Perbedaan ekspresi transforming growth factor (TGF) beta pada pterigium primer progresif setelah pemberian injeksi mitomisin C (MMC) dan 5-fluorouracil (5 FU) intralesi sebelum operasi

MEIDA, Nur Shani, Prof. dr. Wasisdi Gunawan, Sp.M(K)

2010 | Tesis |

Latar Belakang Pterigium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskuler konjungtiva berbentuk segitiga yang meluas ke kornea dengan puncak mengarah ke pupil. Pterigium masih menjadi masalah karena sering timbulnya rekurensi. Angka kekambuhan pterigium di Indonesia masih tinggi lebih dari 50%. Beberapa penelitian melaporkan bahwa TGF-β berperan dalam patogenesis dan rekurensi pterigium. MMC dan 5 FU dapat menurunkan TGF-β sehingga dapat menurunkan rekurensi pterigium. MMC merupakan obat antimetabolit yang menghambat sintesa DNA pada seluruh fase siklus sel. Antimetabolit 5-FU menghambat biosintesis pirimidin dengan menghambat enzim timidilat sintase, yaitu suatu enzim yang mengkatalisis sintesis DNA. Tujuan Mengetahui perbedaan ekspresi TGF-β pada pterigium primer progresif setelah pemberian injeksi MMC dengan 5 FU intralesi sebelum operasi. Bahan dan Cara Penelitian cross sectional dilakukan di RS Sardjito dan RS Jejaring tahun 2007-2008. dan mendapatkan sampel sebanyak 48 pasien pterigium primer progresif yang berusia antara 30-50 tahun, dibagi menjadi 2 kelompok secara randomisasi. Kelompok pertama sebanyak 24 pasien yang mendapatkan injeksi MMC 0,1 cc intralesi (0,15 mg/ml). Kelompok kedua 24 pasien yang mendapat injeksi 5 FU 0,1 cc intralesi (50 mg/ml). Injeksi dilakukan pada corpus ptergium dilakukan 1 minggu sebelum operasi. Setelah itu operasi dilakukan dengan metode Merest 2 jahitan. Jaringan pterigium dibawa ke laboratorium PA untuk dilakukan pemeriksaan TGF-β dengan metode imunohistokimia. Ekspresi TGF-β dinilai dengan menghitung jumlah sel positif tiap 100 sel. Perbedaan ekspresi TGF-β antara 2 kelompok dianalisa dengan independent t-test. Hasil Karakteristik subyek (umur, jenis kelamin, derajat pterigium, paparan matahari dan pelindung mata) tidak berbeda bermakna antara 2 kelompok. Ekspresi TGF-β pada kelompok injeksi MMC cenderung lebih rendah (8, 25 ±1,98 per 100 sel) daripada kelompok injeksi 5 FU (8,88 ± 2,83 per 100sel) tetapi tidak berbeda bermakna. Efek samping pada kedua kelompok adalah nyeri ringan dan hiperemi ringan. Sebanyak 9 pasien (37,5%) post injeksi MMC dan sebanyak 19 pasien (79,2%) post injeksi 5 FU mengeluh nyeri ringan dan tampak hiperemi ringan pada konjungtiva. Simpulan Terdapat perbedaan ekspresi TGF-β pada pterigium primer progresif setelah injeksi MMC dan 5 FU intralesi sebelum operasi. Ekspresi TGF-β pada kelompok injeksi MMC cenderung sedikit lebih rendah (8, 25 ±1,98 per 100 sel) dibanding kelompok injeksi 5 FU (8,88 ± 2,83 per 100sel) tetapi tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Injeksi MMC daan 5 FU intralesi sebelum operasi pterigium mempunyai efek samping ringan.

Background Pterygium is the growth of the conjunctival fibrovascular tissue which triangular shape extending cornea, with its upper part directing to pupil. Pterygium remains a problem because of recurrency. The recurrence rate of pterygium in Indonesia still high more than 50%. Some studies proved involvement of TGF-β in pathogenesis and recurrence of pterygium. MMC and 5 FU can reduce TGF-β so reducing recurrence rate of pterygium. MMC is antimetabolit which stop DNA synthesis for all of phase cycle cell and 5-FU stop pyrimidine synthesis which stop timidilate sintetase enzyme. Purpose To know differences of TGF-β expression in progresive primary pterygium after MMC intralesion injection with 5 FU intralesion before surgery. Material and Method The cross sectional study was performed in Sardjito Hospital and Networking Hospital between 2007 until 2008 and collected 48 patient with age 30-50 years old . The patient divided into 2 groups randomly. Twenty four patients received MMC 0,1 cc intralesion injection (0,15 mg/ml) and 24 pasien received 5 FU 0,1 cc intralesion injection (50 mg/ml). Injection MMC and 5 FU in corpus pterygium, 1 week before surgery. Merest method was conducted to extirpate the pterygium with 2 sutures. Pterygium tissue sent to patology anatomical to examine TGF-β expression with immunohistochemistry method. TGF-β expression was evaluated by count the number positive cell every 100 cells. The differences of TGF-β expression among 2 grous were analyzed by independent t-test. Results Subject characteristic (age, gender, grade of pterygium, sun exposure, eye protection) not significantly differences among 2 groups. TGF-β expression in MMC group tend lower (8, 25 ±1,98 every 100 cells) than 5 FU group (8,88 ± 2,83 every 100 cells) but not significantly differences. Side effect in both groups was mild (mild pain and mild hyperemia). Nine patients (37,5%) post MMC intralesion injection and 19 pasien (79,2%) post 5 FU intralesion injection have mild pain and appearance mild hyperemia in conjunctiva. Conclusion There is differences of TGF-β expression in progresive primary pterygium after MMC intralesion injection and 5 FU intralesion injection before surgery. TGF-β expression in MMC groups tend lower (8, 25 ±1,98 every 100 cells) than 5 FU groups (8,88 ± 2,83 every 100 cells) but not significant differences. MMC and 5 FU intralesion injection before surgery have mild side effect.

Kata Kunci : Ekspresi transforming growth factor (TGF) beta,Injeksi mitomisin C (MMC)