Laporkan Masalah

Studi manajemen infrastruktur perkotaan berbasis komunitas, kasus manajemen MCK komunal di bantaran sungai Kota Yogyakarta

INDRAYATI, Ariyani, Dr. Luthfi Muta;ali, M.SP

2010 | Tesis | S2 Penginderaan Jauh

Penelitian ini memiliki empat tujuan. Tujuan yang pertama adalah mengetahui pola distribusi keruangan MCK komunal di Kota Yogyakarta, dan bagaimana kaitannya dengan distribusi permukiman kumuh. Berikutnya adalah membandingkan tingkat manajemen MCK komunal berbasis komunitas pada masing-masing bantaran sungai di Kota Yogyakarta dan berusaha mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat manajemen tersebut. Pada bagian akhir akan dianalisis tingkat peranserta komunitas pada kasus-kasus manajemen MCK komunal pada masing-masing bantaran sungai di Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode gabungan antara kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk mencapai tujuan penelitian pertama dan kedua, di mana dilakukan uji statistik untuk membuktikan hipotesis. Sedangkan metode kualitatif digunakan untuk mencapai tujuan penelitian yang ketiga dan keempat yang menekankan untuk menemukan faktor penyebab dan mencari hubungan antar variabel dengan logika induktif. Analisis data data primer dan data sekunder, dilakukan dengan menggunakan unit analisis multi-level, mulai dari level seluruh kota (pola), level bantaran sungai (tingkat manajemen) dan level kasus (faktor pengaruh dan peranserta). Pada penelitian ini ditemukan pola distribusi keruangan MCK komunal di Kota Yogyakata mengelompok, yaitu berasosiasi dengan sebaran permukiman kumuh yang ada, di mana sebagian besar berada di sepanjang bantaran sungai. Tingkat manajemen MCK berbasis komunitas yang berada pada ketiga bantaran sungai tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa dominasi tingkat manajemen di ketiga bantaran sungai masih jelek. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat manajemen MCK komunal berbasis komunitas di Bantaran Sungai Kota Yogyakarta adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari: kapasitas berorganisasi, sumberdaya yang dimiliki (baik manusia maupun lahan), dan kepemimpinan dalam komunitas, serta faktor perilaku individu dalam komunitas. Faktor eksternal terdiri dari: kebijakan pemerintah/desain program khususnya rehabilitasi MCK dan ada tidaknya agen perubah dari luar yang melakukan pemberdayaan pada komunitas. Pada bagian akhir di mana penelitian dilakukan pada level kasus, didapat pemahaman mengenai adanya hubungan yang positif antara tingkat peranserta komunitas dengan tingkat manajemen. Tingkat peranserta ada keenam kasus yang diambil berbeda-beda fase, dengan tangga tertinggi yang dicapai adalah kemitraan. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa implementasi dari desain program (Dinkimpraswil) tidak konsisten pada masing-masing lokasi. Tingkat peranserta di dalam komunitas cenderung tinggi, pada pelaksanaan program yang menerapkan fase berperanserta yang tinggi pula. Dengan demikian perlu dikembangkan desain program yang mampu memberikan wadah yang optimal bagi komunitas untuk berperan serta pada setiap tahapan manajemen, misalnya kemitraan, atau pendelegasian sebagian kewenangan kepada komunitas.

This research consist of four aims. The first aim of this researchis is to know spatial distribution pattern communal toilet in Yogyakarta City, and how is relationship with slum settlement distribution. The second aim is to compare management strata of communal toilet based on community of each riversides in Yogyakarta City. The third aim is to know influences factor of that’s differentiation. The fourth aim is to analyze participation strata on communal toilet management cases in each Yogyakarta City’s Riverside. This study used quantitative and qualitative combine method. Quantitative method, used to get the first and the second research aims, where the stastistic test are used to do hipotesis test. Qualitative method used to get the third and the fourth research aims, that focus to get causes factor and to fined influencis variabel with inductive logical. Primary and secundary data analisys used with multilevel analisys unit, from city level (pattern), riverside level (management), and than case level (influencis factor). The research result show that spatial distribution pattern of communal toilet in Yogyakarta City is clustered, that association with slum settlement distribution, where the most of them is on the riverside. Management strata of community toilet based on each riverside are not significantly different. The evident of is thing, is fact that the strata management in each riverside is dominated with bad management. The influence factors of community based management strata in Yogyakarta City Riverside are internal factor and external factor. The internal factor are consist of: organitation capacity, resources (eather human and land), community leadership and individual behavior in the community. The external factor are consist of: government wisdom/program desain of community toilet rehabilitation, and are there outsider changes agencies that do empowerment to the community. In the end of this research where researcher studi in cases level, gived us understand that there are positive relationship of participation strata and management strata. Partisipation strata in each six cases are different fases, whith the higest rung is partnership. That differentiation show that the implementation of the program desain from Dinkimpraswil is not consistant in each location. Participatoin will be in high strata when the program implementation used the high fase or rung. So, the government must improvements the desain of program that could give optimal results to the community participation yet, in even management steps. As partnership or give delegated power in urban infrastructure management of Yogyakarta City Riversides.

Kata Kunci : Manajemen infrastruktur,Berbasis komunitas,MCK komunal,Banatran sungai


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.