Laporkan Masalah

Evaluasi penggunaan sistem informasi manajemen obat pada instalasi farmasi Kabupaten-Kota se-Propinsi DIY

IRWANI, Maria, Dra. Siti Munawaroh, Apt., M.Kes

2010 | Tesis | S2 IKM-Manajemen dan Kebijakan Obat

Latar Belakang: Sistem Informasi dan Manajemen Obat (SIMO) merupakan komponen pendukung manajemen obat agar dapat berjalan secara efektif dan efisien. SIMO sangat dibutuhkan oleh Dinas Kesehatan untuk mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, karena jika pengelolaan informasi dilakukan secara manual banyak data yang terabaikan dan dampaknya sangat dirasakan dalam pengambilan keputusan. Di Provinsi DIY masing-masing Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten/Kota khususnya Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota (IFK) dalam pengelolaan obat publik menggunakan SIMO yang berbeda-beda mulai dari penggunaan secara manual, perkembangan teknologi informasi berbasis komputerisasi dan kombinasi dari keduanya. Tujuan Penelitian: Untuk mengevaluasi penggunaan SIMO dalam pengelolaan obat publik pada IFK se-Provinsi DIY meliputi komponen input, process, output. Metode Penelitian: Studi kasus deskripsi analitik non eksperimental. Unit analisis adalah seluruh IFK yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Data yang dikumpulkan berupa data kualitatif dan kuantitatif. Informasi didapat dari observasi, telaah dokumentasi dan wawancara mendalam kepada pejabat yang terkait dengan farmasi (eselon IV) dan staf (petugas pengelola obat yang mengolah data menggunakan SIMO) di IFK se-Provinsi DIY. Hasil Penelitian: Penelitian dilaksanakan di 5 (lima) IFK se-Provinsi DIY. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 3 (tiga) model penggunaan SIMO pada IFK di Provinsi DIY, yaitu penggunaan secara manual (dilakukan oleh GFK Yogyakarta, IFK Bantul dan IFK Kulon Progo), penggunaan software Php My Admin dengan program pendukung Visual Basic yang didapat dari Depkes (dilakukan oleh IFK Gunung Kidul) dan penggunaan software Php My Admin dengan program pendukung MySQL yang dirancang sesuai dengan kebutuhan IFK Sleman. Penggunaan SIMO Depkes di IFK se-Provinsi DIY berjalan dalam kondisi yang belum maksimal karena belum adanya instruksi yang jelas dari Depkes untuk penggunaan SIMO pada IFK se-Provinsi DIY. Kesimpulan: Penggunaan SIMO Depkes dan SIMO IFK Sleman mempunyai tujuan yang sama yaitu Komputerisasi Sistem Informasi Manajemen Obat berbasis LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat). Penggunaan SIMO manual untuk pencatatan dan pelaporan pengelolaan obat secara umum mengikuti Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan (Depkes, 2002). Penggunaan SIMO yang bervariasi pada IFK se-Provinsi DIY masih didominasi dengan penggunaan secara manual, hal ini dikarenakan memudahkan verifikasi data bila terjadi gesekan hasil informasi.

Background: Medicine Management and Information System (Medicine MIS) is a supported component for the Medicine management in order that conducts effectively and efficiently. The Medicine MIS is needed by Regency Health Department to support decision making as soon as possible, fast and accurate, because if the information management is done using manual manner could be more data loss or neglected and automatically inhibit the decision making. Each Regency Health Department, i.e. Regency/City Pharmacy Installation (RCPI) in particular, in the Extra-Ordinary Province of Yogyakarta (EOPY), use different Medicine MIS in order to manage their medicines, using manual manner or MIS manner or both in combine Objectives: To evaluate the application of Medicine MIS to manage medicines in each RCPI in the EOPY whereas consists of three research variables such as input (HRD, facility, budget, data), process (collecting, processing, analyzing, appearing), and output (Medicine stock, requirement, procurement, and distribution). Methods: Using descriptive non-experimental analyses for each case study in each available RCPI respectively, in the EOPY. Collected data are obtained as data qualitative and data quantitative. Information is obtained through observation, document study, and in-depth interview with incumbent leaders of each RCPI and its operators in the application of Medicine MIS. Results: The research was conducted in 5 (five) RCPI in the EOPY. The research results show that there are 3 (three) models of the application of Medicine MIS, namely the conduction of manual manner (i.e. in the RCPI of Yogyakarta, RCPI of Bantul and RCPI of Kulon Progo), the application of PHP software My Admin using supported software Visual Basic which obtained from Health Department (HD) use of RCPI Gunungkidul and using supported software MySQL which designed compliance to the requirement of RCPI Sleman. The use of Medicine MIS of HD in the EOPY is unfortunately conducted is not maximal yet, however that is unclearly instruction from incumbent leaders of HD to use the Medicine MIS in the EOPY. Conclusions: The use of Medicine MIS of HD and Sleman has the same purposes, namely computerization of Medicine MIS based on LPLPO (the Report of Usage and Requirement of Medicines). The use of Medicine MIS manual for recording and reporting generally following the Manual of Guidelines for the Management of Public Medicine and Health Supplies (HD, 2002). The use of Medicine MIS are varied and depend on each RCPI in the EOPY whereas dominated by the use of manual manner, these are due to abridgment of data verification if that happened unfortunately faulty data traffic.

Kata Kunci : SIMO,Manajemen,Sistem,Informasi,Pengelolaan obat, evaluation, Medicine, management, information, system


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.