Laporkan Masalah

Visi Kota Yogyakarta sebagai Kota Berwawasan Lingkungan: Studi Relevansi Kebijakan pada Pemerintah Kota Yogyakarta

Ida Rosyiday, S. S, Dr. Agus Pramusinto, MDA.

2011 | Tesis | S2 Magister Adm. Publik

Yogyakarta berpotensi menjadi percontohan kota berwawasan lingkungan yang mencantumkan visi wawasan lingkungan dalam dokumen perencanaan. Karena seringkali visi hanya menjadi slogan yang tidak menjadi arahan pembangunan, peneliti ingin mengetahui bagaimana visi wawasan lingkungan mewujud pada kebijakan, program, dan aksi pemerintah kota Yogyakarta. Metode yang digunakan yaitu metode analisis kualitatif, dengan cara mengamati relevansi visi wawasan lingkungan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Aksi Daerah (RAD) Peningkatan Kualitas Lingkungan dan RAD Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Daerah. Kota bervisi wawasan lingkungan seharusnya mengindahkan prasyarat pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sebagaimana diarahkan dalam konsep-konsep lingkungan hidup, pembangunan berwawasan lingkungan, tata kelola wilayah perkotaan. Keberhasilan pembangunan bervisi wawasan lingkungan juga seharusnya tidak lepas dari perencanaan yang baik seperti diatur dalam konsep-konsep perencanaan, yang salah satunya adalah konsep manajemen strategis. Analisis tesis ini terbagi dalam 4 bagian. Pertama, pada proses perumusan dan teknis dokumen perencanaan, terlihat adanya semangat visi wawasan lingkungan, namun teknis penulisan dokumen tampaknya kurang cermat serta terdapat indikasi bahwa perencanaan kebijakan kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat dan tidak berorientasi perencanaan jangka panjang. Kedua, regulasi yang berkaitan dengan lingkungan cukup memadai dan mendukung semangat visi wawasan lingkungan, tetapi sosialisasi dan penerapan sanksi hukumnya dinilai kurang berjalan. Ketiga, secara substansial, relevansi visi wawasan lingkungan pada kebijakan, program, kegiatan, dan aksi dapat diklasifikasikan menjadi: 1. Kebijakan lingkungan yang konsisten dengan program dan aksinya. 2. Kebijakan lingkungan yang tidak ditindaklanjuti dengan program dan aksi. 3. Program lingkungan yang tidak dirumuskan dalam RAD Lingkungan. 4. Kebijakan non lingkungan yang tidak mencerminkan visi wawasan lingkungan. 5. Masalah lingkungan yang tidak terakomodasi dalam RAD. Keempat, internalisasi visi wawasan lingkungan ke dalam seluruh kegiatan pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan dinilai masih kurang, sehingga banyak masalah lingkungan hidup yang muncul akibat dampak dari dilaksanakannya program pemerintah maupun proyek swasta. Tesis ini berkesimpulan bahwa visi wawasan lingkungan belum sepenuhnya mewujud pada kebijakan, program, dan aksi pemerintah kota Yogyakarta, meskipun sebagian kebijakan dan program sudah mengarah pada visi tersebut. Ke depan, diperlukan perbaikan proses perumusan, penerapan sanksi hukum, sinkronisasi substansi kebijakan dengan visi, dan internalisasi semangat wawasan lingkungan pada setiap perbuatan pemerintah dan pemangku kepentingan.

Yogyakarta is potential to be an environment-friendly city. Moreover, in its documents of development planning, it quoted an environment-friendly vision. Vision is usually taken for granted as a slogan with neither further direction nor actions. Therefore, the research aims to discover how the environment vision manifested itself in the policies, programs, and actions of city of Yogyakarta. The qualitative research method was used to analyze the data. The researcher observed the relevance of environment vision to policies addressed in Local Mid-Term Development Plan (RPJMD) and Local Action Plan (RAD) on Environment Quality Enhancement and RAD on Economic Growth and Local Income Enhancement. A city with environtmental vision should refer to concepts of natural environment, sustainable development, and city management. The achievement of environment-friendly development should also quote good planning as being ruled in the development planning concepts, in which one of them is the strategic planning management. The analysis of this thesis is divided into four parts. First, in terms of planning process and document technical writing, the data show the environment spirit has emerged in the planning. However, the documents themselves show many mistakes and errors that lead the researcher to judge that the planning and the writing of the documents were not seriously and carefully handled. Moreover, the policy planning seemed not to address people’s need and was not oriented to long-term planning. Second, there are adequate regulations related to environment that support the environment vision. On the other hand, the spread of its information and the law enforcement were lack of integrity. Third, substantially, the relevance of environment vision to policies, programs, and actions can be classified as: 1. environment policies consistent with programs and actions; 2. environment policies not followed by programs and actions; 3. environment programs not quoted in the planning documents; 4. non-environment policies not reflecting environment vision; and 5. environment problems not addressed in the planning documents. Fourth, it was found that the environment vision had not been so internalized in the whole actions of the government and the stakeholders that there were many environment cases as the effect of the implementation of the government and private projects. The thesis concluded that the environment vision was clearly not fully manifested in the city of Yogyakarta’s policies, programs, and actions, although some policies headed to that direction. For future development, the researcher wants to propose: better planning process, tougher law enforcement, vision-driven policies, and internalization of environmental spirit to all the government’s and the stakeholders’ projects.

Kata Kunci : visi, wawasan lingkungan, dokumen perencanaan, RAD, ekologis, pembangunan berkelanjutan, pembangunan berwawasan lingkungan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.