Laporkan Masalah

Bentuk dan fungsi nyanyianritual dalam kesenian Wora Sinci di Masyarakat Pamona Propinsi Sulawesi Tengah

CHRISTIAN, Handi Jefry, Prof. Dr. Victor Ganap, M.Ed

2010 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Penelitian ini mencoba mengkaji tentang nyanyian ritual yang digunakan dalam kesenian wora sinci pada upacara kematian di masyarakat Pamona, Sulawesi Tengah. Pamona merupakan salah satu suku yang penyebarannya meliputi daerah-daerah di wilayah kabupaten Poso. Secara umum, masyarakat Pamona mayoritas beragama Kristen yang pertama kali dirintis oleh A.C. Kruyt pada tahun 1892 dimasa pemerintahan Hindia Belanda. Masyarakat Pamona pada awalnya masih menganut kepercayaan kepada roh-roh yang disebut molamoa. Hal ini melatar-belakangi lahirnya beberapa upacara ritual pemujaan kepada roh-roh yang salah satunya adalah upacara ritual kematian. Masuknya agama Kristen membawa banyak perubahan pada kehidupan sosial dan budaya masyarakat Pamona. Salah satunya adalah upacara kematian yang bentuk dan pelaksanaannya sudah berbeda. Pada kepercayaan animisme, upacara kematian memiliki beberapa tahap pelaksanaan yaitu mongkariani, mompemate, mogawe dan meloa. Beberapa tahap ini sudah tidak dilaksanakan lagi sejak masyarakat Pamona sudah menganut agama Kristen karena tidak sesuai dengan ajaran Kristen. Kesenian wora sinci merupakan kesenian yang dimainkan pada upacara kematian dimana di dalamnya terdapat unsur nyanyian yang sakral bagi masyarakat Pamona. Nyanyian ini dikatakan sakral karena hanya boleh dinyanyikan pada upacara kematian dan hanya ketika mayat masih ada di rumah duka. Kesenian ini melibatkan banyak orang dalam pertunjukannnya dan para pelakunya menyanyikan dua buah nyanyian yang disebut dengan ndoi bo’i dan taleileta. Syair dari nyanyian ini berasal dari doa-doa tadu mBurake yang menceritakan tentang perjalanan roh orang mati menuju ke kehidupan selanjutnya yang belum pernah dikenalnya. Fungsi kesenian ini adalah untuk menghibur pihak keluarga yang berduka cita dan membuat orang-orang tetap terjaga di malam hari.

This research focuses on wora sinci ritual chant performed during funeral ceremony amongst the Pamona ethnic group, a particular tribe that mostly inhabited areas within the district of Poso in Central Sulawesi province. In general their belief is christianity, a new religious faith introduced for the first time overthere in 1892 by a Dutch missionary A.C. Kruyt, during the reign of the Netherlands Indies colonial government. In fact, prior to christianity, the Pamonas originally believed in the spirits of the deceased, called molamoa. This molamoa has given birth to the local traditional offering ceremony, as a tribute to the spirits of the deceased, especially during the funeral service. However, the conversion to christianity had brought some major changes to socio-cultural life of the Pamonas. One of such changes includes the reconstruction of molamoa ritual funeral ceremony that has been carried out in many different forms and liturgical order. During the pre-christian era, such ritual funeral ceremony usually consisted of several liturgical order, namely: mongkariani, mompemate, mogawe and meloa. Later on, some of them were no longer observed by the Pamonas, eversince it was considered as not in conformity with the christianity. The only remained liturgical order today is wora sinci, a sacred ritual chant performed during the funeral ceremony amongst the Pamonas. The chant is sacred, as it can only be performed during the ceremonial event, when the death is still laid at home. The performance of wora sinci involves many performers, in chanting two melodies called ndoi bo’i and taleileta, where the melodies lyric originated from the tadu mBurake prayers, who are reciting the passage in guiding the spirit of the deceased into the untravelled next life. While the main purpose of this performance is to comfort the family members of the death, it is also meant to help people around in keeping them to stay awake all through the night.

Kata Kunci : Nyanyian ritual, Kesenian wora sinci, Fungsi,Masyarakat Pamona


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.