BERBAGI SUAMI: MENJADI ISTRI GAY (Studi Kasus Fenomenologi)

Rachmawati S.Psi, Kwartarini Wahyu Yuniarti, Ph.D.

2011 | Tesis | S2 Psikologi

Ketidakberanian gay egodistonik mengakui orientasi seksualnya pada lingkungan membuat mereka masuk ke dalam Mix Orientation Marriage (MOM), dimana suami memiliki orientasi seksual homo sementara istri memiliki orientasi seksual hetero. Kondisi MOM membuat para istri berada pada pihak yang dirugikan dengan beragam konflik yang muncul, baik konflik intrapersonal maupun konflik interpersonal. Konflik yang ada membuat para istri melakukan penyesuaian atau coping untuk tetap bertahan dalam MOM. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus fenomenologi. Sedangkan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam sebagai sumber utama, focus group discussion, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini mengungkap dinamika psikologis subjek (istri) yang ada dalam MOM dengan mengacu pada tiga pertanyaan utama: bagaimana proses perkenalan sampai pernikahan MOM terjadi berikut pertimbangan yang melatarbelakanginya, konflik yang muncul dalam pernikahan MOM, serta bagaimana proses penyesuaian pernikahan dalam MOM termasuk perilaku dan strategi coping. Subjek penelitian berjumlah dua orang istri gay dengan dilengkapi dua orang informan pelaku dan delapan orang informan tahu untuk memperkaya data. Penelitian ini menemukan bahwa MOM terjadi karena proses pendekatan hanya terjalin kurang lebih tiga bulan. Perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan seorang subjek berada dalam MOM tergantung dari persepsi masing-masing subjek. Persepsi tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Sebagai faktor internal adalah tingkat pendidikan yang akan berhubungan dengan harapan dan konflik, sedangkan faktor eksternal adalah bentuk perlakuan suami dalam MOM. Semakin rendah tingkat pendidikan maka semakin rendah harapan akan konsep perkawinan yang ideal dan semakin rendah pula konflik yang terjadi, demikian sebaliknya. Serta semakin baik suami memperlakukan subjek, maka semakin positif subjek menilai perkawinannya dan sebaliknya.

The fear of ego-dystonic gays of admitting their sexual orientation to other people has led them into the Mix Orientation Marriage (MOM), where the husband has a homosexual orientation while the wife has a hetero sexual orientation. In the MOM the wives are most likely to be in the victim party with a variety of conflicts that arise, both intrapersonal and interpersonal. The existing conflicts cause the wives to make some adjustments in order to cope and survive in the MOM. The methode employed in this study is qualitative approach and case study-phenomenology. The datas are collected through in-depth interviews as the main sources, focus group discussions (FGD), observation, and documentation. The study reveals the dynamics psychological of the subjects (gay wives), that emerge in the MOM by referring to three main questions of: how the dating process happen; from finding to ending up in a marriage, following considerations behind it, what conflicts that arise, and how the process of adjustment in the MOM, including the behavior and strategies of coping. The subjects are two gay wives, equipped with two informer perpetrators and eight other informants who know the case to to enrich the data. The study find that the dating process in the MOM only established within three months. The feeling of happiness or unhappiness of a subject who is in the MOM depends on the perception of each subject. Perceptions are influenced by internal and external factors. The internal factor is including the level of education that will relate to the expectations and conflicts, while the external factor is including the treatment of their husbands toward them in the MOM. The lower level of education the lower of the expectation of the concept of an ideal marriage and the lower the conflict, and vice versa. The better of husband treats the subject, the more positive the subject rate their marriage, and vice versa.

Kata Kunci : Mix Orientation Marriage (MOM), istri heteroseksual, suami homoseksual, pemilihan pasangan, konflik, coping