Peran lembaga adat Mosalaki dalam penyelesaian konflik hak Tanah Ulayat di Kelurahan Wolojito Kecamatan Wolojito Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur
SAKASARE, Maria Enggelina Iku, Wawan Mas'udi, S.I.P.,M.P.A
2010 | Tesis | S2 Ilmu PolitikPenelitian ini secara garis besar berbicara mengenai peran Mosalaki dalam penyelesaian konflik perebutan hak kuasa atas tanah ulayat antara sesama keturunan Mosalaki di Kelurahan Wolojita, Kecamatan Wolojita Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mosalaki merupakan lembaga adat yang ada di Ende. Mosalaki juga sebutan ketua lembaga adat tersebut. Mosalaki adalah elit lokal yang ada di daerah Wolojita Ende Flores. Sampai dengan saat ini Mosalaki masih tetap eksis di Ende umumnya dan Wolojita. Peran Mosalaki sangat beragam, antara lain penguasa atas tanah adat / ulayat, sebagai pemimpin upacara adat, sebagai penguasa hukum adat dan sebagai penjaga dan pengurus tradisi sakral nenek moyang. Dengan peran ini Mosalaki mempunyai kuasa yang besar. Mosalaki sebagai ketua lembaga adat, sangat dipercaya masyarakat dalam menyelesaikan berbagai macam konflik yang terjadi padahal sudah ada pihak yang berwajib antara lain kelurahan dan pihak keamanan. Kepercayaan ini dikarenakan masyarakat menganggap bahwa bahasa Mosalaki adalah bahasa yang berasal dari nenek moyang mereka. Begitu banyak konflik yang sudah diselesaikan oleh Mosalaki, tetapi konflik perebutan hak kuasa atas tanah ulayat di Lingkungan Kopemoe Kelurahan Wolojita Kecamatan Wolojita inilah yang sampai saat ini belum diselesaikan. Konflik ini awal mulanya terjadi diakibatkan dari penebangan pohon sebagai batas tanah, karena sebelum diberlakukannya pilar sebagai batas tanah, di Wolojita pohon berumuran panjanglah batas tanahnya. Kedua belah pihak merasa mempunyai kewenangan dan hak yang sama atas penguasaan tanah ulayat karena sama – sama juga merupakan keturunan Mosalaki. Konflik ini dipicu oleh faktor ekonomi dimana harga tanah mulai mahal. Dalam penyelesaian konflik tanah ulayat tersebut Mosalaki berperan sebagai konsiliator dan mediator dimana, Mosalaki memanggil kedua belah pihak, mendengarkan kronologis kejadian, memberikan saran dan memberikan solusi, namum cara – cara yang dilakukan oleh Mosalaki ini belum membuahkan hasil yang sesuai dengan keinginan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa, Mosalaki hanya berani dan tegas dalam menyelesaikan konflik yang terjadi pada masyarakat yang bukan keturunan Mosalaki saja, sedangkan pada sesama keturunan Mosalaki, mereka tidak tegas dalam proses penyelesaian.
This research was largely talking about the role of conflict resolution Mosalaki in power struggles over land rights of indigenous descent among Wolojita Mosalaki in The Village, District Wolojita Ende regency of Nusa Tenggara Timur Province. Mosalaki an existing traditional institutions in Ende. Mosalaki also called the head of such traditional institution. Mosalaki is the local elite in the area Wolojita Ende Flores. Until now Mosalaki still exist in general, and Wolojita Ende. Mosalaki very diverse roles, among others, the ruler of the land customs / customary, as a ceremonial leader, as the ruler of customary law and as guardians and administrators of the sacred traditions of our ancestors. With this role Mosalaki have great power. Mosalaki as chairman of customary institutions, it is believed the community in resolving various conflicts that occur when existing authorities, among others, administrative and security. This belief is because society considers that Mosalaki language is a language derived from their ancestors. So many conflicts that have been completed by Mosalaki, but the conflict of authority over the seizure of communal land rights in Sub Wolojita District Environmental Kopemoe Wolojita this has not been completed. This conflict occurs due to the beginning of the felling of trees as land boundaries, since before the inception of the pillars as land boundaries, in Wolojita tree land boundary. Both parties feel has the same authority and rights over communal land tenure because of the same - the same is also a descendant Mosalaki. The conflict was triggered by economic factors, where land prices began to expensive. In the communal land conflict resolution Mosalaki role as conciliator and mediator, which, Mosalaki summon both parties, listen to chronological events, giving advice and providing solutions sufficient, but how - how that is done by Mosalaki has not led to results that match the desire. It can be concluded that, Mosalaki only courageous and decisive in resolving conflicts that occur in society who are not descendants Mosalaki only, while others descended on Mosalaki, they are not assertive in the process of completion.
Kata Kunci : Elit lokal,Konflik,Peran