Laporkan Masalah

POTENSI PEMBUATAN BRIKET DARI CAMPURAN LIMBAH KULIT SINGKONG (Mannihot esculenta) DAN TEMPURUNG KELAPA ( Cocos nucifera L.) PADA INDUSTRI GETUK GORENG SOKARAJA, KABUPATEN BANYUMAS, JAWA TENGAH

WIKANTI NUR AMALIYAH, Dr. Eng. Iman haryanto, S.T., M.T.

2013 | Tesis | S2 Mag.Sistem Teknik

Di wilayah Kabupaten Banyumas banyak dijumpai varietas kelapa dan singkong yang tumbuh di area perbukitan dan pekarangan. Di Sokaraja terdapat 54 industri getuk goreng yang memanfaatkan singkong sebagai bahan dasar. Dengan perhitungan setiap kg singkong akan menghasilkan limbah kulit singkong 8-15% dari berat singkong tersebut, maka akan menghasilkan limbah sebesar 64- 120 ton/tabun, yang sampai sekarang belum dimanfaatkan secara maksimal. Berdasarkan hal tersebut maka limbah industri getuk goreng dapat dibuat briket sebagai bahan bakar altematif yang renewable dan sustainable. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi dan menentukan komposisi terbaik terhadap briket dari campuran limbah kulit singkong dan tempurung kelapa pada industri getuk goreng Sokaraja, Kabupaten Banyumas yang memenuhi standar SNI 01-6235-2000 tentang briket arang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan variasi komposisi bahan baku dan ukuran partikel. Parameter yang diuji adalah beberapa karakteristik briket meliputi kadar air, kadar abu, kadar volatile matter, kadar karbon terikat, densitas, nilai kalor dan laju pembakaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen arang dari proses pirolisis limbah kulit singkong dan tempurung kelapa diperoleh sebesar 27,85% dan 28,04%; sedangkan nilai kalomya sebesar 5768,76 kal/g dan 7289,19 kal/g. Beberapa parameter yang diujikan berada di atas standar SNI 01-6235-2000 yaitu nilai kalor(5532,97- 6738,12kal/gr),kadar air (5,33 - 7,24%), kadar abu (6,22 - 37,23%), kadar volattile matter (9,77 - 14,77%), kadar karbon terikat (43,57 - 77,57%)dankerapatan1densitas(0,56- 0,80glcm\ Variasikomposisi bahan baku dari campuran arang kulit singkong dan tempurung kelapa dan variasi ukuran partikel sangat mempengaruhi secara nyata terhadap karakteristik biobriket yang dihasilkan. Sedangkan titik optimum diperoleh pada briket dengan komposisi campuran 50% arang kulit singkong dan 50% tempurung kelapa pada ukuran partikel 25 mesh.

In Banyumas, Central Java, there are many coconut and cassava varieties which grow in hills and backyards. In Sokaraja, there are 54 getuk goreng industries which utilize cassava as the basic ingredient. With calculation in every kg of cassava will produce peel waste about 8-15% from total cassava weight; the waste is estimated about 64-120 ton/year. This waste has not been well utilized until now. To utilize the biomass of getuk goreng industry waste which consists of coconut shell and peel waste, it can be processed to be briquette as an alternative fuel which is renewable and sustainable. The objective of this research is to determine the composition effect and to determine the best composition to the characteristic of the briquette which is made from cassava peel and coconut shell in getuk goreng industry Sokaraja Banyumas. This characteristic should pass the Indonesian Standard (SNI) 01-6235-2000 about charcoal briquette. This research is done according to the variations of ingredient composition and particle size. The parameters which are tested are water content, ash content, volatile matter content, fixed carbon content, density, heating value and combustion rate. The result shows that charcoal rendements from cassava peel and coconut shell waste pyrolysis are 27.85% and 28.04%; the heating values are 5768.76 cal/g and 7289.19 cal/g. Some parameters which are tested pass the SNIOI-6235- 2000,theyare heatingvalue(5532.97- 6738.12cal/g);water content (5.33 - 7.24 %); ash content (6.22 - 37.23 %); volatile matter content (9.77 - 14.77%); fixed carbon content (43.57 - 77.57 %) and density (0.56 - 0.80 glcm3). Ingredient variations between cassava peel and coconut shell and the particle size influence the bio-briquette characteristic. The optimum value is reached by the 50% of cassava peel charcoal and 50% of coconut shell at 25 mesh particle size.

Kata Kunci : biomassa, kulit singkong, tempurung kelapa, biobriket


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.