Memperbaiki Rencana Pengembangan Sekolah di SMK Piri Sleman Melalui Metode Workshop

Anneke Renny Rumondor, Prof. Slamet PH, MA.,M.Ed.,MLHR.,MA.,Ph.D.

2012 | Tesis | S2 Magister Manajemen

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki RPS di SMK PIRI Sleman Yogyakarta, terutama untuk menjawab pertanyaan: apakah Rencana Pengembangan Sekolah dapat diperbaiki melalui penelitian tindakan, khususnya melalui metode workshop? Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk memperbaiki dan membuat komponen-komponen Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan sekolah (PTS) dengan menggunakan metode workshop. Subyek penelitian terdiri atas kepala sekolah, sembilan orang guru dan satu orang tata usaha. dilakukan di SMK PIRI Sleman Yogyakarta. Obyek penelitian adalah RPS. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif untuk menganalisis dokumen RPS yang terdiri atas RKJM dan RKT. Keabsahan data dilakukan dengan menelaah komponen-komponen RKJM dan RKT dengan kriteria: tidak ada, tidak layak, cukup layak, kurang layak, dan layak. Temuan-temuan penelitian ini dipaparkan sebagai berikut. Data awal menunjukkan bahwa RPS dan RKJM hanya memuat satu komponen yaitu program. Setelah workshop siklus I diadakan, komponen RKJM bertambah tujuh sehingga menjadi delapan komponen yang dikelompokkan ke dalam dua kategori yakni layak lima komponen atau 41,67 persen, cukup layak tiga komponen atau 33,33 persen, dan yang belum dibuat atau tidak ada adalah empat komponen atau 18,75 persen Sedangkan RKT enam komponen sudah dibuat oleh TPS dengan kategori layakt lima komponen atau 54,55, persen, cukup layak satu komponen atau 6,82 persen, dan yang belum dibuat lima komponen atau 45,45 persen. Pada siklus II semua komponen RKJM sudah dibuat oleh TPS dengan kategori: Layak 10 komponen atau 83,33 persen, cukup layak dua komponen atau 12,50 persen. Data tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan karena semua komponen sudah dikerjakan meskipun dengan kategori yang berbeda. Pada komponen dengan kategori layak telah terjadi peningkatan sebesar 83,33 persen dari sebelumnya pada siklus I hanya sebesar 41,67 persen. Begitupun terjadi pada komponen dengan kategori cukup layak yang semula sebesar 18,75 telah berkurang menjadi 12,50 persen. Untuk komponen-komponen RKT memuat 11 komponen, yang termasuk komponen berkategori layak atau 90,91 dan termasuk komponen berkategori cukup layak atau 6,82 persen.

This study aims to improve School Development Plan (SDP) at SMK PIRI Sleman Yogyakarta through workshop method, to answer the question: Can SDP be improved through action research especially through workshop method? The specific aim of this research is to design and improve SDP at SMK PIRI Sleman. Research method used in this study was action research namely workshop method. This research was conducted at SMK PIRI Sleman Yogyakarta. The research involved school principal, nine teachers and one administrative staff. Object of research is SDP. Types data in this research are qualitative and quantitative from which are expected to bring about a school development plan document consisting of Medium Term Work Plan (MTWP) and Annual Work Plan (AWP). Thrustworthiness of MTWP and AWP components tested by comparing with the criteria as follows: not existent, inprove, lessproper, fair, and proper. The findings of this research can be described as follows. Initial data shows that MTWP consisted of only one component that is program. After workshop cycle I, MTWP becomes eight components of which were categorized into two, they are proper and proper enough. Five components or 41.67 % are counted proper, and three components or 18.75% are counted proper enough, while four components or 33.33% are not yet worked out or not existent. Data of cycle I shows that seven components of AWP are worked out by School Development Team (SDT). Five amongst them or 54.55% are counted proper, one component or 6.82%, that is, situational purpose is counted proper enough. There are other five components or 45.45% are not yet worked out by SDT. After cycle II, the Middle Term Work Plan (MTWP) shows that its components are worked out by SDT. 10 components or 83.33 are counted proper, two components or 12.50% are counted proper enough. This means that there is an increase because all is done though with different categories. The proper category is increased from 41.67% to 83.33%; the proper enough category is decreased from 18.75 to 12.50%. From data of cycle II dealing with AWP consisting of 11 components, 90.91 is counted proper, and 6.82% is counted proper enough.

Kata Kunci : Penelitian Tindakan Sekolah, Rencana Pengembangan Sekolah, Rencana Kerja Jangka Menengah, Rencana Kerja Tahunan, Tim Pengembangan Sekolah