Analisis alat penghemat energi listrik komersial

SUNARTO, Ir. T. Haryono, M.Sc.,C.Eng.,MIET

2010 | Tesis | S2 Teknik Elektro

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang penggunaan alat penghemat energi listrik yang dijual secara komersial. Alat ini dipromosikan dapat menghemat listrik sampai dengan 40 %. Banyak anggota masyarakat tertarik untuk membeli alat tersebut karena menyangkut penghematan uang, walaupun ada sebagian masyarakat yang masih meragukan manfaat alat tersebut. Lingkup penelitian ini adalah meneliti mengenai karakteristik beban dari alat penghemat energi listrik komersial, yaitu dengan mengukur besaran arus, daya (daya aktif, daya reaktif, dan daya semu), faktor daya, THDV, dan THDI. Pengukuran besaran-besaran tersebut dilakukan pada saat tanpa beban dengan alat tersebut sebagai beban, pengukuran dengan beban lampu pijar sebelum dan setelah dipasang alat penghemat energi listrik, serta pengukuran dengan beban lampu TL sebelum dan setelah dipasang alat penghemat energi listrik. Berdasarkan hasil pengukuran pada alat tersebut dalam keadaan tanpa beban didapat nilai faktor daya (cos φ) sangat rendah dan leading, yang berarti alat tersebut merupakan beban kapasitif. Setelah diukur menggunakan alat ukur RLC, nilai kapasitor dalam alat penghemat energi listrik adalah : save trick = 9,73 μF; digital saver = 8,11 μF; home electric saver = 9,77 μF. Ternyata memang benar bahwa di dalam alat tersebut hanya berisi sebuah kapasitor yang berarti bahwa alat tersebut berfungsi sebagai alat perbaikan faktor daya. Kapasitor merupakan beban non-linear yang bisa menimbulkan harmonisa, tetapi dari hasil pengukuran, THD yang dihasilkan oleh alat tersebut masih di bawah standard. Pemasangan alat penghemat energi listrik yang berfungsi sebagai perbaikan faktor daya tidak bisa digunakan pada beban lampu pijar karena memperbesar nilai arus yang disuplai oleh PLN. Berdasarkan hasil pengukuran pada beban lampu TL, nilai arus yang disuplai oleh PLN menurun setelah dipasang alat penghemat energi listrik. Penurunan arus ini dikarenakan alat tersebut berfungsi sebagai perbaikan faktor daya. Kenaikan faktor daya ini memperkecil daya reaktif (Q) dan daya semu (S), tetapi nilai daya aktif (P) tetap yang berarti bahwa alat penghemat energi listrik tidak bisa menghemat pemakaian energi listrik (kWh)

This research to analyze the use of electric energy-saver devices (ESD) sold commercially. These devices are promoted to reduce electric cost up to 40 %. Many people are interested to buy the electric energy-saver devices because they can save their money, despite some dubious public opinion about the benefit of the devices. This research scope is to analyze load characteristic of commercial electric energy-saver devices, by measuring current magnitude, power (active power, reactive power, and Apparent-power), power factor, THDV, and THDI. Measurements were done at no-load condition where the ESD itself was treated as load, measurement with incandescent lamps as load before and after attached by electric energy-saver devices, and measurement with fluorescent lamps as load before and after attached by electric energy-saver devices. Based on the measurements, the results showed that on no-load condition, the power factor value (cos φ) was very low and leading, meaning that the device is capacitive. After measured with RLC instrument, the capacitive value in equipment of the device is as follows: save trick = 9,73 μ F; digital of saver = 8,11 μ F; Home electric saver = 9,77 μ F. It was indeed demonstrated that the inside of the device has only a capacitor, meaning that the device is used only as a mean of power factor correction. Capacitor is non-linear load which is able to generate harmonic, but from the result of measurement, THD yielded by the equipment still under standard. Installation of electric energy saver devices functioning as power factor correction cannot be applied at incandescent lamps because the device was increases current value supplied by PLN. Based on result of measurement at TL lamp load, current value supplied by PLN declines after attached by electric energy saver devices. The current decreases because the ESD behaves as power factor correction. The power factor correction minimizes reactive power (Q) and apparent power (S), but active power value (P) remains, meaning the device can’t save the electric energy usage (kWh).

Kata Kunci : Electric energy saver devices,Power factor correction