Laporkan Masalah

Loro Blonyo dalam rumah tradisional Jawa :: Studi kosmologi Jawa

SUBIYANTORO, Slamet, Promotor Prof. Dr. Kodiran, MA

2009 | Disertasi |

Penelitian ini mencoba untuk memahami secara mendalam patung loro blonyo dalam rumah tradisional Jawa pertaliannya dengan kosmologi Jawa. Sejalan dengan tujuan tersebut maka permasalahan yang harus dipecahkan adalah bagaimana orang Jawa menafsirkan patung loro blonyo dalam struktur senthong tengah rumah tradisional Jawa, dan bagaimana orang Jawa memaknai rumah tradisional Jawa yang di dalamnya terdapat patung loro blonyo, serta bagaimana keterkaitan antara patung loro blonyo dengan senthong tengah rumah tradisional Jawa dalam konteks kosmologi Jawa. Penelitian dilakukan di Eks-Karesidenan Surakarta yang setting-nya di Bulu, Sukoharja. Surakarta dikenal sebagai pusat tumbuh dan berkembangnya kebudayaan Jawa, di wilayah ini pula pernah berkuasa sistem pemerintahan tradisional ala kerajaan, keraton Kasunanan. Penelitian menerapkan pendekatan kualitatif, sehingga dalam menentukan sumber data yang digali informasinya baik informan, pusat amatan dan dokumen/arsip dilakukan secara purposive sampling maupun snow ball sampling. Untuk menghimpun data/ informasi ditempuh dengan teknik pengamatan terlibat, wawancara mendalam, dan analisis isi dokumen, maupun studi pustaka. Kerangka analisis untuk memahami setiap gejala budaya yang ditemukan menggunakan struktural-hermeneutik yakni menemukan struktur luar dan membahas secara interpretatif untuk menemukan struktur dalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa patung loro blonyo di senthong tengah sebagai lambang sangkaning dumadi atau asalnya kehidupan. Orang Jawa memaknai rumah tradisional Jawa yang di dalam senthong tengahnya terdapat patung loro blonyo adalah simbol paraning dumadi. Dengan demikian patung loro blonyo dalam rumah tradisional Jawa adalah simbol sangkan paraning dumadi. Patung loro blonyo dan rumah tradisional Jawa merupakan satu kesatuan. Dalam pandangan kosmologi Jawa patung loro blonyo merupakan representasi pemilik rumah, manifestasi mikrokosmos, sedangkan senthong tengah rumah tradisional Jawa merepresentasikan alam besar atau makrokomsos. Keduanya merupakan perwujudan dua kosmos yang harmoni satu sama lain yang merypakan transformasi Dewi Sri dan Raden Sadana. Konsep kosmologi Jawa ini kemudian mewujud ke dalam bentuk nilai pandangan hidup orang Jawa yang mengandung ajaran nilai manunggaling kawula Gusti sebagaimana tercermin dalam serat wirid hidayat jati.

This research attempts to comprehend deeply the loro blonyo sculpture in Javanese traditional house relative to the Javanese cosmology. In line with that purpose, the problem that should be dealt with is how Javanese people interpret the loro blonyo sculpture in the middle room (senthong) of Javanese traditional house, and how they perceive the Javanese traditional house in which the loro blonyo sculpture is positioned, as well as what the relationship between loro blonyo sculpture and the Javanese traditional house is in Javanese cosmology context. This research was conducted in Ex-Residency Surakarta areas, particularly in village Bulu, Sukoharjo. Surakarta is known as the centre of Javanese culture growth and development; also in this area, the kingdom-styled traditional government had dominated, Kasunanan Palace. This research applied a qualitative approach in which the information was explored from either informant, observation field, or document using either purposive sampling or snow ball sampling to determine the data source. Techniques of collecting data/information employed were participatory observation, in-depth interview, and documentary content analysis as well as literary study. The analysis frame used to conceive every cultural symptom was the structural- hermeneutical analysis that discovered the outer structure and discusses it interpretatively to discover the inner structure. The result of research shows that loro blonyo sculpture in the middle room denotes the sangkaning dumadi (life origin). Javanese people perceives Javanese traditional house in which the loro blonyo sculpture is positioned as the symbol of paraning dumadi. This, the loro blonyo sculpture in Javanese traditional house is the symbol of sangkan paraning dumadi. The loro blonyo sculpture and the Javanese traditional house is an intact unity. In Javanese cosmology perspective, the loro blonyo sculpture represents the house owner manifesting microcosm, while the middle room (senthong) of Javanese traditional house represents the large universe or macrocosm. Both of them are the manifestation of two mutual-harmonious cosmos, representated by Dewi Sri and Raden Sadana. The concept of Javanese cosmology then manifest in the form of Javanese life perspective containing the manunggaling kawula Gusti value as reflected in serat wirid hidayat jati.

Kata Kunci : Patung Loro Blonyo,Senthong tengah,Simbol paraning dumadi,Rumah tradisional,Jawa,Kosmologi,Manunggaling kawula Gusti


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.