Laporkan Masalah

Kajian potensi hutan adat dan kearifan lokal masyarakat sebagai obyek dan daya tarik wisata alam :: Studi di Desa Baru Pangkalan Jambu - Jambi

SJARIF, Prof. Dr. Ir. Chafid Fandeli, MS

2010 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

Salah satu sasaran kebijakan strategis pembangunan di Kabupaten Merangin, adalah pariwisata di Kabupaten Merangin menjadi tulang punggung pendapat asli daerah (PAD). Namun demikian potensi pariwisata khususnya wisata alam belum banyak tergali karena kurangnya informasi kawasan yang dapat dikembangkan untuk kegiatan pariwisata alam, sehingga untuk memperoleh pendapatan di sektor wisata masih jauh dari harapan. Desa Baru Pangkalan Jambu yang berada di wilayah kecamatan pemekaran di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi, merupakan salah satu desa yang diharapkan mampu memberikaan kontribusi dari sektor wisata. Karena itu penelitian ini bertujuan mengetahui potensi obyek dan daya tarik wisata alam dan wisata budaya, mengetahui kearifan masyarakat adat dalam mempertahankan sumberdaya alamnya, dan melaksanakan penilaian obyek dan daya tarik wisata alam untuk ditetapkan menjadi destinasi wisata. Metode penelitian digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif (descriptive research) yakni mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah Desa Baru Pangkalan Jambu mempunyai potensi keanekaragaman flora dengan 58 jenis tumbuhan berkayu, keanekaragaman fauna dengan 82 jenis lansekap yang indah, 4 buah air terjun, dan budaya masyarakat berupa perkawinan adat, kerajinan tangan, tarian dan doa turun padang, terutama kearifan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alamnya. Penilaian terhadap produk wisata, cukup tinggi yakni nilai 113 (kelas A), dengan perincian nilai : lansekap 23, keanekaragaman flora 15, keanekaragaman fauna 13, keunikan 4, otentitas 5, keutuhan 4, aksesibilitas 9, fasilitas 31, kelembagaan 4, dan dukungan masyarakat 5. Sehingga potensial untuk dijadikan kawasan ekowisata.

One of the aims of development’s policies in Merangin Regency was the ecotourism becoming the backbone of native income of this district. This potency was not deeply extracted because the lack of area information, especially for developing the eco tourism. It was the reason why the advantage was far from expectation. Pangkalan Jambu village taking place in the new sub district of this regency is one of the villages expected to give significant contribution of eco tourism. This study intends to identify the object and fascination of eco and cultural tourism, to know the community wisdom which aims to maintain the natural resources, and to assess the objects for determining the destination of the tourism’s objects. The method used was descriptive approach. This method describes some variables related to the problems and units which were researched by using qualitative and quantitative approach. The result showed that Pangkalan Jambu village has the potencies of flora diversity which consist of 58 species of trees and the potencies of fauna diversity which consist of 82 landscape, 4 waterfalls and local culture such as traditional wedding, handmade, folk dancing and “ turun padang” magic spell, especially community wisdom and natural resource’s usage. The assessment of tourism’s products was relatively high in score 113 (A Level), with detailed score; landscape 23, flora diversity 15, fauna diversity 13, uniqueness 4, exclusivity 5, perfection 4, accessibility 9, facility 31, organization 4, and community support 5. This means that this area is potential for being the tourism area.

Kata Kunci : Wisata, Potensi, Produk, Penilaian, tourism, potency, products, assessment


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.