Laporkan Masalah

Dialetika progresif dalam teori kritis Herbert Marcuse

KWOK, Suwandi, Dr. M. Mukhtasar Syamsuddin

2010 | Tesis | S2 Ilmu Filsafat

Teori Kritis Herbert Marcuse adalah sebuah filsafat Mazhab Franfurt abad XX, yakni sebuah integrasi antara logika Marxisme dan logika Kritisisme yang dipelopori oleh Immanuel Kant pada era Pencerahan abad XVIII di Jerman. Marcuse melihat bahwa rumusan dialektika yang dibuat oleh G.W.F. Hegel merupakan sebuah titik kulminasi dari logika Kritisisme itu sendiri. Berdasarkan Hegelianisme, Marcuse menganalisa bahwa sebuah masalah telah terakumulasi di dalam kehidupan masyarakat industrialisme Barat maju semenjak berakhirnya Perang Dunia II, yakni yang oleh Marcuse dikatakan telah menjadi paradigma industrialisme tahap lanjut (late-stage industrialism). Marcuse mengatakan bahwa paradigma ini secara internal telah menumbuhkan suatu gejala yang dinamakannya sebagai gejala satu-dimensi (one-dimensionality), yaitu sebuah bentuk sintesa keliru yang terjadi antara aspek subjektivitas yang dimiliki seseorang individu modern dengan aspek predikasinya sendiri. Menurut Marcuse, gejala ini pada akhirnya menyebabkan sebuah dampak devitalisasi terhadap masing-masing dari kedua aspek tersebut yang pada esensinya merupakan dua unsur mendasar di dalam membentuk soliditas dari individualitas diri seseorang yang utuh. Dalam hal ini, Marcuse menguraikan langkah keliru dari Eksistensialisme di dalam menanggapi permasalahan satu-dimensi, yakni ketika aliran tersebut berusaha menciptakan sebuah perceraian total antara subjektivitas seseorang dengan predikasinya sendiri. Berdasarkan integrasi antara filsafat Hegel dan filsafat Marx mengenai ontologi dari dialektika, Marcuse melihat bahwa hubungan yang tepat antara subjektivitas manusia dan predikasinya bukanlah suatu bentuk penyatuan degeneratif seperti gejala satu-dimensi ataupun suatu bentuk antagonisme yang tanpa henti di antara keduanya seperti yang telah ditawarkan oleh Eksistensialisme, melainkan suatu bentuk hubungan dialektika yang terus-menerus menjalankan suatu progresi kualitatif. Penelitian ini adalah penelitian pustaka, yakni dengan menelaah karya-karya utama dari Marcuse antara lain One-Dimensional Man, Reason and Revolution, dan Eros and Civilization, beserta sumber-sumber pustaka tentang ide-ide lain selain pemikiran Marcuse sendiri yang penulis dapatkan dari koleksi perpustakaan dan media internet. Penulis menggunakan metode abstraksi di dalam menggali isi ontologis dari perspektif Marcuse akan integralitas antara pemikiran Hegel dan Marx mengenai relasi yang semestinya antara subjektivitas sebagai pikiran dan predikasi sebagai tindakan dari individu modern, yakni sebuah relasi dialektika yang bersifat progresif. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah gambaran yang komprehensif dari konsep filosofis Herbert Marcuse mengenai Dialektika Progresif antara pikiran dan tindakan individu modern beserta kontribusi yang dapat diserap menurut konteks kehidupan modernitas di Indonesia.

The Critical Theory of Herbert Marcuse is a Frankfurt School philosophy of the XX century, which is an integration between the logic of Marxism and the logic of Criticism that was pioneered by Immanuel Kant in the era of German Enlightment of the XVIII century. Marcuse viewed that the formulation of dialectics made by G. W. F. Hegel was a culmination of the logic of Criticism itself. Basing on Hegelianism, Marcuse analyzed that a problem had being accumulating in the life of Western developed industrialist societies since the end of World War II, by which Marcuse said to have become a paradigm of late-stage industrialism. Marcuse said that this paradigm had shown for being developing in itself a symptom which he named as one-dimensionality, that is, a form of false synthesis between a modern individual person’s aspect of subjectivity and his own aspect of predication. According to Marcuse, this symptom had ultimately caused an effect of devitalization onto each of the both aspects which essentially are two basic elements that formed the solidity of a person’s integrated individuality. In this respect, Marcuse expounded a misstep of Existentialism in its response towards the problem of one-dimensionality, as it tried to create a total divorce between a person’s subjectivity and his own predication. Based on the integration between Hegel’s and Marx’s thought about the ontology of dialectics, Marcuse's view that the proper relationship between human subjectivity and his predication is neither a degenerative unification as if the symptom of one-dimensionality nor an endless conflict between the two as being conceived by Existentialism, but a form of a dialectical relation which constantly undergoes a qualitative progression. This research is a library research, by examining the major works of Marcuse which include One-Dimensional Man, Reason and Revolution, and Eros and Civilization, along with other thinkers’ literary sources in relation to the thought and philosophy of Marcuse that the author obtained from library collections and sources from the internet media. The author employed abstraction method in comprehending the ontological essence of Marcuse’s perspective which is an integration between Hegel’s and Marx's philosophy about the proper relationship between subjectivity as a modern individual’s dynamics in thought and predication as his/ her dynamics of action, ie, a form of progressively dialectical interaction between the two. The expected outcome of this research is a comprehensive picture of Herbert Marcuse's philosophical concept of the Progressive Dialectic between thought and action of modern individuals, together with its contributions which could be absorbed in accord with the context of Indonesian realm of modernity.

Kata Kunci : Dialetika,Kritisisme,Subjektivitas,Prediaksi,Sintesa keliru,Devitalisasi,Progresi kualitatif


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.