Laporkan Masalah

Wacana dakwah beberapa dai-daiyah terkemuka di Indonesia

ATMAWATI, Dwi, Promotor Prof. Dr. Soepomo Poedjosoedarmo

2009 | Disertasi |

Relatif banyak dai/daiyah ternama di negeri ini. Dai/daiyah tersebut, antara lain: K.H. Abdullah Gymnastiar atau yang lebih dikenal dengan sebutan Aa’ Gym, Ustaz Yusuf Mansur, Ustaz Ariffin Ilham, Ustaz Jeffry Al-Bukhari, dan Ustazah Lutfiah Sungkar. Dakwah mereka relatif banyak diminati. Karena itu, karya tulis ini mencoba mengkaji dan mengungkapkan wacana dakwah mereka dari segi kebahasaan, baik secara struktural maupun sosiopragmatik. Penelitian ini bersifat in depth, maksudnya mencari hal yang sifatnya mendalam. Karena itu, metodenya bersifat kualitatif. Sampel diperoleh dengan menyimak, merekam, dan mencatat dakwah Aa’ Gym, Ustaz Yusuf Mansur, Ustaz Ariffin Ilham, Ustaz Jeffry Al-Bukhari, dan Ustazah Lutfiah Sungkar, baik melalui rekaman kaset maupun menyalin/merekam dari media massa masingmasing satu judul. Untuk menjawab masalah-masalah dalam penelitian ini digunakan metode struktural untuk menganalisis struktur wacana. Adapun untuk keperluan analisis sosiopragmatik, ditempuh cara seperti yang digunakan oleh Wolff dan Poedjosoedarmo (1982), yaitu dengan mengumpulkan data aktual yang seluasluasnya dan menganalisisnya berdasarkan butir-butir yang tertera dalam rumusan masalah. Teori yang digunakan sebagai dasar analisis data, yaitu: teori linguistik struktural dari Ramlan (1993) dan Sugiyono, Rivay, Suladi (2001), teori kohesi dari Ruqaiya Hasan (1976); teori sosiolinguistik mengenai komponen tutur dari Hymes (1972); teori pragmatik dari Grice (1975) dan Leech (1983) mengenai retorika interpersonal, serta teori dari Poedjosoedarmo (1978) mengenai norma kesantunan berbahasa. Pengambilan simpulan dilakukan dengan melihat prinsip-prinsip umum yang digunakan dalam wacana dakwah tersebut. Simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini sebagai berikut. (1) Kajian secara struktural menggambarkan bahwa wacana dakwah beberapa dai/daiyah tersebut memiliki struktur yang relatif teratur, mengandung kepaduan makna (koherensi) dan kepaduan bentuk (kohesi) meskipun kadang-kadang ada kalimat yang kurang runtut. (2) Kajian secara sosiopragmatik menggambarkan bahwa ada kekhasan dalam wacana dakwah. Kekhasan wacana dakwah tersebut mencakupi: adanya penyampaian ayat-ayat suci Al-Qur’an; penyampaian hadis; penyampaian pujian pada Allah Swt.; penyampaian kisah-kisah; ungkapan doa, dan penggunaan istilah-istilah khusus. (3) Mencermati kondisi kebahasaan yang digunakan dai/daiyah saat berdakwah, diketahui bahwa ada pemanfaatan beberapa prinsip-prinsip retorika interpersonal, yakni: prinsip kerja sama (PK), prinsip sopan santun (PS), dan prinsip Pollyana (PP); pemanfaatan beberapa majas; pemanfaatan beberapa kata majemuk; penggunaan beberapa kata sapaan; penggunaan alih kode.

Today, there are many popular preachers in this country. They are Abdullah Gymnastiar or Aa’ Gym, Yusuf Mansur, Arifin Ilham, Jeffry Al-Bukhari, and Lutfiah Sungkar. Since their religious preaching are relatively well preferred, the writer is interested to study the linguistics aspects, both structurally and sociopragmatically. This study uses in-depth interpretive technique and qualitative methods. The sample are collected by observing, recording, and transcribing the preaching from cassettes and mass media. They are taken from Aa’ Gym, Yusuf Mansur, Arifin Ilham, Jeffry Al-Bukhari and Lutfiah Sungkar preaching, which is a title each of them. To answer the problems of the study, the writer uses structural and sociopragmatic analysis. The structural analysis is used to explore the structure. Meanwhile, the socio-pragmatics is used through collecting actual data as many as possible and analyzing them. The method is similar with Wolff and Poedjosoedarmo’s (1982). Furthermore, the theories used in the study include Ramlan (1993)’s and Sugiyono, Rivay, Suladi (2001)’s structural linguistics, Ruqaiya Hasan (1976)’s cohesion theory, Hymes (1972)’s socio-linguistics theory on speech component; Grice (1975)’s pragmatics theory, Leech (1983)’s interpersonal rhetoric theory, and the Poedjosoedarmo (1978)’s norm of language propriety theory. The conclusion is drawn through studying the use of general principles in the preaching discourses. The result of the study are: (1) the structural study describes that they use regular structure, including coherency and cohesion, although there is no ordered sentences; (2) the socio-pragmatic study indicates that there are a typicality in the preaching discourses, that is the delivery of verses of Holy Qoran; the hadist; praise to God; stories, praying expressions; and some specific terms; (3) the language features used by preachers show the use of some interpersonal rhetoric principles, such as principles of cooperative, politeness, Pollyanna, figure of a speech, compound words, honorific, and code switching.

Kata Kunci : Dakwah,Maksim,Prinsip bertutur,Retorika interpersonal,Wacana,discourses, interpersonal rhetoric, maxim, preaching, speech principles


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.