ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENETASAN TELUR AYAM BUKAN RAS (BURAS) DI KABUPATEN BANTUL
Rendra Setiawan, Prof. Dr. Ir. Krishna Agung Santosa, M.Sc.
2011 | Tesis | S2 Magister Manj.AgribisnisPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1). kelayakan usaha penetasan secara alami, menggunakan mesin kapasitas 100 dan 1000 telur 2). mengetahui pengaruh perubahan harga jual DOC dan perubahan biaya variabel terhadap kelayakan sensitivitas usaha penetasan 3). mengetahui kekurangan DOC ayam Buras dan keadaan lingkungan di Kabupaten Bantul yang menunjang usaha penetasan 4). mengetahui ketersediaan telur dan minat warga. Data diperoleh dari wawancara, pustaka, survey dan publikasi. Metode analisis menggunakan analisis finansial (PP, NPV, IRR dan B/C), analisis sensitivitas, kebutuhan DOC dan survey penduduk Bantul. Hasil analisis finansial PP, NPV, IRR dan B/C Ratio menunjukkan penetasan secara alami, menggunakan mesin tetas kapasitas 100 dan 1000 telur layak dilakukan. Penetasan yang paling layak dalam waktu 5 tahun yaitu menggunakan mesin tetas kapasitas 1000 telur. Hasil analisis sensitivitas usaha penetasan secara alami, menggunakan mesin kapasitas 100 dan 1000 telur layak apabila terjadi penurunan harga jual 1,67%, 17,54% dan 27,04%. Kenaikan biaya variabel 1,74%, 23,79% dan 40,25%. Kombinasi keduanya 0,85%, 10,09 %, 16,17%. Kekurangan DOC yang harus dipenuhi sebanyak 343.117 ekor, apabila dengan penetasan alami membutuhkan 86 peternak dengan dana sebesar Rp. 1.457.464.600.-, menggunakan mesin tetas kapasitas 100 sebanyak 408 unit dengan dana sebesar Rp.837.379.200,- dan 1000 sebanyak 53 unit dengan dana sebesar Rp.887.750.000,-. Penetasan yang paling tepat yaitu menggunakan mesin tetas kapasitas 100.
A survey was conducted to determine the financial as well as operational feasibility of native chicken hatchery operation in Bantul Regency, Yogyakarta. Three types of operation differing in the hatchery methods used, i.e. 1) natural hatchery (using hens), 2) 100-egg capacity hatchery and 3) 1000-egg capacity hatchery machines. Financial analyses comprise of the analyses of payback period (PP), net present value (NPV), internal rate of return (IRR) and benefit/cost (BC) ratio, followed by sensitivity analyses. It was found that the three types of hatchery operations were financially feasible. Sensitivity analyses showed that the operations remained feasible under maximum day-old chick sale price decreases of 1.67, 17.04 and 27.04%, or maximum variable cost changes of 1.74, 23.79 and 40,25%, for operation type-1, 2 and 3, respectively. To meet the demand of Bantul Regency for day-old chicks, it needs 86 farmers running type-1 operation or 408 units of type-2 operation, or 53 units of type-3 operation, requiring investment costs of Rp 1,457,464,600, Rp 837,379,200, or Rp 887,750,000, respectively. It is recommended to run the type-2 operation.
Kata Kunci : Penetasan, analisis finansial, ayam Buras.