KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN WISATA PANTAI PARANGTRITIS KABUPATEN BANTUL
Jussac Maulana Masjhoer, S.Kel., Dr. H.M. Baiquni, MA.
2011 | Tesis | S2 Magister Pengelolaan LingkunganPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji sebaran dan volume sampah di kawasan wisata pantai parangtritis, mengevaluasi sistem pengelolaan sampah yang telah dilakukan oleh Pemda Kab. Bantul, dan mengkaji strategi pengelolaan di kawasan wisata Pantai Parangtritis. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan kepada pemerintah daerah setempat dalam pengambilan kebijakan dalam pengelolaan sampah di kawasan wisata Pantai Parangtritis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan survey. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner dan wawancara terhadap 100 responden dan 5 orang informan dari pihak pemda. Penentuan lokasi dilakukan dengan teknik purposive sampling, sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan metode stratified random sampling. Analisis dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif menggunakan tabel frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran sampah terakumulasi di Dusun Mancingan (Pantai Parangtritis), Dusun Grogol IX (Pantai Parangkusumo, dan Dusun Depok (Pantai Depok). Volume sampah yang dihasilkan per hari oleh penduduk setempat dan wisatawan yaitu sebesar 1.547 liter per hari di Pantai Parangtritis, 1.275 liter per hari di Pantai Parangkusumo, dan Pantai Depok sebesar 1.491,8 liter per hari. Volume sampah pada hari raya atau libur nasional sebesar 7.364 liter per hari di Pantai Parangtritis, 7.092 liter per hari di Pantai Parangkusumo, sedangkan Pantai Depok menghasilkan timbulan sampah sebesar 7.303,8 liter per hari. Sistem pengelolaan lingkungan selama ini dinilai belum cukup efektif dan hal tersebut dapat terlihat dari belum terangkutnya keseluruhan timbulan sampah dalam satu hari ke TPA. Kinerja Pemda Kab. Bantul dalam pengelolaan sampah dinilai baik (menurut 68 % responden). Petugas kebersihan setiap pagi mengambil sampah sekali dalam satu hari. Ketersediaan sarana dan prasarana sampah banyak tersedia (menurut 55% responden) dengan kualitas yang cukup baik (menurut 45% responden). Dari segi pembiayaan, nilai retribusi yang dibayarkan cukup sesuai dengan kinerja petugas kebersihan dan jumlah yang dipungut dirasa tidak membebani. Produk hukum persampahan yang terdapat di Kab. Bantul sudah tersosialisasi dan diterapkan dengan baik, namun belum ada pasal yang memberikan sanksi tegas kepada pelanggar.
This study aims to assess the distribution and the volume of waste in Parangtritis tourism area, evaluate waste management systems that have been done by the local district, assess the effectiveness of waste management systems and assess management strategies in the Parangtritis tourism area. This research is expected to be useful as an input to local government in policy-making in waste management in the Parangtritis tourism area. The method used in this research is descriptive method by using surveys. Data were obtained through questioners and interviews of 100 respondents and 5 informants from the local government. Determination of the site was undertaken with a purposive sampling technique, while the sampling technique using stratified random sampling method. The analysis in this research is descriptive analysis using frequency tables. The results showed that the distribution of trash accumulating in the Mancingan Hamlet (Parangtritis Beach), Grogol IX Hamlet (Parangkusumo Beach), and Depok Hamlet (Depok Beach). The volume of waste generated per day by local community and the tourists is equal to 1.547 liters per day in the Parangtritis Beach, 1.275 liters per day at Parangkusumo Beach, and Depok Beach equal to 1.491,8 liters per day. The volume of garbage on holidays or national holidays of 7.364 liters per day at Parangtritis Beach, 7.092 liters per day at Parangkusumo Beach, while Depok Beach produce waste generation amounted to 7.303,8 liters per day. The system of environmental management has been considered not effective enough and it can be seen from not yet lifted overall waste generation in a single day to a landfill. The cleaner every morning pick up the trash once a day. The availability of waste facilities and infrastructure are widely available (according to 55% of respondents) with a pretty good quality (according to 45% of respondents). In terms of financing, the levy is paid fairly in accordance with the performance of a janitor and amounts collected are found to be a burden. Local government regulations has been socialized and well implemented, but there are no articles that give strict punishment to violators.
Kata Kunci : Strategi Pengelolaan Sampah, Kawasan Wisata