KONSTRUKSI REALITAS MEDIA DAN KEKUASAAN Studi Program Infotainmen Selebritis dalam Pemberitaan Pornografi di TV
SUKARNO M. ADAM, S.Sos, Prof. Dr. Heru Nugroho
2011 | Tesis | S2 SosiologiKekuasaan dalam realitas sosial, bukan hanya berputar pada sirkuit struktural yang kaku dalam institusi politik. Akan tetapi, kekuasaan itu berada dimana-mana seperti yang dikemukakan oleh Michel Foucault. Dalam studi ini, menekankan bahwa kekuasaan kekinian memakai jurus baru dan “ampuh†yaitu melalui instrumen media baik itu cetak maupun elektronik, tepatnya tulisan ini lebih menekankan pada media televisi. Televisi menggunakan teks dan diskursus dalam mengkonstruksi dan melanggengkan “kekuasaanâ€. Dan salah satu tempat berseminya instrumen diskursus adalah program infotainmen. Dan bagian dari diskursusnya adalah pornografi Ariel Peterpan dan Luna Maya. Dalam studi ini, menggunakan metode CDA (analisis wacana kritis) Norman Fairclough, dimana dalam analisis ini, datanya didapat dari teks dalam infotainmen dan hasil wawancara mendalam (indepth interview) dengan pengelola media dan audiens. Teori yang digunakan adalah diskursusnya Michel Foucault dan hegemoninya Antonio Gramsci. Diskursus sebagai “senjata†penakluk dan hegemoni sebagai metode penakluk masyarakat (audiens). Teks atau diskursus dalam program infotainmen tersebut, yang ditayangkan melalui televisi merupakan bagian dari diskursus yang menggemparkan masyarakat tahun 2010. Ariel Peterpan dan Luna Maya, dua artis papan atas yang lagi naik daun saat itu, menjadi lahan subur untuk dijadikan berita bagi program infotainmen. Disaat itu juga, tiga hari berturut-turut (6-8 Juni 2010) rating infotainmen naik 25 persen. Artinya bahwa dengan berita pornografi yang ditayangkan di infotainmen tersebut, infotainmen tidak hanya hadir sebagai informasi atau pun pengetahuan apalagi pendidikan. Akan tetapi, infotainmen menjadi media hiburan yang mengedepankan sensasionalitas berita untuk menarik khalayak atau audiens, demi kepentingan pasar. Dua program Infotainmen yaitu, Silet dan I Gosip Pagi, dan diskursus pornografi di atas, menjadi pintu masuk sekaligus menjadi representasi untuk melacak dan memahami apa sebenarnya terkonstruksi dalam infotainmen. Sesuai dengan analisis wacana kritis, teks merupakan instrumen awal untuk memahami fenomena tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan praktik diskursus dan praktik sosio-kultural. Penelitian ini menemukan beberapa hal penting. Dimulai dari hasil analisis pertama, teks, ditemukan bahwa teks dalam narasi (scripwriter) infotainmen, sangat penuh dengan kata dan bahasa sensasionalitas, metafora dan dramatisisasi yang mengarah pada membesar-besarkan berita. Kedua, praktik diskursus, dengan penjelasan dari pihak pengelola infotainmen (produser/reporter), menjelaskan bahwa infotainmen lebih mengedepankan atau mengejar menariknya berita dengan tujuan profit. Ketiga, praktik sosio-kultural, ditemukan bahwa infotainmen lebih sebagai program yang menghiburkan. Artinya infotainmen telah mampu mengkonstruksi kesadaran palsu dalam kehidupan masyarakat dengan berbalut hiburan dengan gaya hidup. Dari tiga tahapan tersebut, bisa dipahami bahwa infotainmen mengedepan profit, pasar dan kepentingan ekonomi-politik media yang sangat kapitalistik.
Power in social reality, not only spins on a rigid structural circuit in political institutions. However, the power is everywhere as proposed by Michel Foucault. This study stressed that contemporary power uses new tactics and “powerful†through media as its instrument both print and electronic, particularly this paper emphasizes on television. Television uses text and discourse in constructing and perpetuating “powerâ€. One of the blossoming site of a discourse instrument is an infotainment program on television, which is shown in its discourse on pornography involved Ariel and Luna Maya. This study uses the CDA methods (Critical Discourse Analysis) proposed by Norman Fairclough, which in this analysis the data obtained from the text in the infotainment and in-depth interview with media managers and audience. The theory used is Michel Foucault’s discourse and Antonio Gramsci’s hegemony. Discourse is seen as a “weapon†of conquest and hegemony is seen as a method of conquering the people (audience). Text or discourse in the infotainment program, which aired through television is part of the discourse that shocked the people in 2010. Ariel Peterpan and Luna Maya, two of the top and most popular artists at the time, were fragile to be made news in infotainment programs. At the very period, three consecutive days (6-8 June 2010) the infotainment rating rose up 25 percent. This means that with the news that display pornography in the infotainment, the program not only presents information or knowledge, let alone education. However, infotainment became the entertainment program that puts sensational news to attract audience to win the market. Two of infotainment programs, Silet and I Gosip Pagi, and the above pornography discourse, was an entrance as well as representation to track and understanding what is actually constructed in infotainment. In accordance with a critical discourse analysis, text is the first instrument for understanding the phenomenon. Then proceed with the discourse practice and socio-cultural practices. This research finds some important things. Starting from the result of the first analysis, text, it was found that the text in the narrative (scripwriter) infotainment was full of sensational words and language, metaphors and exaggeration of the news. Second, discourse practice, the manager of infotainment (producer/reporter) explained that the infotainment put more priority on attractive news for pursuing profit. Third, socio-cultural practice, it was found that infotainment more as an program is entertaining. This means the infotainment have been able to construct a false consciousness in the life of the people wrapped with entertainment containing any kind of life-style. Of the three steps, it can be understood that the infotainment was mainly designed for profit, market, and interests of politicaleconomic of media which was very capitalistic.
Kata Kunci : Teks, Diskursus, Pornografi, Infotainmen, Kekuasaan.