KAJIAN DINAMIKA TANAH AKIBAT BUDIDAYA MONOKULTUR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PADA INCEPTISOL DI KABUPATEN SIAK- RIAU
MEDI DARMINTO, Prof. Dr. Ir. Bambang Hendro Sunarminto, SU
2011 | Tesis | S2 Ilmu TanahKonversi hutan menjadi lahan perkebunan monokultur kelapa sawit sering dianggap sebagai faktor penyebab degradasi lahan, terutama di lahan masam beriklim basah. Penelitian dilakukan di perkebunan kelapa sawit, Kabupaten Siak Riau, bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh durasi penggunaan lahan akibat budidaya monokultur kelapa sawit terhadap dinamika kualitas tanah pada Inceptisol. Data yang digunakan merupakan data series, berupa data sekunder yang dikumpulkan dari hasil analisis laboratorium yang sama dari petak penelitian dan sampel yang sama, sejak tahun 1989 sampai 2009. Pengambilan data primer berupa deskripsi profil tanah dilakukan pada tahun 2011. Penelitian lapangan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktor tunggal dengan membandingkan durasi penggunaan lahan berbeda pada satu famili tanah yang sama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan nilai indeks kualitas tanah, durasi penggunaan lahan 10 tahun mempunyai kualitas tanah yang paling baik, ditunjukkan oleh indeks kualitas tanah yang tinggi dan kelas kesesuaian tanah yang baik. Kualitas tanah pada durasi penggunaan lahan selama 0 tahun (penanaman), 6 tahun dan 10 tahun secara statistik tidak berbeda nyata. Indeks kualitas tanah masing-masing durasi penggunaan lahan dari yang tinggi ke rendah adalah : 0,560 (T-10); 0,528 (T-0); 0,505 (T-6); 0,443 (T-20); dan 0,353 (T-15). Skor kelas kesesuaian lahan masing-masing durasi penggunaan lahan dengan metode limitasi sederhana LPT, limitasi Sys, dan kriteria Sys dari yang paling sesuai ke yang tidak sesuai adalah : 3 (T-10); 6 (T-6); 7 (T-20); 8 (T-0); dan 11 (T15).
Conversion of forest to monoculture oil palm plantations are often considered as a factor causing land degradation, particularly in acid soil and wet climates. The study was conducted in Oil Palm Plantation in Siak Riau Province, aims to determine how much influence of the duration of oil palm monoculture cultivation on soil quality dynamic of an Inceptisol. The data used is the time series, in the form of secondary data collected from the same laboratory analytical results of the research plots and the same sample, from 1989 to 2009. Retrieval of primary data in the form of soil profile descriptions was done in the year 2011. Experimental design in the field was arranged in a Completed Randomized Block Design (CRBD) single factor by comparing the duration of different land uses of the same soil family. The results of this study indicate that based on soil quality index value, that the duration of land use 10 years have the best soil quality, indicated by a high index of soil quality and good land suitability classes. Soil quality on land use duration of 0 (planting), 6 and 10 years was not significanly different statistically. Soil quality indexes of the different land used durations from high to low values, respectively are as follows : 0,560 (T-10); 0,528 (T-0); 0,505 (T-6); 0,443 (T-20) and 0,353 (T-15). Total score of land suitability classes of each duration of land use by the LPT simple limitation method, limitation Sys and Sys criteria are: 3 (T-10); 6 (T-6); 7 (T-20); 8 (T-0); and 11 (T-15).
Kata Kunci : Kualitas tanah, Kelapa Sawit, Inceptisol