Laporkan Masalah

Alih fungsi lahan sawah dan dampaknya terhadap produksi padi di eks Karesidenan Surakarta

WARDANI, Corryati, Dr. Ir. Slamet Hartono, SU., M.Sc

2009 | Tesis | S2 Ekonomi Pertanian

Sebagai makanan pokok bagi lebih dari 220 juta jiwa penduduk Indonesia, beras merupakan komoditas yang memiliki nilai strategik dari segi ekonomi maupun sosial dan politik bagi bangsa Indonesia. Lahan sawah andalan dalam memproduksi padi, sekitar 90% produksi beras nasional dihasilkan dari usahatani padi sawah. Pertumbuhan penduduk dan kemajuan pembangunan sektor non pertanian menyebabkan permintaan lahan semakin meningkat sehingga terjadi persaingan penggunaan lahan sektor pertanian dan non pertanian. Akibatnya banyak lahan sawah, terutama yang berada di sekitar perkotaan, mengalami alih fungsi. Penelitian dilakukan di Eks Karesidenan Surakarta untuk mengetahui tren luas lahan sawah, faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan sawah, dampaknya terhadap produksi padi serta kemampuan wilayah Eks Karesidenan Surakarta dalam memenuhi kebutuhan beras. Tren luas lahan sawah dianalisis menggunakan trend linier dengan metode kuadrat terkecil, estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan sawah menggunakan model seemingly unrelated regressions (SUR), model fungsi produksi dianalisis dengan regresi linier berganda (ordinary least square) dan kemampuan memenuhi kebutuhan beras dihitung dengan cara membanding produksi dengan kebutuhan beras. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data time series tahun 1987–2006 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Badan Pertanahan Nasional, Dinas Pertanian dan Departemen Pertanian. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) tren luas lahan sawah mengikuti tren linier yang menurun untuk wilayah Kabupaten Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen dan Kota Surakarta. Kabupaten Wonogiri mengikuti tren linier yang meningkat. Tren luas lahan sawah di Kabupaten Boyolali dan Eks Karesidenan Surakarta secara keseluruhan mengikuti tren logaritmik. (2) Faktor yang dominan mempengaruhi alih fungsi lahan sawah di wilayah Eks karesidenan Surakarta adalah land rent, namun tidak berpengaruh di Kabupaten Klaten. PDRB Pertanian tidak berpengaruh di Kabupaten Klaten dan Sukoharjo. Panjang jalan di Kabupaten Sukoharjo, Kota Surakarta dan Eks Karesidenan Surakarta tidak berpengaruh terhadap alih fungsi lahan sawah. NTP tidak berpengaruh terhadap alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Boyolali, Sukoharjo dan Karanganyar. Kepadatan penduduk berpengaruh terhadap alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Sukoharjo, Kota Surakarta dan Eks Karesidenan Surakarta secara keseluruhan. PDRB Jawa Tengah mempengaruhi alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Sragen, Kota Surakarta dan Eks Karesidenan Surakarta secara keseluruhan. Sedangkan alih fungsi lahan sawah yang dipengaruhi oleh Dummy Otonomi Daerah hanya di Kabupaten Sukoharjo, Wonogiri dan Eks Karesidenan Surakarta secara keseluruhan. (3) Produksi padi di wilayah Eks karesidenan Surakarta di masing-masing wilayah maupun keseluruhan dipengaruhi oleh produktivitas. Indeks pertanaman berpengaruh terhadap produksi padi Kabupaten Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Kota Surakarta dan Eks Karesidenan Surakarta secara keseluruhan. Alih fungsi lahan sawah hanya berpengaruh di Kabupaten Sukoharjo, Karanganyar, Sragen dan Kota Surakarta. Sedangkan produksi padi yang dipengaruhi oleh harga urea adalah di Kabupaten Klaten, Wonogiri dan Eks Karesidenan Surakarta secara keseluruhan. (4) Terjadi surplus produksi beras di masing-masing wilayah Eks Karesidenan Surakarta. Sesuai dengan hasil penelitian, perlu upaya pelestarian lahan sawah, land rent pertanian sangat mempengaruhi alih fungsi lahan sawah, hendaknya pemerintah memperhatikan kebijakan dalam penentuan harga input dan output, perlu pengembangan penerapan teknologi usaha tani yang sesuai dan perbaikan infrastruktur jaringan irigasi untuk meningkatkan produktivitas lahan.

As the main food for more than 220 million of indonesian people, rice has strategic value in economical, social and political aspects. Paddy field produces and supported approximately 90% of national rice production. The population growth and the increasing of non agricultural sector development cause the increasing of land demand and the competition between land agriculture and non-agricultural sector. It impacts paddy field conversion especially around the city. Research held at Ex-Surakarta District Region. The objective of this research are identifying The Trend of paddy field area, factors influence paddy field conversion, impact to paddy production and the capability of Ex-Surakarta District Region in the fulfilment of rice demand. The trend of paddy field area analized by linier trend using the least square method, estimate of factors influence paddy field conversion using seemingly unrelated regressions (SUR) model. Model of function production analyzed by double linier regretion (ordinary least square) and the fullfillment of rice demand was calculated by comparing of production and rice demand. This research uses secondary data consist of data series in the year of 1987 to 2006 from Buerau of Statistical Center, National Agrarian Institution, Agriculture office at Subdistrict and Ministry of Agriculture. The result of the research shows ; (1). The trend of paddy field area follow the decreasing linier trend for sub district of Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen dan Surakarta City. It follows the increasing of linier trend in Wonogiri District. The trend of paddy field area at Boyolali sub district and ex-Surakarta District Region follows logarithmic trend. (2). The main factor influence paddy field conversion at Ex- Surakarta District Region is land rent, it does not influence only at Klaten District. GDP of Agriculture does not influence at Klaten and Sukoharjo District. The length of road at Sukoharjo District, Surakarta City and Ex-Surakarta District Region do not influence to the conversion of paddy field. Farmer Term of Trade (NTP) does not influence to the conversion of paddy field at Boyolali District, Sukoharjo and Karanganyar. The density of population influences to the conversion of paddy field at Sukoharjo, Surakarta City and Ex-Surakarta District Region. GDP of Central Java influence to the conversion of paddy field at Sragen District, Surakarta City and Ex- Surakarta District Region. Otherwise the conversion of paddy which influenced by Dummy Regional Authority is only happened at Sukoharjo District, Wonogiri and Ex-Surakarta District Region. (3). Paddy production at Ex-Surakarta District Region in each and around area are influenced by productivity. Plant index affects to paddy production at Klaten District, Sukoharjo, Wonogiri, Surakarta city and Ex-Surakarta District Region around area. The conversion of paddy field is only affected at Sukoharjo District, Karanganyar, Sragen and Surakarta City. Paddy production is influenced by Urea prices at Klaten District, Wonogiri and Ex-Surakarta District Region. (4). Surplus of rice production happened in each Ex-Surakarta District Region. Based on the research result, it is important to conserve of paddy field. Land rent significantly influence to the paddy field conversion. The government should give attention to the policy of input and output prices, develop applicable farming technology and the improvement of farm irrigation infrastructure to increase land productivity, so that economic surplus will be arrise and push the farmers to work on agricultural sector.

Kata Kunci : Tren,Alih fungsi lahan sawah,Produksi padi,Surplus,minus, Trend, Paddy Field Convertion, Paddy Production, Surplus/Minus.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.