. In some regions, river is the arterial route for urban community’s life, that has grown hereditary in Kalimantan. Basically, cities in Kalimantan grow and develop from the settlements along the riverbanks their embryos. However, cities in Kalimantan currently tend to grow rapidly, and less attention have been given to the role of riverfront as their potentials, so that the development tend to be more mainland-oriented. Geographically, Pontianak City is located strategically on the branching of two rivers that connect the hinterland of Kalimantan region and the the urban areas. The study describes the morphology of the core area of Pontianak on the branching of the two rivers. This area has a unique characteristics as waterfront city in Indonesia, especially in West Kalimantan. The method used in this study is synchronic and diachronic development analysis to explain the sequence and periods of development, both the network and the urban structure. It is concluded that Pontianak formed fragmented due to geographical aspects tebetuknya great influence on the region, in addition to factors related to the social-cultural, political, and economic. The recommendations of this research is to develop the city with both bases, i.e inland-based and river-based development with the main canal system as the core of the urban structures.

Kata Kunci : Tepian air, Morfologi Kota, Jaringan Kota


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.