Ritual Suran di Dusun Kudusan, Desa Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, sebuah kajian penampilan
SATHOTHO, Surya Farid, Prof. Dr. C. Soebakdi Soemanto, S.U
2010 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni RupaKajian „penampilan‟ dipergunakan untuk melakukan penelitian terhadap Ritual Suran sebagai sebuah penampilan. Kajian penampilan memusatkan perhatian pada aspek „ketertampilan‟ Ritual Suran tanpa meninggalkan aspek „keterungkapan‟. Dengan kajian penampilan, Ritual Suran dianalisis dari sudut pandang „adalah‟ dan „sebagai‟ sebuah penampilan. Ritual Suran merupakan arena perebutan kekuasaan, di dalamnya terjadi pertarungan antara berbagai unsur sebagai sebuah praktik. Unsur-unsur yang berperan sebagai agensi dalam Ritual Suran memiliki bermacam modalitas untuk bertahan dalam sebuah arena. Ritual Suran pada saat bersamaan merupakan proses liminal. Dalam proses tersebut terjadilah masyarakat bebas struktur yang membentuk konsep komunitas. Puncak ketertampilan sebuah „penampilan‟ terletak pada klimaksnya. Untuk mencapai klimaks, berbagai tingkatan keahlian dipergunakan oleh penampil. Tingkatan keahlian dimanifestasikan dalam bentuk-bentuk visual dan auditif unsur ritual. Ritual Suran adalah sebuah entitas multi lapis, sehingga untuk memahami makna tiap lapisan tersebut dipergunakan pendekatan semiotika untuk memahaminya. Pendekatan semiotika menjelaskan makna unsur-unsur wadag „penampilan‟, serta „penampilan‟ sebagai sebuah aktivitas.
Performance studies has been aplicated to do the research on Suran ritual as a performance. Through performance studies, Suran ritual is analyzed from the standpoint of “is†and “as†performance and it focuses on the performativity aspects of Suran ritual without neglecting the expressitivity aspects of it. Suran ritual is an arena of power struggles, in which the competition among various elements has occurred in it as a practice. Elements that act as the agency in Suran ritual have different modalities to survive in a field. Suran ritual at the same time is a liminal process where the anti structure society has occurred and created the concept of communitas. The peak of performativity lies in the climax of the performance where. To achieve a climax, the various levels of expertise used by the performers, which in this case the level of expertise is, manifested in visual and auditive forms of the elements of ritual. Suran ritual is a multi-layered entities; so that semiotic approach is required to analyze the meaning of each layer. Semiotic approach is appropriate to explain the meaning of the physical elements of performance and the performance as a form of activities as well.
Kata Kunci : Ritual suram,Kajian penampilan,Ketertampilan,Keterungkapan,Liminalitas,Entitas multi lapis