Laporkan Masalah

MANAJEMEN PENGOLAHAN LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT JOGJA

Muchsin Maulana, Prof. dr. Hari Kusnanto, DrPH.

2011 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Rumah Sakit Jogja merupakan Rumah Sakit Pemerintah yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Jogja. Rumah Sakit Jogja dalam kegiatan seharinya menghasilkan limbah, yang mana jika tidak dilakukan pembuangan atau pembakaran dengan benar maka akan menimbulkan efek buruk pada petugas maupun daerah sekitar. Rumah Sakit Jogja memiliki Insinerator, sehingga mempermudah dalam pengelolaan limbah Rumah Sakit. Pengelolaan limbah, peraturan, prosedur tetap serta pengambilan kebijakan perlu diekplorasi untuk mengetahui bagaimana proses pengelolaan limbah di Rumah Sakit Jogja. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan studi kasus deskriptif kualitatif dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif, Unit analisis adalah Manajemen limbah padat di Rumah Sakit Jogja. Wawancara mendalam dilakukan kepada Kepala Instalasi Kesehatan Lingkungan dan Petugas Pengelolaan Limbah. Sumber data didapat dari observasi, wawancara mendalam dan studi dokumen serta data berupa hasil foto dan rekaman. Hasil: Proses pengelolaan limbah padat di Rumah Sakit Jogja dilakukan oleh Petugas Pengelolaan Limbah dibawah arahan Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Petugas Pengelolaan Limbah merupakan tenaga kontrak dengan pembayaran swadana dari Rumah Sakit. Fasilitas Insinerator di Rumah Sakit memberikan kemudahan dalam proses pengolahan sampah medis dan memberikan incame dalam bentuk uang bagi Rumah Sakit karena banyak pihak mitra (Rumah Sakit swasta, Dokter praktek swasta, Klinik bersalin Swasta, dan Bidan praktek swasta yang belum mempunyai Insinerator) yang mengolah limbah medis mereka di Insinerator Rumah Sakit Jogja. Proses pemantauan Insinerator yaitu pengujian udara, emisi gas buang dan abu Insinerator berkerjasama dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Penanggulangan Penyakit Menular (BBTKL-PPM) Yogyakarta. Pembuangan abu hasil pembakaran di tempatkan di IPAL Rumah Sakit Jogja. Kesimpulan: Kebijakan Rumah Sakit Jogja dengan melakukan sistem kontrak memperlancar proses pengawasan terhadap Petugas. Dilihat dari standar atau protap yang ada di Rumah Sakit maupun standar Pemerintah, bahwa perkembangan pengelolaan limbah padat terjadi perkembangan yang cukup signifikan, yaitu dengan menjadi acuan pengolahan limbah medis padat dari beberapa praktek layanan kesehatan yang ada di Yogyakarta.

Background: Jogja Hospital is a Government-owned Hospital run by the Government of city of Jogyakarta. In its daily activities, the hospital produces waste which, if not properly discharged or burned, may cause adverse effect on workers as well as the surrounding area. Jogja hospital has Incinerator, thus simplifying the management such waste. The waste management including the rules, procedures and policymaking need to be explored to investigate the process of waste management of Jogja hospital. Methods: This study used a qualitative descriptive case study in order to get a clear picture or description about certain situation objectively. The unit analysis was the solid waste management in the Jogja Hospital. In-depth interviews were conducted with the Head of Environmental Health Installation and Waste Management Officer. Data were obtained through observation, indepth interviews and document studies, as well as data in the form photos and recordings. Results: The process of solid waste management at the Jogja hospital was carried out by the hospital waste management officer under the direction of the Hospital Environmental Health Installation. Waste Management Officer was a by-contract employee financed by the Hospital. The Incinerator Facility helped the hospital in processing the medical waste and it was also a source income for the hospital since many other parties (private hospitals, general practitioners, private maternity clinic, and midwives) process their waste in the hospital’s incinerator. The monitoring of the air quality, toxic gas and ashes emissions was carried out by the Board of Environmental Health and Contagious Disease Control (BBTKL-PPM) in Yogyakarta. Disposal of ash from burning in place in WWTP Hospital Yogyakarta. Conclusion: Hospital Policies Jogja by performing the contract system to facilitate the supervision of officers. Viewed from the existing standard or standard operating procedure in hospital or government standards, that the development of solid waste management, significant development occurred, namely with a reference solid medical waste from some of the practices of health services in Yogyakarta.

Kata Kunci : Manajemen, Pengolahan, Limbah Padat, Rumah Sakit Jogja.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.