Tinjauan sosiopragmatik tindak tutur permohonan bahasa Jepang di dalam dunia perhotelan
EFRIZAL, Dr. Tatang Hariri, M.A
2010 | Tesis | S2 LinguistikPenelitian ini tennasuk jenis penelitian bahasa yang bertujuan untuk menemukan jawaban dari rasa keingintahuan manusia berupa pengetahuan baru tentang bahasa. Obyek kajiannya adalah kesantunan dalam bahasa Jepang. Sumber data tindak tutur permohonan bahasa Jepang dalam penelitian ini diambil dari drama televisi Jepang Hotelier dalam bentuk DVD (Digital Video Disc). Drama televisi Jepang ini terdiri dari sembilan episode yang ditulis oleh Egashira Michiru. Serial drama ini pemah ditayangkan di televisi Asahi Jepang 19 April hingga 7 Juni 2007. Teknik yang digunakan dalam memperoleh data adalah teknik simak dan catat. Tindak tutur permohonan yang ada dianalisis dan dilakukan identifikasi siapa penutur, siapa mitra tutur, bagaimana situasi tutur, tempat pertuturan itu terjadi, yang dapat mempengaruhi bentuk tuturan yang dipakai. Data yang telah terkumpul tersebut diverifikasi, dengan meminta bantuan dua orang penutur asli (native speaker) yang ada di Program Studi Sastra Jepang Universitas Brawijaya. Dua orang penutur asli yang membantu penulis dalam verifikasi data adalah lzuka Tasuku dan Sonomura Emi. Metode analisis data dalam penelitian ini bersifat kontekstual yaitu mengenai wujud tuturan dengan memperhatikan konteks sosial yang menyertai terjadinya suatu tuturan, seperti yang dikemukakan oleh Sudaryanto (1993:13). Hasil analisa menunjukkan bahwa variasi penanda lingual pennohonan tersebut dapat dikategorikan, (I) penanda lingual pennohonan langsung 'cholcusetsu irai keeshiki' dan (2) penanda lingual permohonan tidak langsung 'kansetsu irai keeshiki' . Penanda lingual permohonan langsung dalam bahasa Jepang pada sumber data drama yang berlatar tuturan di hotel ini, menunjukkan adanya pemakaian tingkat tutur 'keego'. Pemakaian tingkat tutur merupakan manifestasi kesopanan oleh penutur kepada mitra tutur, yang menunjukkan rasa hormat terlebih lagi dalam memberikan pelayanan kepada tamu. Variasi penanda lingual permohonan yang ditemukan adalah - te, - te /cure, -te kudasai, -te choodai, -te kureru, -te moraeru, -te hoshii, -le moraitai, onegai shimasu/onegai itashimam, dan olgo - kudasai. Selain penanda lingual permohonan tersebut, juga ditemukan kalimat yang memiliki fungsi permohonan,yaitu kalimat berita, kalimat perintah, kalimat tanya, dan kalimat harapan. Faktor yang berpengaruh pada pemilihan tindak tutur permohonan santun meliputi faktor kesantunan dan Jatar belakang budaya penutumya. Faktor kesantunan berbahasa mengacu pada bentuk-bentuk ujaran yang dianggap memiliki nilai'sopan ' dalam sebuah masyarakat tutur. Faktor sosial yang mempengaruhi sebuah tuturan adalah Setting and scene, Participant, Ends, Act sequence, Key, Instrumentalities, Norm of Interaction and Interpretation, Genre, Faktor tersebut dipertegas dalam memoteknik 'OOE MAU BICARA' .
The study is a part of linguistic research, having an aim to find out the answer of human curiosity about language. The object of study is the politeness in Japanese language. The data source of speech act is taken from the TV drama of Hotelier in DVD format. It consists of 9 episodes written by Egashira Michiru. The serial was firstly broadcasted by Asahi TV in the period of 19 April to 7 June 2007. The technique to collect the data is listen and record techniques. The request speech acts are then analyzed to identify the speaker, the addressee, the situation in which speech occurs, and the place where it happens, all which have an effect on the speech form taken by the persons involved. Besides, the data are verified by the information from two informants. They are the native speakers of Japanese, lzuka Tasuku and Sonomura Emi. Analysis is done contextually, putting the linguistic data in its social context from which the data are taken. The analysis shows that the variation of lingual marks for the request can be categorized into {1 ) lingual marker of direct request 'chokusetsu irai keeshiki' and (2) an indirect lingual marker of 'kansetsu irai keeshiki'. The lingual markers in Japanese direct request reveals the use of 'keego' speech level. The use of speech levels is a manifestation of politeness by the speaker to the second person. In this case, it is to show respect to guests, in providing services. The variation of lingual marker found includes -te, te kure, -te kudasai,te chooda,te kureru,te moraeru,-te hoshii,-te moraitai, Onegai shimasu I Onegai itashimasu, and o I go-kudasai. In addition, the variation of sentence used to deliver request, not just in imperative, but also declarative, interrogative, and request The factors determining the selection of polite request among others are the politeness factors and the cultural background of the speakers. The politeness factor refers to the forms of speech that are considered to have " politeness value" in a speech community. The social factors affecting an utterance is the setting and scene, Participant, Ends, Act sequence, Key, Instrumentalities, Norm of interaction and Interpretation, Genre. These factors are emphasized in memotechnique of'OOE WANT ABBEY'.
Kata Kunci : Chokusetsu irai keeshiki,Kansetsu irai keehiki,Keego