Laporkan Masalah

PERILAKU KOLOM BAMBU PETUNG (Dendrocalamus asper)

YOGA APRIANTO HARSOYO, Prof. Ir. H. Morisco, Ph.D.

2012 | Tesis | S2 Teknik Sipil

Tata cara perencanaan kolom bambu untuk struktur bambu yang saat ini belum ada referensi atau peraturan yang baku untuk mengatur itu, oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perilaku kolom bambu itu sendiri, bambu petung diambil sebagai bahan penelitian karena Bambu Petung telah banyak digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan. Permasalahan kolom selalu terkait dengan batang tekan karena gaya-gaya dalam kolom selalu di dominasi oleh beban aksial, dalam perhitungan kolom tidak hanya tergantung pada luas penampang dan kuat tekannya saja, tetapi juga pada modulus elastisitas, panjang batang dan dimensi penampang batang. Pada batang yang panjang kegagalan dapat terjadi walaupun tegangan ijin belum terlampaui. Kerusakan ini terjadi akibat tekuk. pada konstruksi baja dan kayu tabel tekuk sudah ada tetapi pada bambu belum ada, dan pada penelian ini juga dilakukan pemodelan kolom bambu menggunakan SAP 2000 yang tujuannya adalah untuk mengetahui perbandingan Pcr antara eksperimen dan pemodelan di SAP 2000. Berdasarkan hasil perhitungan teoritis didapat angka batas kelangsingan untuk Bambu Petung adalah λ = 53,779; di mana benda uji dengan λ ≤ 53,779 mengalami kerusakan akibat material dan dengan λ > 53,779 mengalami kerusakan akibat tekuk atau buckling dan berdasarkan penelitian empiris terhadap 18 benda uji diperoleh hubungan antara nilai tegangan kritis terhadap angka kelangsingan yang merupakan fungsi y = 867,9e-0,01x; dan berdasarkan hasil analisis diperoleh fungsi y = 283e-0,03x dimana y = tegangan kritis dan x = angka kelangsingan.

Planning of bamboo columns in the bamboo structure is currently no standard reference or rules to regulate it, therefore the study was conducted to investigate the behavior of the bamboo columns itself, Dendrocalamus asper taken as research material because Dendrocalamus asper are widely used as construction materials. Problems associated with the column are always compression forces since the column is always dominated by the axial load. Columns in the calculation depend not only on cross-sectional area and compressive strength, but also on the modulus of elasticity, the length of the column and cross-sectional dimensions. In the long column failure can occur even if the stress limit has not been exceeded. This damage occurs due to buckling. On steel and wood construction buckling table already created but the bamboo does not created yet, and the modeling study presented here was also carried out using SAP 2000 to determine Pcr value comparison between experiment and modeling in SAP 2000. Based on figures obtained to the theoretical limit for Dendrocalamus asper’s slenderness is λ = 53.779; where specimens with λ ≤ 53.779 were damaged by material and specimens with λ > 53.779 were damaged by buckling, and based on empirical study of 18 specimens obtained the relationship between critical stress value in the number of slenderness that is a function y = 867.9 e-0, 01x, and based on the results obtained by analysis of the function y = 283e-0,03xwhere y = the critical stress and x = slenderness rate.

Kata Kunci : Tekuk, Tegangan Kritis, Angka kelangsingan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.