Bentuk dan fungsi wacana SMS (Short Message Service)
ROSMIATI, Ana, Promotor Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, MA
2009 | Disertasi |Penelitian ini bertujuan menemukan kekhasan bentuk-bentuk dalam bahasa SMS, bentuk alih kode dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor penentu dan fungsi komunikatif dalam bentuk dan fungsi wacana SMS. Populasi penelitian ini adalah seluruh tuturan yang terdapat dalam wacana bahasa SMS pada tahun 2004 sampai tahun 2008. Sampel penelitian terdiri atas tuturan dalam SMS di beberapa ponsel, antara lain Sony Ericcsson K700i, Nokia 3100, Nokia 6030, Nokia 7610, Nokia N 81, Samsung E110, Motorola C15, dan Sony Ericsson K310i di wilayah Surakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak, interviu dengan beberapa informan dan ditunjang dengan teknik catat. Validitas data dilakukan dengan cara penulis terlibat langsung dalam pengiriman SMS ke beberapa partisipan. Metode analisis data menggunakan metode padan pragmatis untuk mengidentifikasi bentuk dan struktur wacana serta faktor-faktor yang mempengaruhi bahasa SMS. Metode agih digunakan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi aspek-aspek leksikal dan gramatikal yang terdapat dalam wacana ini dan ditunjang dengan teknik lesap dan teknik ganti. Hasil analisis menunjukkan bahwa bahasa SMS merupakan wacana tulis yang berwujud dialog antara penutur dan mitra tutur yang memanfaatkan fasilitas dalam ponsel. Kekhasan bentuk-bentuk dalam bahasa SMS berupa penyingkatan kata yang meliputi :(1) penghilangan vokal,(2) penghilangan konsonan,(3) penghilangan suku depan,(4) penghilangan suku belakang,(5) kontraksi,(6) monoftongisasi,(7) penggantian kata dengan angka,(8) penggantian kata dengan huruf, dan (9) penggantian kata dengan huruf awal dan SMS dalam bentuk gambar. Aneka kode SMS berwujud bahasa dan ragam. Kode yang berwujud bahasa terjadi dari kode yang berwujud bahasa Indonesia dan non Indonesia. Kode yang berwujud bahasa daerah meliputi bahasa Jawa dan dialek Jakarta. Kode yang berwujud bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Kode yang berwujud ragam terbagi atas ragam Indonesia standar, ragam Indonesia tidak standar, dan ragam ringkas. Alih kode internal meliputi:Alih Kode dari Ragam Bahasa Indonesia Standar ke Ragam Bahasa Indonesia Tidak Standar dan Alih Kode dari Ragam Bahasa Indonesia Tidak Standar Ke Ragam Indonesia Standar. Alih kode eksternal meliputi: Alih kode bahasa Indonesia ke Bahasa Jawa Krama, Alih Kode dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Jawa Madya, Alih Kode dari Bahasa Jawa Ngoko ke Bahasa Indonesia, Alih Kode dari bahasa Jawa ke Bahasa Inggris, Alih Kode dari bahasa Jawa Krama ke Bahasa Inggris , Alih Kode dari bahasa Jawa Ngoko ke Bahasa Inggris, Alih Kode dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris, Alih Kode dari Bahasa Indonesia Tidak Standar Ke Bahasa Inggris, dan Alih Kode dari Bahasa Indonesia Standar ke Bahasa Inggris. Faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode dalam Bahasa SMS adalah keinginan untuk bergaya, rasa hormat, menjalin keakraban, emosi, dan pengaruh situasi bicara, menghindari kesalahpahaman, dan menolak permintaan secara halus. Bentuk kebahasaan dalam wacana SMS ditentukan oleh faktor lawan tutur, peserta tutur, tujuan tutur, urutan tindak tutur, warna tutur, saluran tutur, norma tutur, dan jenis tutur. Fungsi komunikatif dalam bahasa SMS adalah pemberian informasi, penyampaikan berita, pernyataan perasaan kesal atau marah, permintaan, keinginan membuat rasa takut, humor, pekerjaan, politik, cinta, bisnis, doa, ataupun kuis.
The aims of this research are to find out the characteristics of the forms in SMS language, the forms of change of codes and their influencing factors, determinant factors and communicative functions in the forms and functions in SMS (Short Message Service) discourse. The population of this research was all of the utterances discovered in SMS language discourse from 2004 up to 2008. The utterances in SMS discovered in some cellular phones Sony Ericcsson K700i, Nokia 3100, Nokia 6030, Nokia 7610, Nokia N 81, Samsung E110, Motorola C15, and Sony Ericsson K310i in Surakarta area were used as a sample of this research. The data was collected by observation method of listening and interview with some informants endorsed with a noting technique. The writer directly sent SMS to some participants to validate the data. The data is analyzed by using padan pragmatic method to identify the form and structure of the discourse and the factors influencing SMS language. Identity method is used to identify and classify lexical and grammatical aspects found in this discourse endorsed with delection and substitution techniques. The result of this research showed that SMS language was a written discourse in the form of a dialogue between a speaker and interlocutor making use of the facilities in cellular phones. The special characteristics of shortened words in SMS language covered : (1) the omission of vowels, (2) the omission of consonants, (3) the omission of the front syllable, (4) the omission of the rear syllable, (5) contraction, (6) monoftongisasi, (7) the replacement of words by numbers, (8) the replacement of words by letters, and (9) the replacement of words by the initial letter and SMS in the form of pictures. Various codes of SMS took the shape of a language and a variant. The code taking the shape of a language consisted of the code in Indonesia language and in non-Indonesia language. The code taking the shape of a regional language covered the Javanese language and the Jakarta dialect. The code taking the shape of a foreign language was English. The code taking the shape of a variant consisted of the variant of Indonesia standard, of Indonesia non-standard, and the brief standard. The internal change of code covered : the change of code of Indonesia standard variant into Indonesia non-standard variant , the change of code of Indonesia non-standard variant into Indonesia standard variant. The external change of code covered : the change of code of Indonesia language into Kromo (high level of Javanese language), the change of code of Indonesia language into Madya (mid level of Javanese language), the change of code of Ngoko (low level of Javanese language) into Indonesia language, the change of code of Javanese language into English, the change of code of Kromo (high level of Javanese language) into English, the change of code of Ngoko (low level of Javanese language) into English, the change of code of Indonesia language into English, the change of code of non-standard Indonesia language into English, the change of code of Indonesia language into English. The reasons why the change of code in SMS language occurred were for putting on airs, feeling of respect, having close relationship, emotion, and the influence of the situation of speaking. The linguistic form in SMS discourse is determined by its settings, participants, ends, act sequence, key, instrumentalities, norms and genre of the speech. The communicative functions in SMS language were for giving information, sending news, expressing anger or annoyance, requesting, making frightened, cheating, giving humor, containing politics, loving, prayering, and offering quiz with prizes.
Kata Kunci : SMS (Short Message Service), Metode agih, Bahasa dan ragam, Alih kode internal-eksternal, Fungsi komunikatif