Laporkan Masalah

Bentuk dan fungsi pertunjukan orkes Yang Khim di Klenteng Tay Kak Sie Semarang

PATRIANTORO, Teguh Hartono, Prof. Dr. Timbul Haryono, M.Sc

2010 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan tentang bentuk dan fungsi pertunjukan Orkes Yang Khim yang ada di Semarang. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan multidisiplin yang memfokuskan analisa pada kesenian tradisi. Kajian Etnomusikologi digunakan sebagai payung utama, disamping pendekatan musikologi, antropologi, dan sosiologi sebagai pendekatan pendukung dalam mengupas permasalahan tersebut. Perubahan politik di Indonesia sejak Era Reformasi telah mengakibatkan pemerintah mencabut INPRES No. 16 tahun 1967 dan memberikan kebebasan bagi warga Tionghoa untuk melakukan segala aktivitas budaya mereka di dalam maupun di luar ruangan. Fenomena itu disambut baik oleh masyarakat Tionghoa untuk kembali mengeksiskan pementasan Orkes Yang Khim. Bentuk pertunjukan orkes yang di negara asalnya selalu ditampilkan dalam berbagai macam acara dan memiliki fungsi sebagai sarana hiburan, setelah sampai di Indonesia dan mendapatkan tekanan politik, pertunjukan berubah menjadi bentuk pseudo ritual. Bentuk pertunjukan tersebut dapat dijumpai ketika orkes sengaja membuat iringan musik untuk biksu/bikuni berdoa di dalam klenteng. Wahana pentas yang selalu bertepatan dengan perayaan pesta nama dewa-dewi di dalam klenteng adalah langkah logis yang mereka tempuh untuk tetap mempertahankan budaya Tiongkok dan sebagai warisan kepada generasi berikutnya tanpa harus berurusan dengan pihak berwajib. Bentuk pertunjukan di dalam klenteng harus memperhatikan lagu yang tidak memiliki tema merindukan kekasih, perempuan yang dimadu, dan ber-genre house music ataupun disco. Bentuk pertunjukan di luar klenteng bebas menggunakan lagu apa saja. Fungsi pertunjukan Orkes Yang Khim secara garis besar dapat dipisahkan menjadi 2, yakni: pseudo ritual dan hiburan. Fungsi sebagai pseudo ritual tersebut dapat dijumpai ketika Orkes ini main di dalam klenteng. Fungsi sebagai hiburan dapat ditemui ketika mereka main di luar klenteng.

This research objective is to provide understanding on subject of apperance and functions of Yang Khim Orchestra, Semarang. Qualitative with multi dicipline approach by focusing on traditional art employs as research method. Ethnomusicology study take as main reference with musicology, antropology and sociology as proponent approach for analyzing given topic. Indonesia political transformation in Reformation Era had encouraged Government to withdraw INPRES no. 14/1967 and giving permission their cultural activity either inside or outside the chamber. This moment had being excitedly appreciated by Chinese people to once again give shape on Yang Khim Orchestra. Contrast with its original appearance at its home country that invariably performs during various event and functioned as entertainment, in Indonesia trough political pressure its performance degraded merely as pseudo ritual. This performance can be founded as the orchestra purposely accompany the pray of Budhist monk within klenteng (temple). Tradition intentionally performs during deity and goddess celebration within klenteng is reasonable mode that they took to preserves Chinese tradition and heritage for their successor without have to deal with officer. Performance establishes in klenteng should notice the song which unrelated with themes as dream of beloved, women who betrayed and have genre as house-music or disco. In contrast, performance outside klenteng has more limitless song preference. There are two main functions of Yang Khim Orchestra: pseudo ritual and entertainment. Pseudo ritual function may be founds as the orchestra performed inside the klenteng. Whereas, entertainment function can be founded as it being performed outside the Temple.

Kata Kunci : INPRES, Orkes, pseudo ritual, INPRES, Orchestra, and pseudo ritual


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.