MAKNA PEACEBUILDING SURVIVOR KEKERASAN (Studi pada Survivor Kekerasan Episodik dan Struktural yang Tergabung dalam Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan)
Maria Theresia Asti Wulandari, Prof. Dr. Faturochman
2011 | Tesis | S2 PsikologiPerspektif survivor kekerasan terhadap peacebuilding memegang peranan penting dalam mengembangkan strategi peacebuilding di Indonesia. Penelitian ini dirancang menggunakan pendekatan kualitatif dalam melakukan studi eksplorasi deskriptif terhadap makna peacebuilding bagi survivor kekerasan. Penelitian ini melibatkan 12 informan dengan menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi partisipatoris. Data yang diperoleh digunakan untuk mencermati teori psikologi yang sudah ada dan mengeksplorasi konsep peacebuilding yang relevan di Indonesia serta mengakomodasi perspektif survivor. Temuan hasil penelitian ini adalah survivor kekerasan memaknai bahwa untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan, maka perdamaian yang perlu dicapai adalah perdamaian positif dan concencual peace. Hal ini berarti peacebuilding dimaknai sebagai upaya untuk menghasilkan kebenaran dan keadilan, upaya untuk menghilangkan kekerasan dalam berbagai bentuk, upaya untuk menghasilkan dialog, interaksi dan relasi positif antara berbagai pihak, serta upaya untuk menghasilkan rekonsiliasi yang sesungguhnya. Untuk itu maka upaya-upaya peacebuilding yang dilakukan perlu memberi penekanan pada peacebuilding struktural, meski tetap memberi ruang yang cukup pula untuk peacebuilding episodik (peacemaking). Selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi pemaknaan peacebuilding adalah pendidikan orang tua atau significant other, pengalaman pribadi mendapat kekerasan dan ketidakadilan, observasi terhadap kekerasan dan ketidakadilan, bentuk dan intensitas aktivitas yang digeluti, serta interaksi dan informasi yang diperoleh.
Survivor of violence perspective on peacebuilding plays an important role in developing peacebuilding strategy in Indonesia. This study was developed using a qualitative approach in exploring the meaning of peacebuilding for survivor of violence. A number of 12 informants involved in this study that using indepth interview method and participatory observation. The data obtained was used to examine existing psychology theories and exploring peacebuilding concepts that are relevant in Indonesia, as well as accommodating survivor’s perspective. The findings of the study are survivor of violence interpret that to achieve sustainable peace, it must be positive and concencual peace. It means that peacebuilding is interpreted as an attempt to produce truth and justice, efforts to eliminate violence in various forms, generating dialogue, interaction, and positive relationships between the various parties, as well as an effort to make real reconciliation. For these reasons, peacebuilding efforts should focus on structural peacebuilding, while providing enough space for episodic peacebuilding (peacemaking). Moreover factors affecting the meaning of peacebuliding are the education of a parent or significant other, personal experience of violence and injustice, violence and injustice observation, form and intensity of activities, as well as interaction and information obtained.
Kata Kunci : perdamaian, membangun perdamaian, peacebuilding, survivor, keadilan, kekerasan, non kekerasan, kualitatif