Evaluasi Penetapan Kota Terpadu Mandiri (KTM) di Kabupaten Sarolangun
Herning Ratna Kusumawati, SE, Prof. Dr. Mudrajad Kuncoro,SE, M.Soc.
2011 | Tesis | S2 Magister ManajemenPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis tipologi daerah kabupaten atau kota dalam mempercepat penyelenggaraan kota terpadu mandiri. Tujuan kedua adalah untuk mengetahui kriteria dan jenis komoditas unggulan yang dapat dikembangkan sebagai motor penggerak ekonomi kawasan dan kebutuhan investasi yang diperlukan. Tujuan ketiga untuk mengetahui perumusan strategi yang perlu dijalankan untuk mempercepat penyelenggaraan KTM di wilayah Sarolangun, Propinsi Jambi. Studi ini bersifat eksploratif untuk merumuskan konsep arahan pembangunan dan pengembangan (strategi dan program) KTM sebagai pusat pertumbuhan. Daerah yang dijadikan lokasi penelitian adalah KTM Pauh- Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua metode yaitu data sekunder dan sumber-sumber yang terkait dengan penelitian ini. Pengumpulan data menggunakan data sekunder berupa data PDRB kabupaten dan PDRB Propinsi Jambi selama 3 tahun. Analisis potensi daerah dapat menggunakan metode Location Quotient (LQ). Perbandingan Indeks Dominasi antar daerah bagian dan daerah himpunan disebut SLQ. Selain menggunakan SLQ untuk menganalisis sektor yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat menggunakan analisis DLQ (Dynamic Location Quotion). Tipologi daerah merupakan sebuah analisis yang mengklasifikasikan daerah ke dalam empat klasifikasi yaitu daerah cepat maju dan cepat tumbuh, daerah berkembang cepat, daerah maju tapi tertekan, dan daerah tertinggal. Berdasarkan hasil analisis tipologi daerah diketahui bahwa di Propinsi Jambi banyak daerah yang termasuk dalam kategori daerah tertinggal. Kabupaten Sarolangun sendiri merupakan daerah yang masuk dalam kategori daerah tertinggal. Hasil analisis SLQ dan DLQ. Dari sembilan sektor yang terdapat di Kabupaten Saroalngun, yang menjadi sektor unggulan dan masih berpotensi menjadi unggulan adalah sektor pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan serta sektor Konstruksi. Pada sektor pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan, bidang pertanian dan perkebunan yang menjadi sektor unggulan di daerah tersebut. Aspek penting yang dapat dipergunakan sebagai dasar pertimbangan untuk percepatan pembangunan KTM di Kabupaten Sarolangun yaitu sebagai berikut: 1) Komoditas unggulan sebagai basis pengembangan ekonomi KTM adalah komoditas pertanian dan juga komoditas perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura; 2) Pembanguan KTM di Kabupaten Sarolangun pada hakekatnya merupakan integrasi program yang mempunyai prinsip-prinsip berbeda sehingga kelembagaan yang dibentuk bersifat terpadu yang dapat mengakomodasi kepentingan pelaku; 3) Melakukan pengembangan kota (network City) khususnya pada pusat KTM di Kabupaten Sarolangun dengan meningkatkan pembangunan infrastruktur daerah; 4) Program transmigrasi sebagai pendorong masuknya sumber daya manusia atau tenaga kerja di Kabupaten Sarolangun dapat menjadi faktor penting guna meningkatkan pengembangan potensi daerah di Kabupaten Sarolangun.
The objective of this research is, firstly, to understand the analysis of typology of district area or a city to held autonomous integrated city (KTM) immediately. The second is to understand the criteria and types of major commodity which can be developed as economic motivator in the area and investation need. The third is to understand how to formulate a strategy to held autonomous integrated city immediately in Sarolangun, Jambi. This explorative study is to formulate a guidelines concept of development and the growth (strategy and program) of KTM as the center of the growth. The location used in this research was KTM of Pauh Mandiangin, Sarolangun, Jambi. The collecting data method used two methods, secondary and supporting data. The collecting data used secondary data, e.g. PDRB District and Province of Jambi for 3 years. To analyze the potential of the area, this research used Location Quotient (LQ). The comparison of domination Index of inter sub-region and grouped region is known as SLQ. Besides using SLQ to analyze sector which was potential to improve the economic growth in certain area, it also used Dynamic Location Quotient analysis (DLQ). The typology of area is an analysis classifying area into 4 classifications. There are area which is quickly to grow and to be a developed area, area which is faster to develop, area which is developed but under pressure, and area which is left behind (a lagging area). Sarolangun is a lagging area as the result of SLQ and DLQ. From 9 sectors of Sarolangun, these were agricultures, veterinary, plantation, fishery and construction sectors which were still being the major sectors. The important aspects used as consideration to accelerate the KTM development in Sarolangun are 1) primary commodity as development basic of KTM is agriculture and plantation, crop and holticulture sectors; 2) the KTM development is actually an integrated program which has different priciples so that the formed organizational is integrated to accomodate the doer needs; 3) doing city development (Network city) especially in the center of KTM, Sarolangun, by imprving the develoment of regional infrastructure; 4) Transmigration program is as a motivator to the input of human resources or employees in Sarolangun can be an important factor to improve the potential development area in Sarolangun.
Kata Kunci : evaluasi, kota terpadu mandiri, tipologi,komoditas,strategi