Laporkan Masalah

PERSEPSI DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA TERHADAP SUAMI MEROKOK DI DALAM RUMAH DI KECAMATAN LUENG BATA GAMPONG LUENG BATA BANDA AC

Desiana, Yayi Suryo Prabandari, M.Si, Ph.D

2011 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Konsumsi rokok merupakan salah satu penyebab gangguan kesehatan yang berkembang sangat cepat. Indonesia pada tahun 2002 menduduki peringkat ke-5 di dunia dari 10 negara yang mengkonsumsi rokok tertinggi di dunia. Angka tersebut terus meningkat. Menurut data WHO (2008), Indonesia menduduki posisi ke-3 perokok terbesar di dunia setelah China dan India, yaitu 65 juta perokok atau 28% penduduk dengan jumlah konsumsi 225 miliar batang per tahun. Masyarakat Aceh tergolong sebagai perokok berat dan berada pada urutan teratas jumlah perokok di Indonesia. Di Gampong LuengBata yang terdiri dari 631 kepala keluarga, sebanyak 90% dari mereka adalah perokok. Ibu rumah tangga tidak pernah melarang suami dan tamu merokok di dalam rumah. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui persepsi, sikap, norma subjektif, dan perilaku ibu rumah tangga terhadap suami merokok di dalam rumah di Kecamatan Lueng Bata GampongLueng Bata Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan 2 metode, diskusi kelompok terarah (DKT) terhadap 8 orang dan wawancara mendalam terhadap 14 orang. Keabsahan data dengan melakukan triangulasi data sumber dan metode. Analisis menggunakan content analysis. Hasil: Persepsi ibu rumah tangga terhadap kebiasaan suami merokok di dalam rumah adalah sangat berbahaya bagi kesehatan suami dan anggota keluarga lainnya. Namun, karena masih kurangnya pemahaman ibu tentang dampak asap rokok suami di dalam rumah bagi anggota keluarga ibu, ibu beranggapan merokok dalam jumlah sedikit, merokok tidak terlalu dekat dengankeluarga, merokok di ruangan yang ada ventilasi tidak akan berbahaya bagi anggota keluarga sebagai perokok pasif. Merokok adalah hal yang lumrah dan sudah menjadi kebiasaan dilakukan oleh kaum lelaki, dengan merokok suami dapat menyelesaikan pekerjaannya. Merokok adalah suatu hal yang menyenangkan bagi suami, sehingga ibu akhirnya membiarkan suami merokok di dalam rumah. Kesimpulan: Budaya merokok di masyarakat Gampong Lueng Bata yang tinggi dan kurangnya pengetahuan ibu tentang bahaya rokok bagi keluarga menyebabkan persepsi dan sikap ibu terhadap kebiasaan merokok suami di dalam rumah adalah hal yang biasa.

Background: Cigarette consumption is one cause of health problems that is growing very fast. Indonesia in 2002 ranked fifth in the world of the 10 countries with the world's highest cigarette consumption. This figure continues to rise. WHO (2008) said that Indonesia ranked third in terms of the number of smokers in the world after China and India with around 65 million smokers, or 28% of the total Indonesia population with consumption of 225 billion cigarettes per year. Acehnese people are classified as heavy smokers and are at the top number of smokers in Indonesia. Luengbata Village consisting of 631 households, about 90% are smokers. The housewives asked their husbands and their guests for not smoking inside the house. Objective: To determine the perceptions, attitudes, subjective norms, and behavior of housewives about their husbands smoking habit inside the house in the Lueng Bata Village, Luengbata Sub District. Methods: This study used a qualitative method of phenomenology. The data was collected through focus group discussion (FGD) on eight women and indepth interviews on 14 individuals. The validity of the data used triangulation of data sources and methods. The analysis used with content analysis. Results: The housewife’s perception on the husband’s smoking habits inside the house was that it was very dangerous to the health of the husband and other family members. However, due to a lack of maternal understanding about the impact of the husband’s cigarette smoke in the house for the family member, the housewife thought smoking inside small amounts, smoking not too close to the family, and smoking in the room with ventilation would not be harmful to family members as passive smokers. Smoking was a common thing and had become a habit carried out by men; with smoking husband could finish his work. Smoking was a pleasant thing for a husband so that the wife finally let her husband smoke inside the house. Conclusion: The culture of smoking for the community in Luengbata Village and lack of wife’s knowledge about the dangers of smoking for the family caused maternal perceptions and attitudes towards the husband’s smoking habit inside the house to be common.

Kata Kunci : rokok, ibu rumah tangga, sikap, persepsi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.