Laporkan Masalah

Dampak proses amalgamasi pada kegiatan pertambangan emas tanpa ijin (PETI) terhadap kandungan pada beberapa muara sungai di Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat

RAHMAWATI, Diah, Dr. M. Pramono Hadi, M.Sc

2010 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan

Kegiatan PETI di Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat dimulai pada tahun 2008. Pengolahan bijih emas dilakukan melalui proses amalgamasi dengan menggunakan merkuri sebagai pengikat emas. Tailing proses amalgamasi secara langsung maupun tidak langsung dapat memasuki sistem sungai dan mengakibatkan pencemaran merkuri. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengkaji dampak proses amalgamasi terhadap kandungan merkuri pada muara sungaisungai 2) memprediksi dampak kandungan merkuri di perairan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat, 3) merekonstruksi proses amalgamasi sehingga menimbulkan pencemaran merkuri pada sistem sungai agar dapat dicarikan solusi untuk penanganan dampaknya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Sebanyak 6 muara sungai dipilih sebagai lokasi pengambilan sampel dengan 5 muara yang sungainya menjadi tempat pembuangan tailing amalgamasi dan 1 muara sungai sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan merkuri pada sedimen muara sungai 2,66 – 9598,31 mg/kg, kandungan merkuri pada gastropoda <0,00057 – 4,26 mg/kg, kandungan merkuri pada tailing 215,34 – 5361,52 mg/kg. Tingginya kandungan merkuri di lokasi penelitian akan memberikan gangguan terhadap kesehatan masyarakat di masa yang akan datang. Untuk meminimasi dampak tersebut, ada beberapa rekomendasi yang perlu dipertimbangkan, diantaranya merubah proses amalgamasi menjadi sianidasi, memodifikasi alat pembakar amalgam, membuat bak penampung yang permanen, memindahkan sedimen yang terkontaminasi, fitoremediasi, dan in situ stabilization.

Traditional gold mining in Sekotong District was started at 2008. Gold extraction is done through amalgamation. Mercury is used as separating agent of fine gold particles from its ore. Amalgamation tailing contain of mercury that caused river pollution. Tailing (waste) is directly or indirectly wasted to the rivers. The objectives of this study are: 1) to examine of mercury content in some estuaries as impact of amalgamation in traditional gold mining, 2) to estimate mercury content effects to the socio-economic of Sekotong community, 3) to reconstruct amalgamation process that cause mercury pollution in river systems and find solution of it. A survey method was used for this study. Six (6) estuaries were selected as sampling locations which are 5 estuaries as amalgamation tailing disposal areas and an estuary as a controller one. The result shows mercury content range are about 2.66 to 9598.31 mg/kg in sediment, <0.00057 to 4.26 mg/kg in gastropods, and 215.34 to 5361.52 mg/kg in tailings. High of mercury contents in estuaries will give health problems to the community. There are recommendations to minimize the negative impact such as replace mercury with cyanide, modification of heating process (change open heating to distillation), build a concrete tailing reservoir, removing the contaminated sediments, phytoremediation, and in situ stabilization.

Kata Kunci : Amalgamasi,Pencemaran merkuri,Tailing, amalgamation, mercury pollution, tailing


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.