Pengaruh komposisi campuran arang kulit kakao dan arang pelepah kelapa terhadap karakteristik biobriket
RAHMAN, Abdul, Dr. -Ing. Ir. Harwin Saptoadi, MSE
2009 | Tesis | S2 Magister Sistem TeknikBriket biomassa merupakan bahan bakar ramah lingkungan yang tidak banyak memberikan dampak terhadap pemanasan global. Sekarang ini, kebutuhan akan energi alternatif untuk industri rumah tangga semakin meningkat di Indonesia dan banyak negara lainnya. Salah satu energi alternatif tersebut adalah briket biomasa. Kulit kakao dan pelepah kelapa merupakan bahan baku yang potensial untuk diproduksi menjadi biobriket. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui pengaruh komposisi campuran arang kulit kakao dan arang pelepah kelapa terhadap karakteristik biobriket. Bahan baku kulit kakao dan pelepah kelapa di pirolisis terlebih dahulu untuk dijadikan arang. Arang kemudian dihancurkan setelah itu diayak menggunakan mesh 40. Arang yang telah halus kemudian dicampur dengan bahan perekat yaitu perekat kanji dan perekat ubi hutan untuk dijadikan briket. Variasi komposisi campuran arang kulit kakao dan arang pelepah kelapa untuk masing – masing perekat adalah 0% : 100%, 25% : 75%, 50% : 50%, 75% : 25%, dan 100% : 0%. Briket kemudian dikeringkan, setelah itu di analisis kandungannya. Nilai kalor tertinggi dari campuran antara arang kulit kakao dan arang pelepah kelapa adalah 5823,11 kalori/gram dengan perekat kanji (K25 P75) dan 5508,62 kalori/gram dengan perekat ubi hutan (K25 P75). Kadar abu terendah dari campuran antara arang kulit kakao dan arang pelepah kelapa adalah 12,42% dengan perekat kanji (K25 P75) dan 10,81% dengan perekat ubi hutan (K25 P75). Kesimpulan dari penelitian ini adalah : setiap penambahan arang kulit kakao ke dalam briket akan menurunkan nilai kalor, kadar zat mudah menguap dan kadar karbon terikat. Sebaliknya, setiap penambahan arang pelepah kelapa ke dalam briket akan menaikkan nilai kalor, kadar zat mudah menguap dan kadar karbon terikat.
Biomass briquette is environmentally friendly biofuel with no net contribution to global warming. Today, the demand for alternative energy resources for home industries is rapidly increasing in Indonesia and many other countries. One of the alternative energy is biomass briquette. Cocoa shell and coconut bunch are the potential raw materials for briquette production. The objective of this research is to identify the effect of composition between cacao shell char and coconut bunch char to characteristics of biobriquette. First, the raw material of cocoa shell and coconut bunch were pyrolized to obtain char. The char from cocoa shell and coconut bunch were crushed and sieved in 40 mesh, then mixed with cassava starch or ubi hutan starch as binder. The last step was pressing the briquette. Composition of cocoa shell and coconut bunch for each binder were 0% : 100%, 25% : 75%, 50% : 50%, 75% : 25%, and 100% : 0%. The briquettes were dried prior to the proximate analysis. The highest calorific value is 5,823.11 cal/gr from sample K25 P75 (cocoa shell 25% and coconut bunch 75% using cassava starch as binder) and 5,508.62 cal/gr in sample K25 P75 (using ubi hutan as binder). The lowest ash contain is 12.42% from sample K25 P75 (using cassava starch as binder) and 10.81% in sample K25 P75 (using ubi hutan as binder). The main conclusions of this research are : the increase of cocoa shell char in composition of the briquette will decrease the calorific value, volatile matter and fixed carbon. On the contrary, the increase of coconut bunch char in composition of the briquette will increase the calorific value, volatile matter and fixed carbon of briquette.
Kata Kunci : Kulit kakao,Pelepah kelapa,Perekat,Briket, cocoa shell, coconut bunch, binder, briquette