Laporkan Masalah

Peningkatan Kapasitas Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) dalam Pemberdayaan Pekka di Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat

TRI SAMNUZULSARI, Danang Arif Darmawan, S.Sos., M.Si.

2011 | Tesis | S2 Sosiologi minat Kebijakan dan Kesejahteraan Sosial

Kehidupan kaum perempuan, terutama mereka yang disebut sebagai perempuan kepala keluarga (Pekka), telah mengalami berbagai bentuk diskriminasi. Ketidakadilan gender yang terjadi dalam kehidupan perempuan ini telah membawanya pada kondisi dimana mereka termarjinalkan dari segala akses sumber daya. Melalui kegiatan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (Pekka), diharapkan dapat terciptanya kesadaran kritis perempuan akan hak dan keberadaannya dalam sistem sosial, budaya, politik dan ekonomi. Hal ini sesuai dengan tujuan dari kegiatan Pemberdayaan Pekka yaitu untuk memperkuat Pekka agar dapat berkontribusi pada proses membangun masyarakat yang sejahtera, demokratis, berkeadilan gender dan bermartabat. Fokus utama dalam penelitian ini yaitu melihat peningkatan kapasitas Pekka yang ditinjau dari empat aspek yaitu keterlibatan, kemandirian, keterbukaan dan keberlanjutan dalam kegiatan Pemberdayaan Pekka di Kecamatan Gerung, Lombok Barat. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif – deskriptif. Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian dalam hal ini anggota Pekka. Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive yang sekaligus juga menggunakan tehnik snowball. Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam menganalisis, peneliti menggunakan analisis kontekstual dan interpretatif, dimana yang terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu pengklasifikasian data, interpretasi data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aspek keterlibatan dan kemandirian ternyata menunjukkan hasil yang cukup baik dalam peningkatan kapasitas Pekka. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan dan kemampuan anggota pekka untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan pemberdayaan yang ada. Untuk aspek keterbukaan belum memberikan hasil yang optimal dalam peningkatan kapasitas Pekka, hal ini terlihat dari belum meratanya perluasan manfaat yang dirasakan masyarakat umum. Sedangkan pada aspek keberlanjutan, ternyata juga belum mencapai hasil yang diharapkan dalam peningkatan kapasitas Pekka, karena secara umum Pekka baru menuju pada aspek keterbukaan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti memberikan saran sebagai berikut; (1) Diperlukan perubahan yang dimulai dari diri sendiri, yaitu dengan merubah pola pikir (mindset) dimana tidak ada lagi nilai-nilai budaya tertentu yang mengekang kebebasan perempuan; (2) Berusaha untuk meningkatkan pengetahuan, informasi dan keterampilan dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada di lingkungan sekitar, dan membangun kekuatan bersama dengan kaum perempuan lainnya lewat wadah kelompok sebagai agen perubahan; (3) Diperlukan adanya penambahan jumlah kader yang mencukupi untuk semua kelompok Pekka dan juga peningkatan frekuensi pelatihan dan penganekaragaman jenis keterampilan yang melibatkan seluruh anggota Pekka; (3) Diperlukan penumbuhan kesadaran semua elemen masyarakat akan pentingnya persamaan hak dan kebebasan dalam mengaktualisasikan diri; (4) Perlunya dukungan pemerintah terhadap pemerataan program pembangunan melalui pemenuhan sarana dan prasarana pendukung.

Women's lives, especially those who are referred to as female heads of family (Pekka), has undergone various forms of discrimination. Gender inequality that occurred in these women's live have led to conditions where they are marginalized from access to resources. Empowerment of Pekka is expected to create critical awareness of women's rights and existence within the social system, cultural, political and economic. This is consistent with the goal of empowerment to strengthen Pekka, Pekka namely to contribute to the process of building community, prosperous democracy, gender justice and dignity. The main focus of this research is to see Pekka capacity building in four aspects: participation, independence, inclusiveness and sustainability of Pekka’s empowerment activities in the District Gerung, West Lombok. This research uses descriptive qualitative methodology. Qualitative research aims to understand the phenomenon of what is experienced by the subjects in this study Pekka member. The informant in this study using purposive technique while also using the snowball technique. to obtain research data using observation and interview documentation. An analyzing the researchers used a contextual and interpretive analysis.In the analysis of contextual and interpretive path consists of three events occurring simultaneously, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions or data verification. The results of this study indicate that the aspects of participation and independence was showing good results in the Pekka capacity. This can be seen from the liveliness and ability pekka members to follow and implement the existing empowerment. For the aspect of inclusiveness does not provide optimal results in increased capacity Pekka, this is not visible from the unequal expansion of the benefits the general public. While in the aspect of sustainability, also have not achieved the desired results in Pekka increase capacity, because in general Pekka new to the aspects of inclusiveness. Based on the results of these studies suggest the following researchers: (1) Necessary changes starting from ourself, that is by changing the mindset in which there is no more certain cultural values that curb women's freedom; (2) Trying to improve the knowledge, information and skills to harness the potential of existing resources in the environment, and build strength along with other women through the container groups as agents of change; (3) Required the addition of a sufficient number of cadres for all groups Pekka and increased frequency of training and diversification of types of skills at local level involving all members Pekka; (4) Required of all elements of society, raise awareness about the importance of equal rights and freedom in ourselves; (5) The need of government support for the equitable distribution of development programs through the fulfillment of supporting facilities and infrastructure.

Kata Kunci : Pemberdayaan, Perempuan Kepala Keluarga, Kapasitas


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.