OPTIMASI ALOKASI AIR PADA SISTEM IRIGASI KOMERING DALAM USAHA PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN DAN PENDAPATAN PETANI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
Muhammad Suro, SP, Ir. Joko Sujono, M.Eng.,Ph.D.,
2012 | Tesis | S2 Mag.Pengl.Sumberdaya AirKabupaten Ogan Komering Ulu Timur dengan luas wilayah 3.370 Km 2 mempunyai luas lahan sawah 76.888 ha dan lahan yang dapat air irigasi seluas 45.904 ha. Sungai utamanya adalah Sungai Komering. Di sepanjang sungai banyak terdapat pemukiman penduduk. Pada mulanya sumber air untuk DI. Komeringg diambil dari hilir Sungai Komering melalui pengambilan bebas (free intake) Kurungan Nyawa dibangun pada tahun 1937 sejak zaman Belanda. Sejalan dengan waktu, kondisi dan morfologi sungai Komering banyak mengalami perubahan yang menyebabkan fungsi bangunan free intake Kurungan Nyawa mengalami masalah akibat tingginya sedimentasi sehingga tidak menjamin kontinyuitas pemberian air irigasi. Pada tahun 1990 dibangun Bendung Perjaya sehingga DI. Komering dapat diairi. Kebutuhan air di DI. Komering tidak dapat dipenuhi pada musim kemarau oleh Bendung Perjaya. Hal ini disebabkan ketersediaan air yang sedikit sehingga debit yang tersedia relatif kecil. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka diperlukan Optimasi alokasi air irigasi Komering agar potensi lahan yang ada di daerah layanannya dapat optimal dan dapat memberikan keuntungan yang maksimum. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan total nilai keuntungan maksimum dengan mengoptimalkan alokasi air irigasi dengan pemanfaatan debit andalan dan luas lahan yang ada di lapangan. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan solusi luas tanam yang optimal menurut jenis komoditi tanaman berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan air serta dapat memberikan masukan kepada pengambil keputusan tentang pengelolaan sumberdaya air Sungai Komering untuk Daerah Irigasi Komering. Analisis optimasi dilakukan dengan menggunakan program linier (Lindo versi 6.1) yang ditinjau dari aspek teknik dan ekonomi berdasarkan pembaruan kebijakan pengelolaan irigasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas tanam optimum dan keuntungan maksimum yang diperoleh sangat ditentukan oleh ketersediaan debit yang dialokasikan. Untuk alokasi debit andalan sebesar Q = 100 % memberikan luas tanam optimum sebesar 122.922 ha atau sama dengan intensitas tanam 267,70 % dan nilai keuntungan maksimum Rp 893.253.809.281,00. Bila alokasi debit diturunkan hingga 50 % maka luas tanam optimum yang diperoleh 612,88 ha atau sama dengan intensitas tanam 213,77 % dan nilai keuntungan maksimum Rp 834.228.764.040,00. Imbangan air secara keseluruhan masih memberikan surplus per tahun sebesar 1.475.962.50 m3 untuk alokasi debit andalan sebesar Q = 100 % dan 12.817.400 m3 untuk alokasi debit andalan Q = 50 %, sehingga kebijakan alokasi air untuk DI. Komering dapat dilaksanakan. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa perubahan parameter alokasi debit andalan lebih sensitif terhadap luas tanam optimum jenis komoditi padi dibandingkan dengan perubahan parameter harga satuan produksi.
Ogan Komering Ulu Eastern District with an area of 3370 km2 area has 76,888 ha of paddy fields and irrigation water that could land area of 45,904 ha. The main river is the River Komering. Along the river there are many settlements. At first the water source for DI. Komeringg taken from Komering River downstream through the decision-free (free intake) Lives cage was built in 1937 since the Dutch era. Over time, conditions and river morphology Komering undergone many changes that cause the function of the building free intake cage Lives experiencing problems due to high sedimentation so it does not ensure the continuity of provision of irrigation water. In 1990 a dam was built Perjaya so IN. Komering can be irrigated. In DI water needs. Komering not be met in the dry season the dam Perjaya. This is due to the availability of a little water so that the discharge is available is relatively small. To solve the above problems, it would require optimization of water allocation for irrigation Komering land potential in its service area and can be optimized to provide maximum benefits. This study airms to get the total value of the maximum profit by optimizing the alocation of irrigation water the use of debit and land mainstay in the field. The results are expected to provide and optimal solution acreage by type of commodity crops based on need and availability of water and can provide input to decision-makers rearding the management of water resources for Komering River Irrigation Area Komering. Optimization analysis performed using a linear program (Lindo version 6.1) which in terms of technical and ecomoic aspects based irrgation management polcy reform. The results showed that the optimum planting area and the maximum profit earned is determined by the availability of the allocated discharge. For the allocation of discharge mainstay of Q = 100% gives the optimum acreage of 122,922 ha or equal to 267.70% cropping intensity and the maximum profit of Rp 893,253,809,281.00. When allocation of discharge reduced by 50% then the optimum acreage acquired 612.88 hectares or equal to 213.77% cropping intensity and the maximum profit of Rp 834,228,764,040.00. Overall water balance still provide a surplus of 1.475.962.50 m3 per year for the allocation of debit mainstay for Q = 100% and 12.8174 million m3 for the allocation mainstay discharge Q = 50%, so that the water allocation policy for the DI. Komering can be implemented. The results of sensitivity analysis showed that changes in allocation parameters are more sensitive to discharge mainstay optimum planting area of rice compared with the kinds of commodity price changes in parameters of the production unit.
Kata Kunci : Optimasi Alokasi air, Intensitas Penanaman, Keuntungan Maksimum