Laporkan Masalah

Peran CFSP dalam mengelola masalah politik dan keamanan Uni Eropa :: Studi kasus invasi AS ke Irak

GILMORE, Joseph, Prof. Dr. Budi Winarno

2010 | Tesis | S2 Ilmu Hubungan Internasional

Berakhirnya perang dingin pada 1990 an, telah membuat Negara-negara UE berkeinginan untuk lebih meningkatkan kerjasamanya dalam bidang politik dan keamanan. Keinginan UE ini kemudian ditindaklanjuti dengan dibentuknya CFSP (Common Foreign Security Policy) melalui perjanjian Maastricht pada 1992. Berdirinya CFSP diharapkan memberikan kemampuan bagi UE untuk dapat menentukan sikapnya secara mandiri, dalam usahanya untuk menjadi salah satu kekuatan dunia. Tesis ini mencoba memberikan analisa mengenai peran CFSP dalam upayanya menyatukan sikap dan pandangan negara-negara anggotanya dalam krisis Irak, dimana keinginan itu kemudian mendapatkan tantangan baik dari faktor internal dan juga faktor eksternal. Kondisi ini kemudian membuat CFSP mengalami kegagalan dalam menentukan sikapnya terhadap krisis Irak. Kegagalan yang dialami CFSP ini menunjukkan bahwa mereka pada dasarnya belum siap dalam menghadapi isu-isu yang melibatkan berbagai kepentingan negara-negara besar anggotanya. Ditambah lagi, masih lemahnya kekuatan militer yang dimiliki menyebabkan mereka belum sepenuhnya dapat bersikap konfrontatif terhadap isu yang ada, serta menyebabkan mereka masih mengalami ketergantungan terhadap NATO.

The wish of EU countries to enhance their cooperation in the field of politics and security partly was caused by the end of cold war in the 1990s. Then, this wish was followed up with the establishment of CFSP (the Common Foreign Security Policy) through Maastricht treaty in 1992. The establishment of CFSP is expected to increase the abilities of EU in being able to determine independently his own attitude, in his attempt to become one of the world power. This thesis attempts to provide an analysis of the role of the CFSP in unifying the attitudes and views of its member states on the Iraq crisis. This intention got the challenges both from internal and external factors. This condition caused the failure of CFSP in determining his attitude toward the Iraq crisis. The failure experienced by CFSP indicated that basically it was not ready to deal with issues involving various interests of its member countries. Moreover, the still weak of the strength of it’s military forces causing its inabilities to take confrontational options on available issues, and this weakness then caused its dependence on NATO

Kata Kunci : CFSP,Uni Eropa,Amerika Serikat,Krisis Irak,Penagruh NATO,Kompetisis kepentingan negara,negara Uni Eropa


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.