Pengaruh amniotomi terhadap lama fase aktif dan luaran janin pada induksi persalinan dengan misoprostol
NURHAYATI, Nanik, Prof. Dr. dr. H. Moh. Hakimi, Ph.D, SpOG(K)
2009 | Tesis | S2 PPDS 1-Obstetri dan GinekologiLatar belakang: Persalinan bagi sebagian wanita memberikan rasa takut dan cemas, terutama pasien yang dilakukan induksi persalinan. Morbiditas ibu dan janin akan meningkat bila terjadi partus lama seperti kelelahan, infeksi dan asfiksia janin. Amniotomi merupakan salah satu komponen manajemen aktif persalinan karena dikatakan dapat mempersingkat waktu persalinan. Tujuan: Mengetahui pengaruh amniotomi terhadap lama persalinan dan luaran janin pada pasien yang diinduksi persalinan dengan misoprostol. Rancangan penelitian: Prospective randomized controlled trial. Bahan dan cara: Sebanyak 144 subyek penelitian dari RS dr.Sardjito, RSUD Wonosari, RSUD Sleman, RS Klaten, Puskesmas Tegalrejo dan Mergangsan dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 72 pasien yang mendapat induksi persalinan dengan misoprostol. Kelompok intervensi dilakukan amniotomi pada saat dilatasi serviks 3-4cm dan kelompok kontrol tidak dilakukan amniotomi. Lama fase aktif, kejadian partus tak maju, kejadian asfiksia janin, dan kejadian seksio sesarea diamati pada kedua kelompok. Hasil diolah secara komputerisasi, t-test dan chi square merupakan cara analisis statistik. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna secara statistik diantara kedua kelompok dalam hal lama fase aktif. Kelompok intervensi lama fase aktif lebih singkat dengan waktu (197,57 ± 74,78 menit) dibandingkan dengan kelompok kontrol (288,75 ± 95,82 menit) dengan perbedaan mean 91,18 95% CI (62,86-119,50). Kejadian partus tak maju secara klinis berbeda tapi secara statistik tidak berbeda bermakna dengan nilai RR 0,33 95% CI (0,09 -1,18). Kejadian asfiksia menit pertama tidak berbeda bermakna dengan nilai RR 0,67 95% CI (0,20-2,26). Tidak didapatkan kejadian asfiksia menit kelima, seksio sesarea. Simpulan: Amniotomi yang dilakukan pada pasien induksi misoprostol terbukti mempersingkat lama fase aktif, kejadian partus tak maju berbeda secara klinis tapi tidak berbeda secara statistik. Kejadian asfiksia janin, seksio sesarea tidak dipengaruhi oleh amniotomi.
Background: Labors can release anxiety and fear for some women, especially for women who undergoing induction with misoprostol. Prolonged labor increases maternal and fetal morbidity, e.g. infection, weakness, and fetal asphyxia. Amniotomy is used to accelerate labor. Objective: To determine the effect of amniotomy to the duration of labor and fetal outcome on the labor. Design: Prospective randomized controlled trial. Method: The study was conducted in Sardjito, Wonosari, Sleman, Klaten Hospital, Mergangsan and Tegalrejo primary health care. A total of 144 eligible subjects were ramdomly assigned to a treated (amniotomy) and a control (not amniotomy) group. Amniotomy was at 3-4cm cervical dilatation. The duration of active phase, rate of unprogressed labor, Apgar score, and cesarean section were outcome to be measured. Data were processed by data processor software, t-test and chi square were used for statistical analysis. Results: There was significantly different between treated and control group in length of labor (197,57 ± 74,78 minutes versus 288,75 ± 95,82 minutes with mean difference 91,18 95% CI (62,86-119,50). The incidence of unprogressed labor was clinically different, but no significantly different with the value of RR 0,33 95% CI (0,09 -1,18). There is no significantly different on first minute asphyxia with the value of RR 0,67 95% CI (0,20-2,26). No difference in the fifth minute asphyxia, cesarean section rate in both group. Conclusion: Amniotomy was proven to shorter the first stage of labor on women undergoing misoprostol induction. No influence on the rate of asphyxia, unprogressed labor, cesarean section.
Kata Kunci : Amniotomi,Induksi misoprostol,Lama aktif,Asfiksia,Amniotomy, misoprostol induction, duration of active phase, asphyxia