Kematian dan Muslim Urban : Perawatan Jenazah oleh Yayasan Bunga Selasih Yogyakarta
Saiful Hakam, Dr. Mark Woordward
2011 | Tesis | S2 Agama dan Lintas BudayaKota Yogyakarta semakin bekembang pesat dan menghasilkan sebuah realitas sosial dan jenis masyarakat yang berbeda dan sekaligus mengungkapkan kematian yang berbeda. Kehadiran sebuah lembaga pengurus kematian di kota ini menjadi satu tanda penting bahwa telah terjadi pergeseran sosial. Penelitian ini mengkaji tentang keberadaan dari lembaga perawatan jenazah Islam bernama Yayasan Bunga Selasih (YBS) di Yogyakarta. Lembaga ini memiliki sebuah kantor dan staf profesional dengan tugas rutin merawat jenazah orang Islam di Kota Yogyakarta dan menawarkan jasa lengkap upacara pemakaman mulai dari perawatan jenazah, upacara pelepasan pemakaman meliputi dokumentasi, konsumsi, dan transportasi untuk jenazah. Dalam jasa ini ditawarkan pula perlengkapan penting dalam upacara pemakaman. Dalam sehari YBS merawat satu hingga delapan jenazah dan ini menandakan betapa penting keberadaannya di sebuah kota. Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan penting mengapa YBS muncul di Kota Yogyakarta dan sejauh mana peran mereka dalam urusan kematian pada masyarakat Islam di daerah perkotaan. Untuk menjawab pertanyaan ini, ada tiga hal penting yang dibahas yaitu perawatan jenazah, ekonomi kelembagaan, dan solidaritas sosial orang-orang Islam di kota. Dari sisi teologis, YBS sedang mengembangkan suatu perawatan jenazah menurut tuntunan agama Islam. YBS berusaha dengan sungguh-sungguh melaksanakan perawatan jenazah menurut ajaran Islam mulai dari penekanan kuat pada pemisahan jelas pada perawatan jenazah laki-laki dan perempuan hingga penggunaan bubuk kapur barus, bubuk kayu cendana, dan jumlah kain kafan. Dari aspek ekonomi YBS telah menjadi sebuah rumah duka atau perusahaan pemakaman Islam di Yogyakarta. Perawatan jenazah yang berbasis masyarakat berubah menjadi perawatan jenazah berbasis pada jasa profesional dikerjakan oleh tenaga profesional yang memang rutin merawat jenazah. YBS telah meruntuhkan perbedaan antara suatu jasa dan suatu perawatan jenazah dan upacara pemakaman. Sisi solidaritas sosial dari keberadaan YBS mengungkapkan masyarakat memandang kematian sebagai masalah teknis semata dan tidak lagi terkait dengan solidaritas sosial. Kematian dipersiapkan dengan baik, khususnya pada perawatan jenazah, dengan menjadi anggota YBS atau membeli jasa pelayanan dari Kantor YBS secara langsung. Prosesi upacara pemakaman yang melibatkan banyak peran dari masyarakat terusir keluar dari keramaian dan padatnya kota. Kehidupan kota dan kuatnya kepentingan ekonomi secara pelan-pelan menghancurkan memori kultural tentang makna sosial dari upacara pemakaman. Dengan menganalisis keberadaan YBS dan khususnya perawatan jenazah, penelitian ini bertujuan untuk memahami makna kematian di kota dan juga untuk mengetahui lebih mendalam perubahan sosial keagaman di Kota Yogyakarta.
The city of Yogyakarta is developing rapidly and producing different kind of social reality and community. Simulataneously, the city is also revealing differrent kind of death. The existence of the funeral institution in this city has become one important sign of social transformation. This research examines the existence of funeral institution Yayasan Bunga Selasih (YBS) in Yogyakarta. This institution has an office building and professional staffs assigned to routine tasks of treating the deceased from Muslim religion background in Yogyakarta. The institution is also offerring complete ceremonial burial services from treating the deceased, part away burial ceremony including documentation, consumption, and transportation for the deceased. The services also offers various important equipments for burial ceremony. YBS on daily basis performs one to eight funeral services. That high rate of service indicates the importance of this intitution in the city. This research will try to answer important question of why YBS is rising in the city of Yogyakarta and how far its roles in managing funenal in Islamic society in urban area. To answer this question, there are there issues which will be discussed: the deceased treatment, institutional ekonomy, and social solidarity of Islamic people in the city. From teological aspect, YBS is developing burial services according to Islamic religious teaching from strong emphasis on sex separation between male and female services to using camphor, sandalwood powder, white cotton sheet. From economical aspect, YBS has become funeral home or Islamic burial service in Yogyakarta. Deceased treatment which had communal basis has become a treatment that is based on professional service performed by professional skilledlabor in treating the deceased. YBS has removed the differences between professional service and the deceased-treatment and burial service. Social solidarity aspect of YBS existence reveals a society considering death as technical matter and no longer social solidarity issue. The death is prepared well, particularly in deceased-treatment, by becoming YBS member or buy funeral service from YBS office directly. Funeral ceremony procession previously involved many roles from community. Now the professional funeral service has excluded the community in the crowd and density of city. City life and reigning of economic interest have slowly erasing cultural memory about social meaning of burial ceremony. In analizing the existence of YBS and particularly funeral services, the purpose of this research is to understand the meaning of death and to know deeper about social-religious transformation in the city of Yogyakarta.
Kata Kunci : kematian, perawatan jenayah, perawat jenayah, rumah duka, solidaritas sosial, kota