Relokasi pasar Niten dan pasar Piyungan di Kabupaten Bantul
RUSDI, Elsavivia, Prof. Ir. Bakti Setiawan, M.A.,Ph.D
2010 | Tesis | S2 Magister Perencanaan Kota dan DaerahDi tengah maraknya invasi pasar modern di Indonesia, pasar tradisional tetap mendapat perhatian utama dari Pemerintah Kabupaten Bantul. Sebagai salah satu sumber perekonomian masyarakat lokal, Pemerintah Kabupaten Bantul berupaya untuk melindungi dan mengembangkan pasar tradisional, secara fisik maupun dari segi permodalan. Setelah gempa yang melanda Kabupaten Bantul pada 27 Mei 2006, banyak pasar tradisional yang mengalami kerusakan dan memerlukan perbaikan fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil dan faktor-faktor yang mempengaruhi perbaikan pasar-pasar tradisional di Kabupaten Bantul, terutama dua pasar yang menjadi fokus penelitian, yaitu Pasar Niten dan Pasar Piyungan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam. Adapun variabel yang ditetapkan adalah aksesibilitas dan layanan di kedua pasar tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam merelokasi Pasar Niten dan Pasar Piyungan seharusnya tidak menimbulkan masalah dari segi aksesibilitas mengingat lokasi baru kedua pasar tersebut hanya berjarak -+ 1 km dari lokasi lama. Namun permasalahan muncul ketika aksesibilitas dikaitkan dengan sarana transportasi publik yang kurang memadai untuk mencapai lokasi pasar. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa kebijakan Pemerintah Bantul dalam mengembangkan pasar tradisional terlalu berlebihan tanpa diimbangi dengan kebijakan yang mendukung meningkatnya permintaan akan pasar. Dengan kata lain, jumlah pasar yang terlalu banyak tidak diimbangi dengan jumlah penduduk yang terlayani. Akibatnya para pedagang tidak mencapai profit dan eksistensi pedagang menjadi terancam. Penelitian ini merekomendasikan agar adanya peningkatan aksesibilitas agar terjadi peningkatan permintaaan akan pasar.
In the context of modern market growth in Indonesia, traditional market is getting full attention from the local government of Bantul. As one of local economic resources, the local government of Bantul has been in the position of protecting traditional market, both phisically and financially. After the earthquake which occured on 27th oh May 2006, many traditional market were damaged and need reconstruction. The research aims to evaluate the results and factors contributed to the reconstruction of traditional market in Bantul. Two cases were studying including Niten market and Piyungan market. This research used qualitative method and data was collected by in-depth interviews. Variable of this research are accessibility and market service. The research found that relocation is not supposed to be problem for accessibility because the new location is just in -+ 1 km from the previous location. However, transportation modes is insufficient. Besides, the research also found that policy of the local government of Bantul toward traditional market was so excessive without considering market demand. In other words, the number of traditional market is to many and over supply. As consequence, traders didn’t get maximal profit and therefore the existance of trader being threated. This research recommends the accesibility should be improved in order to reach rising of market demand.
Kata Kunci : Pasar tradisional,Aksesibilitas,Kebijakan pemerintah,Traditional market,Government policy