Laporkan Masalah

Tata ruang permukiman komunitas Hindu di Dusun Jenglong Desa Sukodadi, Kecamatan Wagir Kabupaten Malang

ANGGRAYANI, Irma, Ir. Sudaryono, M.Eng., Ph.D

2010 | Tesis | S2 Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Wilayah Dusun Jenglong merupakan salah satu dusun di Desa Sukodadi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Mayoritas masyarakat yang tinggal di Dusun Jenglong memeluk agama Hindu dan notabene adalah masyarakat Jawa dengan gaya hidup orang Jawa. Tatanan ruang permukiman di Dusun Jenglong sangat dijiwai oleh nilai-nilai yang bersumber pada peraturan dan pedoman agama Hindu. Mereka tetap menghargai budaya lokal setempat, sehingga bentuk kehidupan masyarakat pada dusun tersebut tetap berjalan secara tradisional. Hasil penelitian ini bertujuan untuk menemukan nilai spasial tata ruang permukiman komunitas Hindu di Dusun Jenglong Nilai spasial yang terbentuk berupa tata tingkat keruangan, ruang sakral dan ruang yang berbasis nilai-nilai transendental. Penataan permukiman di Dusun Jenglong diatur berdasarkan tingkat keruangan skala dusun dan skala karang/rumah yang tetap berlandaskan pada kaidah ajaran agama Hindu. Ruang sakral yang terbentuk merupakan ruang utama/suci umat Hindu di Dusun Jenglong sebagai tempat untuk melakukan peribadatan, yaitu berupa bangunan suci dan kawasan sakral. Konsep pembagian ruang berbasis nilai-nilai transendental merupakan pembagian ruang dengan nilai-nilai yang sangat mendasar yang terkait dengan keyakinan masyarakat. Ruang dengan nilai-nilai transendental ini terdapat di dalam sistem religi, sistem pengetahuan, sistem teknologi dan peralatan hidup, sistem kekerabatan, bahasa, sistem mata pencaharian dan kesenian. Konsep-konsep penataan kawasan atau lingkungan Hindu-Bali tidak sepenuhnya dapat diterapkan dalam konsep tata ruang di Dusun Jenglong. Konsep ruang di Dusun Jenglong dimodifikasi dari konsep ruang Hindu-Bali, yaitu mentrasplantasi dari konsep Tri Hita Karana, Tri Angga dan penentuan hulu (arah utama/suci pada kawasan). Hanya 3 (tiga) konsep ini saja yang saat ini bisa diterapkan di wilayah Dusun Jenglong. Dikarenakan perbedaan kondisi geografis, perkembangan teknologi, serta perbedaan kebudayaan lingkungan telah terjadi perbedaan dan penyesuaian dalam penerapan konsep tata ruang yang seharusnya berlaku dalam suatu kawasan atau lingkungan Hindu-Bali.

Dusun Jenglong is one of the rural areas in Sukodadi Village, Sub-district of Wagir, Malang Regency. Majority of the communities who live in this area are Hindu followers, and are certainly Javanese communities that live in a Javanese way. Settlement pattern at Dusun Jenglong is mostly inspired by the values originated from the rules and the learning of Hindu, which respect the local customs; therefore, the form of the community live at the village is still in a traditional way. The objective of the study is to find out the spatial values in the settlement layout of the Hindu community at Dusun Jenglong. Spatial values established within the settlement include spatial hierarchy, sacred space, and transcendental values-based space. The order of the settlement pattern at Dusun Jenglong is ordered based on the spatial hierarchy at village level and homeyar/house level, which are still based on the Hindu’s principles. Established sacred space constitutes the primary/holy space for Hindu followers at Dusun Jenglong; as a place for worship. It includes a holy building and sacred area. The concepts of spatial allocation is based on the transcendental values that are found in their religious, knowledge system, technological system, life apparatus, kinship relation system,language, living system, and arts. The concepts of areal or environmental orderings in Hindu-Bali is not fully apply to the concept of spatial layout at Dusun Jenglong. Spatial concept at Dusun Jenglong is modified from the spatial concepts of Hindu-Bali, i.e. by transplanting from the concept of Tri Hita Karana, Tri Angga and the determination of upstream (main/holy direction at the area). Only three concepts of Hindu-Bali that apply at Dusun Jenglong due to dissimilarities in geographical condition, technological advance, as well as difference in environmental culture that may induce difference and adjustment in applying the spatial layout concept that otherwise apply to a Hindu-Bali area or environment.

Kata Kunci : Tata ruang permukiman,Tata tingkat keruangan,Ruang sakral,Ruang berbasis nilai transendental ;Settlement Pattern, Spatial hierarchy, Sacred Space, and Transcendental Values-Based Space


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.