Interaksi sosial warga perumahan gated community dengan masyarakat sekitar :: Kasus Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar
CAHYONO, Triatmoko Ari, Ir. Suryanto, MSP
2010 | Tesis | S2 Magister Perencanaan Kota dan DaerahPerkembangan perumahan yang diselenggarakan oleh Pengembang saat ini mengalami perkembangan yang pesat di beberapa kota. Yang menjadi trend saat ini adalah perumahan dengan type cluster tunggal berpintu gerbang (“Gated Communityâ€), yaitu suatu perumahan yang terdiri dari beberapa rumah dengan satu jalur jalan dan mempunyai satu akses keluar masuk ke perumahan tersebut. Pertumbuhan tersebut dapat memicu munculnya fragmentasi kota, baik secara fisik maupun non fisik perkotaan, karena sifat enclave yang dmiliki perumahan-perumahan tersebut. Lokasi penelitian adalah di Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. Di kecamatan saat ini juga terjadi pertumbuhan perumahan “Gated Communty†yang sangat pesat. Hal ini disebabkan letak kecamatan yang berbatasan langsung kota Solo dan dilewati jalur utama Solo Semarang dan Yogyakarta. Di kecamatan tersebut dipilih 3 lokasi yang masing-masing mempunyai karakter fisik dan non fisik perumahan berbeda. Oleh sebab itu penting untuk diadakan penelitian mengenai dampak dari trend pertumbuhan tersebut. Dari penelitian ini diharapkan adanya suatu temuan mengenai dampak dari perumahan Gated Community terhadap kemungkinan interaksi sosial yang terjadi antara penghuni perumahan dengan warga masyarakat sekitar. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari bentuk interaksi sosial yang terjadi anatara penghuni perumahan Gated Community dengan masyarakat sekitar. Interaksi sosial merupakan suatu proses, sehingga kondisi saat sangat menentukan bentuk interaksi berikutnya. Dalam hal ini kondisi saat ini ditentukan dari kualitas interaksi yang ada saat ini. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi, maka akan dapat diketahui typologi perumahan Gated Community seperti apa yang dapat mempengaruhi bentuk dan kualitas interaksi sosial yag ada. Dalam penelitian ini menggunakan metode deduktif dengan analisa mix method yaitu kualitatif dan kuantitatif. Analisa kuantitatih dengan bantuan program SPSS untuk mengetahui kualitas interaksi dan faktor-faktor pengaruh. sedangkan analisa kualitatif dipakai untuk mengetahu bentuk interaksi. Hasil dari temuan menunjukan bahwa dari masing-masing perumahan yang mempunyai karakter fisik yang berbeda-beda juga mempunyai bentuk interaksi sosial yang berbeda. Bentuk interkasi juga mempunyai kualitas interaksi yang dapat menunjukan kecenderungan interaksi, dalam artian interaksi mempunyai perubahan bentuk dari yang semula positif menjadi interkasi sosial negative atau sebaliknya. Dalam analisis selanjutnya menunjukan bahwa ada kaitan antara faktor – faktor fisik yang mempengaruhi bentuk interaksi dan sejauh mana faktor fisik tersebut dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Kesimpulan menujukan bahwa faktor-faktor fisik terutama lokasi perumahan dalam pengertian aksesbilitas, ketersediaan sarana dan prasarana, bentuk pagar termasuk juga system keamanan dalam perumahan “ Gated Communityâ€, sangat mempengaruhi interaksi sosial antara penghuni perumahan dengan masyarakat sekitarnya. Berpijak dari sini maka disampaikan suatu rekomendasi kepada Pemerintah Daerah Selaku regulator kebijakan dalam memberikan ijin pembangunan suatu perumahan dengan penekanan pada lokasi perumahan ,sarana dan prasarana, dan desain pagar dan system keamanan pada perumahan Cluster dengan Satu Gerbang atau “Gated Communityâ€.
The housings built by developers in present time are experiencing fast growth in several cities. The popular trend in settlements is the type of single-gate cluster called Gated Community, i.e. the settlements that were consisting of several houses with one single way and having only one single access to enter to and exit from it. The growth in settlements can promote city fragmentation, both physically and non-physically of the cities because of enclave properties of the settlements. This research was conducted on Colomadu District in Karanganyar Regency. In this district, the fast growth of Gated Community settlements is also occurred, because the district is having direct border with Solo City and passed by main roads connecting Solo with Semarang and Yogyakarta. The research was choosing three locations in this district that having different physical and non-physical characteristics of settlements. The research found that every settlement having different physical characteristics is also has different social interaction form. Interaction form is also has a quality that can show interaction trend, i.e. interaction is experiencing form transformation from positive in the beginning into negative or vice versa. Further analysis shows that there is connection between physical factors influencing interaction form and how far these physical factors are influencing interaction form. The research result shows that physical factors, especially settlement location in connection with accessibility, infrastructure availability, fence wall form, and security system in Gated Community housings, are highly influencing social interaction between housing inhabitants and surrounding community. Based on the research result, it is recommended that Local Government as policy regulator must give good stressing to settlement location, infrastructure, fence wall design, and security system in its effort to issue housing development permit to cluster housings with one gateway or “Gated Communityâ€.
Kata Kunci : Interaksi, Gated community, Pemukiman