Bounded rationality dalam proses pembuatan keputusan peringatan dini tsunami di Kota Padang
SASMITA, Siska, Dr. Agus Pramusinto, MDA
2010 | Tesis | S2 Administrasi NegaraMayoritas kajian sistem peringatan dini tsunami menyoroti sisi pemberdayaan dan evakuasi sebagai respon terhadap peringatan dini yang dikeluarkan, dengan berlandaskan pada metode matematis dan teknologi informasi. Penelitian ini menyoroti sisi lain dari sistem peringatan dini yakni perpaduan sisi administratif dan politik dalam pembuatan keputusan peringatan dini tsunami di Kota Padang. Dari pesrpektif keputusan, aplikasi decision support system yang terintegrasi dalam sistem peringatan dini tsunami Indonesia (InaTEWS) menyediakan tipe peringatan untuk dievaluasi para aktor sebelum didiseminasikan. Artinya penyelenggara penanggulangan bencana di daerah sesungguhnya memiliki kewenangan lebih dari sekedar meneruskan pesan peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG Jakarta. Dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, penyelenggara penenggulangan bencana di daerah dapat menetapkan local decision making (improvisasi). Fokus penelitian ini adalah proses pembuatan keputusan dalam kerangka bounded rationality pada sistem peringatan dini tsunami di Kota Padang serta diseminasi informasi peringatan dini sebagai komponen derivatif-nya. Pendekatan utama yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan mengandalkan wawancara mendalam sebagai instrumen penting. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembuatan keputusan dalam sistem peringatan dini di Kota Padang mengadopsi model naturalistik dan bekerja dalam kerangka batas-batas rasionalitas. Ciri utama bounded rationality tampak pada keterbatasan pengetahuan penyelenggara penanggulangan bencana tingkat lokal yang berimbas pada kemampuan mengelola informasi bagi proses pembuatan keputusan peringatan dini. Terdapat pula kecenderungan bahwa keputusan peringatan dini yang dikeluarkan Walikota Padang didominasi pertimbangan etis terutama nilai-nilai religiusitas, dibanding pertimbangan faktual. Kaidah-kaidah rasionalitas manusia yang mementingkan pencapaian maksimal tak mungkin terealisasi di saat bencana, oleh karenanya teknik heuristik lebih banyak diadopsi. Untuk kasus Kota Padang ciri availability heuristik cukup jelas terlihat dalam pembuatan keputusan peringatan dini tsunami. Secara umum tumpang tindih kewenangan antar penyelenggara penanggulangan bencana di Kota Padang sangat nyata terlihat mulai dari pembuatan keputusan hingga diseminasi informasi. Kewenangan pembuatan keputusan dan penyampaian informasi kepada publik menjadi domain yang ambigu karena tidak digariskan secara tegas dalam Perda Penanggulangan Bencana Kota Padang namun diklaim sebagai kewenangan walikota. Saran utama dari hasil penelitian ini ialah perlunya spesialisasi tugas bagi penyelenggara penanggulangan bencana di Kota Padang baik bagi lembaga/petugas teknis maupun bagi pembuat keputusan. Spesialisasi diharapkan mampu menjadi sarana penyelesaian konflik kewenangan. Selain itu pembentukan media center dan penunjukan juru bicara resmi juga patut direalisasikan segera untuk menghindari misinformasi saat bencana.
The majority studies of the tsunami early warning systems highlighting the empowerment and evacuation as a response to early warnings issued, with methods based on mathematical and information technology. This study highlights the other side of the early warning system that is a combination of administrative and political sides in decision-making early warning of tsunami in Kota Padang. From the decision point of view, the application of integrated decision support system in the Indonesian tsunami early warning system (InaTEWS) provides the type of warning to evaluate the actors before disseminated. This means that providers of disaster management in the region actually has the authority to continue beyond early warning messages issued by BMKG Jakarta. By utilizing the resources available, providers of disaster management in the region can set the local decision making (improvised. This research focuses on decision-making process within the framework of bounded rationality on tsunami early warning system in the city of Padang and dissemination of early warning information as a component of its derivatives. The main approach used is a qualitative approach by relying on in-depth interviews as an important instrument. The results of this research show that decision-making in early warning systems in Padang adopt a naturalistic model and work within the framework of bounded rationality. The main feature of bounded rationality appears on the limited knowledge of local providers of disaster management which impact on the ability to manage information for decision-making process of early warning. There is also a tendency that the decision about the early warning issued by Padang Mayor dominated ethical considerations, especially the values of religiosity, rather than factual considerations. Rules of human rationality that emphasizes the achievement of the maximum can not be realized in times of disaster, and therefore more widely adopted heuristic techniques. For the case of what happen in Padang, availability heuristic are quite clearly visible in the decision making of a tsunami early warning In general, the overlap between the administering authority for disaster management in the city of Padang is very obvious from the decision-making to dissemination of information. Decision-making authority and submission of information to the public domain becomes an ambiguous because it does not explicitly stipulated in the Perda Penanggulangan Bencana Kota Padang but claimed to be the mayor authority. The main suggestion from this research is to increase the job specialization of providers of disaster management in the city of Padang, both for institutions / technical staff as well as for decision makers. Specialization is expected to become a means of conflict resolution authority. Besides that the formation of a media center and the appointment of an official spokesperson should also be realized immediately to avoid misinformation during disasters.
Kata Kunci : Bounded rationality, Proses pembuatan keputusan, DSS, Heuristik, decision-making process, DSS, heuristic search