Laporkan Masalah

PROPORSI DALAM ARSITEKTUR RUMAH RAKIT TRADISIONAL PALEMBANG

Anjuma Perkasa Jaya, ST, Dr. Ir. Djoko Wijono, M. Arch.

2012 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur

Palembang merupakan kota tua yang dikenal sebagai kota air, karena kota ini banyak dialiri oleh anak sungai yang bermuara di sungai Musi. Kota Palembang memiliki beberapa julukan pada masa penjajahan Belanda, antara lain : “Kota dua puluh pulau” atau stad der twintig eilands, Venesia Hindia atau Het Indische Venetie dan kota seratus sungai. Menurut sejarah dan hasil temuan arkeologis permukiman tepian sungai di Palembang telah ada sejak jaman dahulu, diperkirakan jauh sebelum masa Kerajaan Sriwijaya (abad VII - XIII M). Pada masa Kesultanan Palembang diberlakukan sebuah ketentuan bagi kaum pendatang (Cina, India, Arab, Eropa, dan etnik lainnya) yang ingin menetap di Palembang diharuskan bertempat tinggal di atas air (Sungai Musi) yaitu di Rumah Rakit. Arsitektur Rumah Rakit tradisional dipengaruhi oleh arsitektur/budaya Cina, karena pada awalnya Rumah Rakit banyak dihuni oleh etnis Cina. Hal ini terlihat dari bentuk atapnya yang melengkung, konstruksi kuda-kuda balok segiempat dan bentuk bangunan yang cenderung simetris. Rumah-rumah Rakit tersebut memberikan image proporsi yang sama walaupun ukurannya belum tentu sama. Fokus penelitian ini adalah menemukan keterkaitan prinsip-prinsip proporsi arsitektur Cina dengan “proporsi” yang ada di bangunan Rumah Rakit tradisional Palembang dengan analisis deduktif dan menemukan proporsi yang ada di bangunan Rumah Rakit tersebut dengan metode Statistik. Hasil penelitian tidak menemukan adanya indikasi yang kuat adanya penerapan prinsip-prinsip proporsi Cina pada proporsi fisik bangunan Rumah Rakit tradisional Palembang, karena ke-empat bangunan Rumah Rakit yang diteliti tidak menunjukkan indikasi yang kuat adanya perbandingan yang sesuai dengan ketentuan yang ada di dalam teori proporsi Cina, yaitu : modul jian, construction scale, Lu Ban scale, dan proporsi “two to three”, tetapi ke-empat bangunan Rumah Rakit tersebut menunjukkan indikasi-indikasi adanya penentuan dimensi rumah berdasarkan angka keberuntungan Lu Ban scale yang dikaitkan dengan mitologi Cina yang dipercaya oleh etnis Cina dan penerapan prinsip perbandingan 2:3 pada komposisi ruangnya. Proporsi bangunan Rumah Rakit tradisional Palembang yang ditemukan berupa perbandingan ukuran antar elemen-elemen fisik bangunannya (elemen panjang, lebar, dan tinggi) dan sub elemen-elemennya.

Palembang is an old city well-known as a water city, because it is mostly watered by tributaries of river with estuaries in Musi River. Palembang City has some titles in the Dutch colonial period, including the “twenty-islands” city (stad der twinting eilands), Venesia Hindia, or Het Indische Venetie and the “hundred-rivers” city. According to history and archeological findings, it can be known that river-edge settlements in Palembang have existed since hundred years ago, and it can be traced back to hundred years before Sriwijaya Kingdom was established (centuries VII-XIII M). At the period of Palembang Sultanate, the provisions were implemented for comers from Chinese, India, Arab, Europe and other ethnic groups, which want to live in Palembang that they should live in Rakit House above water. The architecture of traditional Rakit House was influenced by the architecture or culture of Chinese, because since early it was occupied mostly by Chinese people. It can be seen from the archival shape of roof, a basic construction of square blocks, and the symmetrical shape of building. The Rakit House reflected the image with the same proportion, although the size was not surely the same. The objectives of study are to find out relationship between the principles of China architectural proportion and the existing “proportion” in the traditional Rakit House’s building by a deductive analysis and to find out the existing proportion in the Rakit House’s building by a Statistical method. Result of the study indicates that there was no indication of the application of the principles of Chinese proportion in the physical proportion of the traditional Rakit House’s building in Palembang. It was because the Rakit House’s building did not show the strong indication of appropriateness with the prevailing provisions in the theory of Chinese proportion, i.e. jian modul, construction scale, Lu Ban scale, and proportion of “two to three”, but all the four buildings of Rakit House shown indications of the determination of house dimension based on the lucky number of Lu Ban scale, which was associated with the Chinese mythology believed by Chinese ethnic group and application of the principles of 2:3 ratio at the composition of space. Result of the study shows that physical proportion of the traditional Rakit House’s building in Palembang was the proportion of the ratio of physical inter-element size of the building.

Kata Kunci : Rumah Rakit tradisional, arsitektur Cina, proporsi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.